"Nata"
"Hm"
"Kamu masih marah...?"
"Hm"
Sahutan-sahutan singkat itu membuat lawan bicara menjadi kesal,karena merasa di abaikan.saat ini baik naruto maupun hinata keduanya sama-sama ada di ruang tv di apartemen hinata,setelah tau hinata tinggal di apartement yang sama dan menjadi tetangga nya lagi naruto lebih betah berlama-lama di apartement hinata ketimbang apartement nya sendiri.
"Dengar yah Nat...bukan salah aku jika aku terlahir tampan---" alis hinata mengangkat satu mendapati sahabat pirang nya kini sedang ber nasis ria "---dan bukan salah ku juga jika para gadis tergila-gila padaku". Dan hinata semakin memasang muka datarnya mendapati tingkat kepedean naruto yang terlalu ofer.
"Mereka terus saja menyatakan cinta padaku meski aku terus menolak nya...kau tau bagaimana rasa nya itu sangat mengganggu,padahal aku hanya ingin bersekolah dengan tenang.aku selalu bersikap sederhana dan tidak suka mencari perhatian...kenapa sih mereka tidak tergila-gila kepada si teme aja" tutup naruto dengan lesu.
"Huftt..." hinata pun menghembuskan nafas panjang melihat sahabat pirang nya yang kini terlihat frustasi,kenapa juga dengan sahabat nya ini...tadi bernasis ria sekarang malah berubah menjadi sesi curhat tentang kemalangan nya yang di gilai banyak gadis.
Dalam hati hinata mengumpat membenar kan,sahabat pirang nya ini emang menawan...dia menjelma layak dewa yang penuh dengan kharisma...sangat pantas jika banyak gadis yang menggilai nya.haah....hinata semakin minder diri...apakah dia masih pantas menyukai naruto sahabat nya ini.
"Nat..." panggil naruto mengagetkan hinata dari lamunan nya.
"Apa"
"Ck,sepertinya kamu memang gak perduli yah sama aku...baiklah maaf jika aku mengganggu" ucap nya sambil beranjak,tapi niat nya batal saat hinata menyentak nya membuat nya kembali terduduk.
"Udah deh...gak perlu ngambek kaya gitu" ucap hinata sebal.
"Hehehe....aku juga cuma bercanda,jadi kamu gak marah kan sama aku"
"Iya bawel..."
"Bagus...kalo begitu buatkan aku makan ya Nat,aku sudah kelaparan nih..."
"Haah...kenapa kamu sangat menyebalkan naru..." ucap hinata pasrah.
*
*
Seperti biasa dengan lihai dan cekatan hinata menyiap kan bahan-bahan untuk dia buat menjadi makanan yang akan dia nikmati bersama naruto sahabat nya,hanya butuh waktu kurang dari satu jam makanan pun telah siap untuk di sajikan.
Saat setelah makanan di tata di atas meja,tiba-tiba lampu mati membuat keadaan menjadi gelap gulita karena memang ini malam hari bahkan tidak ada cahaya bulan yang menyorot masuk untuk memberi sedikit saja penerangan.
"Gyaaa..."
Teriakan itu meluncur dengan keras nya saat tiba-tiba mati lampu,tapi itu bukan dari mulut hinata...melainkan dari mulut naruto.
"Na-nata...ke-kenapa...tiba-tiba gelap..." tanya naruto tergagap.
"Mana aku tau...rupanya kau tida berubah yah...naru-kun,masih takut pada gelap...khu...sangat tidak keren.kalo fans mu tau mereka pasti ilfiel." ucap hinata dengan nada seperti mengejek.
"E-enak saja...aku cuma kaget tau,lihat sekarang aku tidak takut lagi" ucap naruto mencoba menyangkal,bahkan dia sampe berusaha agar suara nya tidak terdengar gagap dan gemetar.
Hinata tidak perduli,dia memilih beranjak dari duduk nya untuk mencari sesuatu yang bisa menerangi kedaan gelap ini.
"Mau kemana..." tanya naruto
"Mau cari lilin,kenapa...takut yah...udahlah ngaku aja toh sama aku ini jadi kamu gak perlu malu"
Naruto memilih diam tak menjawab dalam hati dia berkata 'justru karena ini kamu nata-hime aku ingin terlihat keren'.
Hinata kembali datang dengan membawa lilin yang sudah di yalakan dan menaruh nya di tengah-tengah meja,suasana remang-remang ini entah kenapa terasa romantis bagi naru-hina di dalam hati mereka berpikir kalo ini seperti kencan kendelight diner.
Jantung mereka berdegub kencang,bahkan pipi mereka sudah di hiasi semu merah hanya saja tersamarkan karena suasana yang remang-remang ini.
"Ekhem...ayo kita habiskan makanan kita...selamat makan" ucap hinata memecah kesunyian dan mulai menyuapkan makanan nya kedalam mulut nya.
Begitu pun naruto,dia makan dengan hikmat.tapi sesekali iris shaphire nya melirik hinata yang serius dengan makanan nya,tidak ada yang boleh bicara saat sedang makan itulah peraturan nya.sebenar nya naruto sangat senang bisa merasakan situasi yang seperti ini dengan hinata,lupakan soal dirinya yang takut pada kegelapan karena mulai sekarang dia tidak akan takut lagi dengan yang namanya kegelapan...dan jika hal itu terjadi naruto tinggal menutup mata dan mengingat moment ini bersama hinata.
*
*
*
JEDER
Tiba-tiba saja terdengar petir yang menggelegar di susul hujan deras yang mengguyur kota konoha malam ini,ini adalah hujan pertama dan biasa akan sangat deras dan bercampur dengan petir yang menggelegar di tambah itu terjadi semalaman.
Naruto dan hinata memilih duduk saling berdempetan di sofa panjang yang ada di ruang tengah,jika tadi naruto yang takut gelap...maka sekarang hinata yang takut pada petir.
"Pantes pemadaman listrik,rupanya mau ada badai" itu adalah coment naruto.
"Hmm..." angguk hinata setuju "aku ngga tau soal ini,gak sempet lihat berita kamu tau kan tadi pagi kita kesiangan" tambah nya
Naruto juga mengangguk menanggapi ucapan hinata,karena mereka sama-sama terlambat.
JEDER
"Kyaaaa" teriak hinata lagi saat suara petir itu kembali terdengar.
"Shuuttt...tidak papa hime" ucap naruto menenangkan sambil memeluk hinata dan mengelus punggung nya.
Hinata mengangguk di dalam pelukan naruto,saking takut nya hinata sampe tidak menyadari panggilan hime dari mulut naruto.
Skip
Seperti kata pepatah...habis gelap maka terbitlah terang,seperti itu pula cuaca di pagi ini.semalam badai dan sekarang matahari bersinar terang,bahkan cahaya nya sampe menembus ke dalam jendela membuat suasana terasa hangat.
Hinata menggeliat terbangun dari tidur nyenyak nya,haah...rasa nya nyaman sekali membuat hinata merasa malas untuk membuka mata.tapi dia harus bangun kalo tidak mau terlambat ke sekolah,saat amesthy nya terbuka pemandangan pertama yang di lihat nya adalah jakun seorang pria...hal itu membuat manik nya membola terkejut di iringi kecemasan...apa terjadi sesuatu...begitulah fikir nya.
Tangan nya meraba tubuhnya sendiri dan hinata menghela nafas lega saat tau dia masih berpakaian lengkap,karena penasaran hinata pun menengadah dan terlihatlah wajah tampan naruto yang masih terlelap.
Hinata mencoba untuk mengingat apa yang terjadi semalam dan saat dia sudah mengingatnya pipinya langsung memerah "jadi...semalaman aku tertidaur di pelukan naru-kun" bisik nya mali namun bahagia,entahlah...rasanya hinata benar-benar berdebar apalagi saat menatap wajah tampan itu saat ini benar-benar mempesona.
N
E
X
T:)
KAMU SEDANG MEMBACA
dulu,sekarang dan seterus nya
Teen Fictionnaruto mencintai sahabat kecil nya hinta...suatu kejadian menciptakan penyesalan,apa yg akan terjadi..pair:naru-hina-sasu-saku. ga tau bikin sinopsis yg bener dan bagus jadi baca aje yuuuk langsung....hehehe NARU~HINA forever.... genre : ?