10 + 3

128 22 10
                                    

'Ya ampun, Bel, muka lo kok langsung beda gitu, sih? Gue cuma bercanda kali.'

Kata-kata yang dilontarkan oleh Mawar sekitar seminggu yang lalu kembali muncul di pikiranku. Walaupun Mawar berkata kalau dia hanya bercanda, aku tetap merasa bahwa dia tidak bercanda. Aku merasa dia benar-benar menyuruhku untuk menjauhi orang yang tak berapa lama lagi akan menjadi kekasihnya itu.

Dan sekadar informasi bagi kalian, sejak pertemuan seminggu yang lalu, aku tak lagi berkomunikasi dengan Calum. Aku tidak tahu siapa yang memutuskan hubungan kami, tetapi yang jelas, kami tak lagi berkomunikasi. Lain halnya dengan Mawar, aku dan Mawar tetap berkomunikasi dan topiknya tak jauh dari topik tentang hubungannya dengan Calum yang semakin lama semakin dekat.

"Gue bisa pinjem buku ini gak?"

Suara itu berhasil membuatku tersadar dari lamunanku. Akupun langsung menoleh ke sumber suara dan mendapati seseorang sedang menatapku, ada sebuah buku di genggamannya. Aku memperhatikan buku itu dengan saksama dan barulah aku tersadar bahwa itu adalah buku rumus MAFIA.

Aku kembali menatap ke arah orang itu kemudian mengambil buku yang ada di genggamannya dan berkata, "Gak."

Aku menjawab tidak karena aku tahu apa maksud dia meminjam buku rumus itu. Pastilah dia akan menggunakan buku yang ia pegang itu untuk menyontek. Sangat kuno.

"Lo mau nyontek, kan?" tebakku.

"Kok lo tau?" tanya orang itu.

"Taulah, orang yang model-modelnya kayak lo ini gak bakal datang ke perpustakaan jam segini," jawabku. "Lo kalau mau nyontek modal dikit dong, itu hape gunanya buat apa?"

"Di kelas gue gak ada jaringan, makanya gue bela-belain ke sini cuma buat pinjam buku," kata orang itu.

"Di sini ada jaringan, kan?" tanyaku dan tanpa menunggu jawaban darinya aku berkata, "Mending lo search di sini terus lo screenshot, gampang, kan?"

"Pelit banget lo," kata orang itu, ia tidak memedulikan saran yang kuberikan.

"Gini, ya, siapapun nama lo, kalau lo ketauan nyontek pake buku perpustakaan, pasti yang kena itu gue karena gue udah tau maksud lo minjam buku itu," ucapku. "Jadi, daripada gue ikutan dihukum, mending gue jadi orang pelit."

Orang itu terdiam. Sepertinya dia sudah kesal denganku.

"Bel udah mau bunyi tuh, mending lo balik," ujarku. "Selamat remedial!"

"Anjing lo," katanya lalu ia berbalik badan dan melangkahkan kakiku.

"Gue manusia dan nama gue Bella," ucapku kepada orang itu. Semoga saja dia mendengarku agar dia bisa membedakan antara anjing dengan manusia.

Ketika aku sedang berjalan menuju rak tempat buku rumus ini terletak, ponselku yang berada di saku rokku bergetar. Aku berhenti sebentar dan mengambil ponselku, ada beberapa pesan dari Aretha.

Setelah membaca pesan-pesan yang dikirim oleh Aretha itu, aku langsung meletakkan buku itu di sembarang tempat dan berjalan meninggalkan perpustakaan, tak lupa aku menguncinya dan meletakkan kuncinya di bawah pot bunga berukuran kecil yang ada di dekat perpustakaan.

×××

"Ethan kok bisa di rawat, Tha?" tanyaku kepada Aretha yang duduk di kursi yang terletak di samping tempat tidur Ethan dengan Ethan yang sedang tertidur di atasnya.

"Tadi Ethan muntah-muntah, terus Mama langsung bawa Ethan ke sini," jawab Aretha seraya beranjak dari kursi yang ia duduki. "Lo duduk di sini aja, Kak, gue mau cari makan di luar."

Catch Fire × Calum Hood || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang