6. Another Tired Day

720 113 17
                                    



KEY POV

Pak Fatih dengan segera memanggilku ke ruang konseling ketika melihatku baru memasuki gerbang sekolah. Aku hanya mengangguk saja dan mengekor di belakangnya. Aku sudah tahu resiko yang akan terjadi jika aku melanggar peraturan sekolah, dan bolos adalah hal yang sangat mustahil untuk dilakukan oleh orang sepertiku. Aku yakin jika suasana kelas kemarin ramai sekali saat aku tak kunjung kembali ke kelas setelah jam istirahat.

"Jadi, kemarin kamu beneran bolos?" tanya Pak Fatih tepat setelah menempatkan dirinya di atas kursi.

"Ya, Pak."

Terdapat kerutan di kening Pak Fatih saat mendengar suaraku yang tak bergetar sama sekali. Mungkin aku terlihat berani karena mengakui kesalahan dengan nada tegas seperti itu, habis bagaimana lagi? Aku memang sudah melakukan kesalahan.

"Kamu tahu kan hukumannya?"

"Membersihkan kamar mandi dan dapat 60 poin."

"Bagus. Bersihkan kamar mandi sepulang sekolah."

"Baik, Pak."

Aku akan keluar dari ruang konseling jika saja Pak Fatih berdehem dan membuatku kembali menghadapnya.

"Apa ada yang kurang, Pak?" tanyaku, memastikan.

"Kamu beneran bolos sama Brian?"

Aku terdiam, lalu mengangguk sepelan mungkin. Napas Pak Fatih menghela dengan panjang.

"Sebenarnya Bapak nggak setuju kamu sama Brian, tapi kalau masalah hati manusia nggak bisa ngatur emang."

"Maksudnya, Pak?"

"Semoga aja Brian bisa berubah lebih baik gara-gara pacaran sama kamu. Pokoknya jangan kamu yang berubah lebih buruk. Jangan ngikutin Brian bolos-bolos lagi."

"Hah?" Aku tidak tahan untuk tak tersentak. "Bu-bukan seperti itu, Pak. Saya nggak pacaran sama Brian," ucapku dengan terbata-bata karena keterkejutan yang masih berlangsung.

Namun bukannya diam dan mendengarkan penjelasaku, Pak Fatih malah tersenyum. "Nggak apa, nggak perlu malu. Semuanya juga sudah tahu."

What?

Bagaimana bisa semua orang bisa tahu gossip itu? Apa Anggun begitu membenciku hingga dia menyebarkannya?

"Oh ya, karena kamu udah pacaran sama Brian kamu bisa kasih bimbingan ke dia? Semacam jadi tutor. Kamu tahu sendiri kan nilai Brian itu kayak gimana."

Belum cukup dengan kabar yang menamparku di pagi hari itu, Pak Fatih kembali mengatakan hal yang diluar dugaan.

Menjadi tutor Brian bagaimana maksudnya?!

"Tapi, Pak..."

Rasanya saat ini air mukaku sangat memelas, berharap jika yang dikatakan beliau adalah bohongan.

"Bunda Brian selalu minta agar Brian dapat pelajaran tambahan tapi dasar Briannya susah diatur jadi semua guru udah nyerah sama dia."

"Pak, saya—"

"Tenang aja, ada bayarannya kok, Key."

Aku yang kembali ingin menolak langsung terdiam. Pak Fatih tersenyum. Seperti dia mengerti jika aku akan mempertimbangkan tawaran ini jika mendapat imbalan.

"Kalau begitu mulai sekarang kamu bisa kasih tutor. Nanti saya hubungi Bunda Brian. Kamu juga bilang ke pacarmu itu ya."

"Mulai sekarang? Tapi, Pak—"

FATAMORGANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang