"Kak, Kakak sama Bang Joshua beneran gak pacaran?" tanya Kania setelah pertemuan KRB telah usai. Meninggalkan diriku dan Kania berdua di perpustakaan.
Aku menggelengkan kepalaku seraya mengembalikan novel yang tadi kuambil untuk dijadikan contoh. Ya, aku dan Joshua memang tidak berpacaran. Aksi saling mengakui kami beberapa hari yang lalu tidak membangun sebuah hubungan spesial di antara kami. Aksi itu hanyalah hiburan semata agar aku tak sedih lagi. Dan karena aksi itu hanya hiburan semata, aku masih tak yakin Joshua benar-benar menyayangiku.
"Kok bisa gak pacaran sih, Kak?" tanya Kania. Pertanyaan Kania itu cukup menyebalkan, namun karena aku harus bersikap biasa saja, maka pertanyaan Kania itu hanyalah pertanyaan biasa. Ya, pertanyaan biasa, namun membutuhkan jawaban yang luar biasa.
"Joshua-nya gak nembak, 'gimana gue sama dia mau pacaran, Kan?" tanyaku. Oh tidak, itu bukanlah tanggapan yang tepat untuk pertanyaan Kania. Tanggapanku barusan hanyalah akan membuat Kania beranggapan bahwa aku mengharapkan sebuah tembakan dari Joshua.
"Oh, jadi lo mau gue tembak, Bel?"
Pertanyaan yang dilontarkan oleh suara yang tak asing bagiku membuatku langsung menoleh ke sumber suara. Orang yang menjadi bahan pembicaraan sedang berdiri tak jauh dariku. Ini sangat memalukan.
"Hah? Apaan sih, Josh?" tanyaku berusaha untuk terlihat tidak menginginkan ajakan itu.
"Kak Bel, Bang Josh, Kania balik duluan, ya," pamit Kania. Kania benar-benar tidak bertanggung jawab. Ia membawaku ke dalam percakapan ini dan dia malah meninggalkanku sendirian dengan sang objek bicara.
Setelah Kania sudah tak lagi berada di perpustakaan, akupun melangkahkan kakiku mendekat ke arah Joshua. "Josh, lo jadi nganter gue ketemu sama Arissa dan Avi, kan?"
Joshua menganggukkan kepalanya. Ketika aku berjalan melalui Joshua untuk mengambil tasku yang masih berada di kursi perpustakaan, Joshua malah menahan tanganku. Hal itu membuatku berhenti dan membalikkan badanku lalu bertanya, "Kenapa, Josh?"
"Maaf, ya, Bel. Maaf karena gue cuma bisa sayang sama lo tanpa bisa nembak lo," kata Joshua.
Aku menatap Joshua dengan kebingungan. Aku tak menyangka Joshua akan meminta maaf atas sesuatu yang tak penting. Ya, masalah pacaran adalah hal yang tak penting bagiku, setidaknya untuk saat ini, karena yang terpenting bagiku adalah orang yang kusayang masih berada di sekelilingku.
"Josh, lo gak salah, jadi, lo gak perlu minta maaf, okay?" tanyaku lalu aku memegang pergelangan tangan Joshua yang masih menggenggam pergelangan tangan kiriku. "Sekarang lo lepasin tangan gue, gue mau ambil tas."
×××
"Bel, setelah gue dan Avi melakukan research, kita berdua menemukan fakta bahwa Joshua sayang sama lo," kata Arissa ketika aku sudah bergabung dengannya dan Avi di sebuah gerai penjual teh yang berada di salah satu pusat perbelanjaan.
Aku tak menunjukkan sikap menepis yang selalu kutunjukkan jika Arissa dan Avi menyatakan sesuatu yang berkaitan dengan perasaanku. Aku tak menunjukkan sikap itu karena memang benar, Joshua menyayangiku. Ya, walaupun hanya sebagai teman, setidaknya ia menyayangiku, bukan?
"Kok lo biasa aja, sih, Bel?" tanya Avi yang kelihatan kesal karena tanggapanku tidak sesuai dengan ekspektasinya. "Biasanya lo heboh bohongin kita, kok sekarang engga?"
"Apa jangan-jangan-" Arissa menghentikan pertanyaannya itu untuk menatap Avi yang sedari tadi sudah menatapinya terlebih dahulu. Kutebak, mereka berdua telah mengambil kesimpulan yang salah atas tanggapanku itu.
"Lo sama Joshua udah pacaran?" tanya Avi ketika ia dan Arissa sudah kembali memandang ke arahku. "Lo jarang on di grup TPWK karena lo udah ada teman chat? Oh, tipis banget, ya, Bel, tipis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Catch Fire × Calum Hood || ✓
FanficBerkisah tentang seorang gadis yang mencoba untuk terbebas dari masa lalu dengan bantuan seorang lelaki yang bernama Calum Hood.