Chapter 2

1.8K 143 3
                                    

"Putri, akhirnya anda sudah kembali" Teriak para dayang yang ada didalam Parviliun dengan lega ketika ia melihat Qin Ai kembali.

"Kenapa kalian terlihat lega ketika melihatku kembali? Aku tahu kalian pasti rindu denganku" Gumam Qin Ai jail namun para dayangnya tidak memperdulikan perkataanya dan menariknya menuju kamar untuk mengganti pakaiannya.

"Tunggu.. aku masih ingin menggunakan pakaian ini" Teriak Qin Ai ketika pakaiannya dibuka dan diganti dengan gaun kerajaan yang menurutnya kurang terasa nyaman ditubuhnya walaupun ia sering memakainya ketika ia masih kecil.

"Maafkan kami Putri tapi kami dapat kabar bahwa Yang mulia akan datang kemari menemui anda" Gumam salah satu dayang yang sedang menata rambutnya dan membuat Qin Ai menelan ludahnya dengan perlahan ketika mendengar ayahnya akan datang menemuinya.

"Yang Mulia Tiba!, Permaisuri Tiba!" Teriak prajurit yang berjaga didepan pintu masuk kediaman Qin Ai, seluruh dayang yang ada didalam kediaman berlari keluar dan berlutut "Hidup yang mulia untuk selama-lamanya!, Hidup Permaisuri untuk selama-selamanya!" Guman para dayang dan prajurit yang ada didalam kediaman Qin Ai.

"Bangkit berdirilah" Gumam Kaisar Qin sambil melangkahkan kakinya menuju tempat duduk yang biasa disediakan untuk para keturunan kerajaan sedangkan para dayang menyiapkan tea untuk raja dan permaisuri Qin.

"Hormat pada Huang Ama dan Huang Niang, semoga kalian panjang umur selalu" Gumam Qin Ai sambil tersenyum manis dihadapan kedua orang tuanya namun dalam hati Qin Ai ia bersyukur Ming er dayangnya yang menata rambutnya tepat waktu.

"berdirilah" Gumam Kaisar Qin mempersilahkan Qin Ai berdiri sedangkan Permaisuri Xifeng mengangkat tangannya yang lembut kearah Qin Ai.

"Kemarilah, biar Niang melihatmu dengan dekat" Gumam Permaisuri Xifeng sambil tersenyum kearah putrinya. "Sudah beberapa hari ini aku tidak melihatmu dan kau terlihat kurus" Gumam Permaisuri Xifeng cemas melihat putri kandungnya terlihat kurus sambil memeluk Qin Ai dengan erat.

"tentu saja tidak, mungkin Niang terlalu sering melihat Qin Ping dan membandingkannya denganku" Gumam Qin Ai mengingat ibunya sangat memanjakan Qin Ping dikarenakan ia adalah putri bungsunya dan Qin Ai bersyukur mengingat ia tidak akan bisa bergerak leluasa jika ibunya terlalu menjaganya.

Kaisar Qin memperhatikan Qin Ai dengan lekat "Apa kau hari ini tidak keluar dari istana?" Tanya Kaisar Qin menyipitkan matanya untuk melihat kebohongan apa yang mungkin akan dilakukan putrinya.

Qin Ai hanya tersenyum kepada Kaisar Qin dan dalam hitungan detik ia menundukkan kepalanya "Aku keluar dari istana" Gumannya pasrah karena tidak ada yang bisa membohongi ayahnya mengingat ia adalah raja yang berkuasa didalam istana.

"Qin Ai, kau keluar istana?" Tanya Permaisuri Xifeng tidak percaya dengan yang ia dengar karena ia tidak menerima permintaan izin dari Qin Ai kalau ia ingin keluar istana hari ini. Qin Ai hanya menganggukkan kepalanya sambil menatap kearah ibunya dengan perasaan bersalah.

Kaisar Qin mengetuk-ngetuk jarinya diatas meja sambil berpikir keras hukuman apa yang pantas untuk putrinya yang sering melanggar peraturan.

"Ah.. Aku baru ingat dengan umurmu, Ai" Gumam Kaisar Qin sambil tersenyum kearah QIn Ai yang sudah terlihat pucat dengan perkataannya.

"Apa maksud anda dengan umur, Yang Mulia?" Tanya Permaisuri XIfeng penasaran dengan perkataan kaisar sedangkan Qin Ai menahan nafasnya mendengar perkataan kaisar mengenai umurnya. jangan ada pernikahan batin Qin Ai gugup.

"Huang Hou, apakah kau tahu Jenderal Bayinu?" Tanya Kaisar Qin sambil menatap permaisuri kesayangannya yang sudah menganggukkan kepalanya. "Aku berencana menikahkan salah satu putra Jenderal Bayinu dengan Qin Ping" Gumam Kaisar Qin sambil menepuk pelan tangan permaisuri yang sudah terlihat cemas ketika mendengar nama Qin Ping disebutkan.

THE GENERAL (Bayinu Wife Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang