# Happy Reading All ^-^
Guang berlari kencang sambil mengendong Qin Ai di pelukannya, sekali-kali ia menatap Ai yang terlihat menyengitkan keningnya menahan sakit.
"Pa..Panas" Gumam Ai sambil meringkuk mendekat kearah Guang namun tangannya menarik pakaian Guang dengan kencang untuk menahan sakit.
Seperti dugaanku panah ini beracun Batin Guang semakin cemas dengan keadaan Ai, Guang berlari kencang memasuki pintu gerbang parviliun Teratai Salju tempat kediaman Qin Ai.
"Jiang Er!, Jiang Er!" Teriak Guang kencang membuat seluruh pelayan di kediaman teratai salju keluar dengan cemas.
"Putri!" Teriak Jiang Er dengan wajah pucat ketika ia melihat Guang mengendong Qin Ai didalam pelukannya sedangkan tangannya berlumuran dengan darah.
"Jiang Er, panggil tabib Chi sekarang!" perintah Guang sambil membawa masuk Qin Ai kedalam kamarnya sedangkan Jiang Er menganggukkan kepalanya kemudian berlari untuk memanggil tabib Chi.
Seluruh pelayan yang ada di kediaman teratai salju sibuk membawakan baskom air hangat dan Tea hangat untuk Guang sedangkan Guang meletakkan Qin Ai dengan posisi menyamping takut Lukanya tertekan.
"Biar aku saja" Gumam Guang ketika ia melihat seorang dayang membawa kain yang sudah dibasahi air hangat untuk mengelap kening Ai yang penuh dengan keringat.
Guang mengambil kain itu dan membasuh kening Ai perlahan, ia menatap wajah Ai yang semakin pucat sambil mengernyitkan keningnya terlihat jelas Ai sedang menahan rasa sakitnya.
***
Qin Ai merasa seluruh tubuhnya panas, nafasnya terasa sesak dan rasanya ia ingin menangis. "Pa..panas" Gumamnya rilih sambil membuka matanya perlahan menatap sesosok pria dihadapannya sedang mengelap keningnya dengan perlahan.
"Ai, Bagaimana keadaanmu?" Gumam Pria itu terdengar khawatir dari nada bicaranya dan ia merasa tahu pemilik suara itu namun ia kembali memejamkan matanya sejenak kemudian membuka matanya untuk memfokuskan pandangannya ke arah Pria yang ada didepannya.
Ai melihat Guang sedang menatapnya dengan pandangan cemas "Lu..Lukamu?" Gumam Ai dengan suara lirih menatap kearah Guang dengan tatapan penuh cemas.
Guang menatap Ai dengan tatapan bingung "Luka?" Tanya Guang tidak mengerti dengan perkataan Ai kemudian ia membelakkan matanya menatap Ai yang terdiam menatapnya dengan wajahnya yang pucat.
"Ka..Kau berlari ke arahku karena.." Gumam Guang terputus ketika ia melihat Ai sudah menganggukkan kepalanya dengan lemas dan membuat Guang menghela nafasnya dengan berat.
"Seharusnya kau tidak perlu melakukan hal itu" Gumannya kembali namun Ai tidak mempedulikan perkataan Guang ia hanya memejamkan matanya sambil menggigit bibirnya sedangkan kedua tangannya di kepalkan kencang untuk menahan rasa sakit.
"Bertahanlah, Tabib Chi sebentar lagi tiba" Gumam Guang menenangkan Ai sambil mengelap kening Ai kembali, Guang melepaskan kepalan tangan kiri Ai dan menggenggamnya dengan erat.
"Jenderal Guang, Tabib Chi sudah tiba!" Teriak Jiang Er sambil mempersilakan tabib Chi masuk kedalam kamar Qin Ai.
Guang bangkit berdiri mempersilakan tabib Chi untuk memeriksa luka Ai namun Guang tidak melepaskan tangan Ai dari genggamannya.
"Maaf, bisakah kalian melepaskan pakaiannya yang terkena luka?" Gumam Tabib Chi meminta para dayang yang ada di sana untuk membantunya melepas dan menggunting pakaian Ai mengingat panah yang masih bersarang dipundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GENERAL (Bayinu Wife Story)
Fantasy#Update Setiap Hari Rabu dan Sabtu Qin Ai adalah seorang putri kedua dari kerajaan Qin, ia merupakan seorang putri yang memiliki kepribadian seperti seorang pria dan membuat para penghuni istana pusing dengan kelakuan yang ia buat dan berbeda dengan...