part 14

1.7K 89 2
                                    


Sesampainya di parkiran yang ada di apartement yang mereka tinggali,hinata berlalu begitu saja setelah turun dari motor naruto.

"Hei..." seru naruto

"Ck.dia benar-benar kesal" gumam naruto berdecak,karena diabaikan oleh hinata.



"Nat..." seru naruto sambil mengeringkan rambutnya yang basah karena dia baru saja selesai mandi.

"Pulang sana" usir hinata acuh.

"Gak mau."

"Ya udah terserah" ucap hinata dan kembali mengabaikan eksistensi seorang naruto.

"Nat aku lapar" seru naruto dengan nada sedikit merengek .

"....." hinata diam dan tidak perduli.

"Huft baiklah...aku akan membuatnya sendiri" ucap naruto berlalu dengan lesu.

Hinata melirikan ekor matanya kearah naruto.dia hampir saja tertawa melihat ekspresi sahabatnya itu namun hinata berhasil menahan nya.

Dengan bingung naruto melihat bahan-bahan yang ada didalam kulkas.

"Apa yang harus aku ambil...?

Dan makanan apa yang akan aku buat...?"

Dia terlihat srerius berpikir.

Setelah beberapa saat..

"Haah...aku menyerah,aku sama sekali tidak mengerti".

Dengan gontai naruto kembali dan mendudukan dirinya di sofa di samping hinata.

"Sepertinya malam ini aku harus tidur dalam keadaan perut lapar,aku tidak bisa memasak dan sahabatku marah denganku karena aku mengacaukan kencan nya dengan si teme...parah nya ini sudah terlalu malam untuk memesan makanan".

Hinata menatap jengkel naruto yang terus berceloteh tidak jelas.

Hei...memang siapa yang sedang berkencan dengan sasuke...?

Apa sahabatnya ini gak bisa melihat apa yang mereka kerjakan di cafe tadi...?

Benar-benar minta di pukul ini orang.

"Akan aku buatkan.jadi berhentilah mengoceh,satu lagi...ini juga karena aku merasa lapar jadi jangan mengira aku sudah memaafkan mu" seru hinata datar.

Meski begitu,naruto tidak bisa menyembunyikan cengiran bahagianya.

Dia pun mengekor di belakang hinata dan memperhatikan dengan intens apa yang di lakukan gadis itu membuat hinata merasa tidak nyaman karena salah tingkah.

"Duduklah naruto" printah hinata.

"Kenapa" tanya naruto inocent.

"Mengganggu tau,aku jadi tidak bisa memasak dengan tenang" seru hinata kesal.

Naruto diam mencoba memahami perkataan hinata,tak lama bibirnya menyunggingkan senyum seringai layaknya rubah.

Dengan pelan dan tatapan intens dia mendekat kearah hinata,membuat hinata gelisah dan tanpa sadar mengambil langkah mundur.

Kini hinata tak bisa mundur lagi karena ada meja dapur yang menahan tubuhnya,sedangkan dari depan ada sosok naruto yang menjulang tinggi mengurung dirinya dengan kedua lengan kekarnya membuat hinata tak bisa melarikan diri.

Glek

"A-apa yang kau lakukan naru" tanya hinata tergagap karena gugup.

"Kenapa" tanya naruto dengan suaranya yang sengaja di rendahkan.

dulu,sekarang dan seterus nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang