12 - 6

186 31 28
                                    

Jam tanganku sudah menunjukkan pukul 4:12 saat Calum memarkirkan mobilnya di parkiran Perguruan Satria Muda. Aku yang duduk di samping Calum pun langsung melepas sabuk pengaman yang tersilang di tubuhku. Hal yang sama juga dilakukan oleh Calum.

"Kok udah sepi, ya?" tanya Calum kepadaku.

Aku mengangkat kedua bahuku. Tanpa Calum ketahui, aku sangat mensyukuri suasana yang sudah sepi ini. Aku mensyukurinya karena kemungkinan besar, dia sudah pulang dan aku tidak akan melihatnya di sekolah ini.

"Yuk, keluar," ajak Calum.

Saat aku sudah membuka pintu mobil Calum, aku melihatnya berjalan melalui mobil Calum dan dengan refleks aku kembali menutup pintu serta memperhatikannya. Dia tidak berubah. Kisahnya bersama dengan Sheyna tidak mengubah penampilannya.

"Lo kenapa, Bel?" tanya Calum yang ternyata masih duduk dengan manisnya di kursi pengemudi. Kenapa aku baru sadar kalau dia belum keluar, ya? Apa itu karena aku terlalu fokus memperhatikannya, ya?

"Gak apa-apa, Cal, gue cuma mau ngambil tisu," ucapku lalu aku mengambil beberapa helai tisu yang ada di dekatku.

"Lha, lo berdua bareng?" tanya Arissa ketika ia melihatku dan Calum keluar dari mobil Calum.

Aku menganggukkan kepalaku.

"Yang lain mana, Ris?" tanya Calum.

"Mereka ada di kantin, lo berdua mau tunggu di sini apa ikut nyamperin mereka?" tanya Arissa.

"Gue langsung ke sana aja deh, Ris, mau ngelihat anak itu masih ada atau gak," jawabku. Sebenarnya aku sudah melihat anak itu tadi, tetapi karena aku tidak mau masuk ke dalam gedung sekolah, aku memutuskan untuk pergi duluan ke tempat itu.

"Gue ikut sama Bella, Ris," kata Calum.

Sontak akupun langsung memandang ke arah Calum yang sedang menatapku dengan senyum terukir di wajahnya.

"Ya udah, gue ke dalam dulu, ya," ucap Arissa lalu ia berjalan menjauhiku dan Calum.

"Yuk, Cal," ajakku.

Calum menganggukkan kepalanya lalu kami berdua pun berjalan menuju tempat yang akan menjadi tempat kami melakukan kegiatan pertama kami.

×××

"Fifi!" panggilku.

Fifi yang sedang menyantap makan makanannya pun menghentikan kegiatannya itu lalu ia berlari ke arahku dan memelukku. "Ya ampun, Kak, Fifi kangen."

Aku membalas pelukan Fifi. "Kakak juga kangen sama kamu, Fi. Teman-teman kamu pada dimana, Fi?"

"Mereka masuk sekolah sore, Kak, setengah lima baru pulang," jawab Fifi sembari melepas pelukan kami. "Kak Bella ke mana aja? Kok gak pernah main sama Fifi lagi?"

"Kakak sekarang sekolah di Prima, Fi, jadi Kakak udah gak pernah lagi ke sini," jawabku. "Oh, ya, Fi, kenalin ini Bang Calum."

Aku sengaja langsung memperkenalkan Calum kepada Fifi karena aku tahu jika aku terus menjawab pertanyaan Fifi, ia akan bertanya mengenai keberadaannya. Aku sangat yakin, ia juga tidak pernah lagi menghampiri Fifi karena ia sendiri sudah membenciku dan kisah kami berdua.

"Hai, Bang Cal… Bang Cal apa ya, Kak?" tanya Fifi kepadaku, ia terlihat kesulitan dalam mengucapkan nama Calum.

"Calum, Fi," jawab Calum.

"Oh iya, Bang Calum. Maaf, ya, Bang, nama Abang kayak nama orang luar, jadi Fifi susah buat ngucapinnya," ucap Fifi.

"Engga apa-apa, Fi," balas Calum sembari mengacak-acak rambut Fifi gemas dan itu membuat Fifi tersenyum lebar.

Catch Fire × Calum Hood || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang