Bagian 8

7K 262 3
                                    

Alunna segera berlari menghampiri Elvano ketika ia melihat suaminya menuruni tangga lalu ia memapahnya untuk duduk disofa karena kondisinya masih lemas. Jovanka dan Dylan justru tertawa pelan membuat Elvano mendelik tajam kearah keduanya. Dan Alunna sudah pergi kedapur untuk menemui Mia agar membuatkan mereka minuman.

"Kenapa ketawa?" Kembali lagi aura dinginnya.

"Slow dong dude, lucu aja sih pria kayak lo bisa sakit ya gk lan?" Jovanka menyikut lengan Dylan dan langsung diangguki olehnya.

"Ada yang larang kalo orang kek gue bisa sakit?" Jawabnya tak santai membuat kedua sahabatnya kembali tertawa.

"Ck biasanya bercinta berjam-jam gk bikin lo sakit giliran kerja lembur langsung tepar" ledek Dylan yang langsung mendapatkan lemparan bantal sofa dari Elvano.

"Itu beda urusan! Ngapain kalian kesini? Mau jenguk apa mau liat istri gue?" Sindirnya.

"Liat istri lo lah! sorry kita gk ada waktu buat jenguk lo" sontak ucapan mereka mendadak kompak seperti ucapan itu sudah dihapal diluar kepala.

Elvano memilih diam dan mengabaikan ucapan kedua sahabatnya yang membuatnya kembali pusing. Mia datang dengan membawa tiga gelas minuman dan meletakkannya diatas meja.

"Mia dimana Alunna?" Kata Elvano.

"Nyonya pergi ketaman belakang tuan" jawabnya sopan.

"Bagus! Jangan biarkan Alunna kesini saya tidak ingin dua pria ngenes ini bertemu lagi dengan istri saya" Mia mengangguk dan beranjak pergi.

"Yaelah baperan amat, katanya gk cinta sama istrinya tapi possesif ke dia dasar labil lo! Inget lo itu udah tua bukan abg lagi" gerutu Jovanka.

"Berisik! Kalo nyampah jangan disini mending pergi dari mansion gue" ucap Elvano ketus.

"Tenang kita bakalan pergi setelah ngasih tau informasi penting buat lo" nada suara Dylan terdengar serius membuat Elvano menegakkan tubuhnya.

"Informasi penting apa?" Satu alisnya terangkat.

"Ini tentang Chalse van ternyata selama ini dia cuman mau harta lo dia sama sekali gk cinta sama lo. Dan lebih parahnya lagi semalem dia malah asik-asikan berduan sama pria lain di klub" papar Jovanka.

"Gue gk percaya!" Jawab Elvano tegas.

"Udah kita duga kalo lo gk bakal percaya sama omongan tanpa bukti. Maka dari itu kita udah mengumpulkan berbagai macam bukti seratus persen akurat dan terpercaya" ucap Dylan antusias.

Dylan mengeluarkan amplop coklat yang didalamnya berisi foto dan handycam. Semua bukti nyata telah terpampang jelas dihadapan Elvano. Rahangnya mengeras dan tatapannya menunjukkan rasa kebencian dan amarah setelah melihat kelakuan Chaelse yang sebenarnya.

"Menjijikkan!" Ucap Elvano.

"Gimana masih gk mau percaya juga? Kita sampai rela jadi detektif buat nyelidikin Chaelse karena kita gk mau lo terjebak dalam permainan wanita licik itu."

"Bener kata Jo van, dan gue juga yakin kalo Alunna gk pernah ada niat buat mencelakai Chaelse. Mansion lo dilengkapi cctv kan? Kita bisa cek saat kronologi itu" tambah Dylan.

Elvano baru sadar jika semua sudut ruangan terpasang cctv. Waktu itu ia terlalu khawatir tentang keadaan Chaelse hingga ia tak bisa melihat kejadian sebenarnya.

"Roland!" teriak Elvano.

"Iya tuan ada apa?"

"Cepat ambilkan laptop diruang kerja saya" perintahnya.

Married A Ladykiller Expert (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang