Bagian 32

4.3K 161 5
                                    

Elvano selalu saja melamun semenjak keluar dari kantor Atharva sampai rapat pun ia tak bisa berkonsentrasi. Apakah sekarang ia harus bisa menerima fakta bahwa Alunnanya memang sudah tidak ada, tapi hatinya berkata lain, hatinya sangat yakin jika Alunna masih hidup dan ia sengaja bersembunyi dari dirinya.

Baiklah mungkin aku harus merelakan Alunna pergi dan aku harus mencari kehidupan baru ku sendiri. Batin Elvano.

"Tuan ada apa? saya liat dari tuan seperti memikirkan sesuatu?" Tanya Listia sekarang mereka sekarang berada disebuah cafe.

"Saya memikirkan Alunna, kemarin saya melihatnya disebuah restoran dan aku tadi pergi ke kantor kakaknya Alunna mencari kejelasan. Tapi ia tetap mengatakan bahwa Alunna memang sudah pergi bahkan kak Atharva mengira aku stress, meminta ku agar melanjutkan hidup tidak stuck terus pada Alunna." curhat Elvano pada Listia.

"Menurut saya yang dikatakan kakak ipar tuan sudah benar. Tuan harus mencari pendamping hidup, lupakan yang sudah tiada dan ingatlah sesuatu yang baru. Banyak perempuan diluar sana yang ingin menjadi istri tuan"

"Kau benar Listia mungkin saya harus mencari pengganti Alunna. Kau mau membantu saya melupakan Alunna?" Listia tertegun mendengar ucapan Elvano.

"Ma--maksud tuan?"

"Bantu saya agar kau bisa menggantikan posisi Alunna dihati ini" Elvano menepuk dadanya, hati Listia berbunga. Itu artinya Elvano mintanya untuk berjuang menggeser posisi Alunna.

Listia tersenyum lalu menggenggam tangan Elvano yang mengalirkan kehangatan "Saya akan berusaha tuan"

"Kalau begitu jangan panggil saya tuan tapi panggil nama saya saja" Listia mengangguk.

Semoga keputusan yang kuambil dengan memilih Listia sebagai pengganti Alunna adalah pilihan yang tepat. Elvano membatin.

🔵🔵🔵🔵🔵

Atharva mengantarkan sikembar pulang. Saat ia memberitahu jika Ezkio terjungkal dari pundaknya Alunna langsung memarahi sang kakak yang ceroboh dalam menjaga putranya. Ia kapok membuat ibu hamil marah, kemarahannya meyeramkan. Pikir Atharva.

"Ini juga bukan sepenuhnya salah kakak kok Al, Ez nya aja yang gk bisa jaga keseimbangannya makannya yungsep tuh bocah" Atharva berusaha membela diri.

"Ya seharusnya kakak bisa lebih hati-hati lagi. Sekali lagi kakak ceroboh aku tenggelemin dilaut biar dimakan paus sekalian" Atharva diam tak ingin melawan ucapan sang adik.

Atharva melirik sikembar yang ada dibelakang Alunna sedang cekikikan melihat Atharva dimarahi sang ibu. Atharva memelototan matanya pada sikembar membuat mereka menyembunyikan diri takut diterkam sang paman.

"Yaudah sana kakak balik kekantor aja, kalo Jeriko tau kakak bisa dipukul sama dia"

"Iya kakak pulang, bye!"

🔳🔳🔳🔳🔳

Elvano terbangun dari tidurnya saat ia mencoba berdiri kepalanya berputar yang membuatnya kembali menjatuhkan diri diranjang tak kuat menahan rasa sakit yang mendera kepalanya.

"Listia!" Elvano berteriak sembari memegangi kepalanya yang berdenyut.

Listia langsung masuk kedalam kamar Elvano, membantu dirinya dan memberikannya obat sakit kepala. Dia membantu membaringkan Elvano saat dirinya menyentuh kening Elvano keningnya terasa hangat.

"Elvano aku akan menghubungi dokter untuk memeriksa keadaanmu" Elvano menyuruh Listia menghubungi dokter menggunakan ponselnya.

Saat ia menyalakan ponselnya hatinya seperti teriris melihat wallpaper ponsel Elvano yaitu foto Alunna. Ia menepikan rasa cemburunya, segera ia menghubungi sang dokter.

Married A Ladykiller Expert (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang