Chapter 5

3.4K 204 36
                                    

Sudah seminggu Leeteuk tidak terlihat mengunjungi Heechul lagi di rumah sakit. Saat Heechul bertanya pada member lain, mereka hanya menjawab kalau saat mereka mengajaknya Leeteuk selalu bilang jika dia sangat sibuk. Tapi Heechul tahu itu hanya alasan Leeteuk untuk menghindarinya.

Sampai saat ini juga Heechul masih belum tahu apa yang akan dia lakukan pada janin yang saat ini ada dalam perutnya. Sesekali Heechul meraba perutnya.

Eomma …” panggil Heechul pada sang eomma yang saat ini menemaninya.

Ne, ada apa sayang ? Apa yang kau butuhkan ?” tanya Nyonya Kim yang sudah berdiri di sisi putranya.

Eomma, apa Jungsoo marah padaku ?” tanya Heechul balik. Nyonya Kim menghela nafas.

“Tidak, dia tidak marah padamu.” jawab Nyonya Kim.

“Tapi dia tidak pernah datang lagi, dia tidak mau melihatku lagi, kan ?”

“…” Nyonya Kim hanya diam.


“Sudah … Istirahatlah, kau harus lebih banyak istirahat supaya cepat pulih.” Nyonya Kim berusaha menghindari pertanyaan putranya.

Eomma belum menjawab pertanyaanku … Benarkan dia tidak mau melihatku lagi ? Sekarang dia sudah benci padaku.” ucap Heechul lirih.

“Tidurlah.”

Dan Heechul tidak mau memaksa ibunya lagi saat semua jawaban dari pertanyaannya sudah terjawab. Diam berarti Iya.

Leeteuk membencinya sekarang. Pria itu tidak mau melihatnya sekarang.

*

Heechul sedang menonton televisi sendirian di dalam kamar rawatnya. Dia merasa kesepian setelah dua jam lalu semua member berpamitan untuk jadwal mereka. Orang tua dan kakaknya juga sedang pulang ke Gangwoon.

“Tidak ada acara yang menarik.” Heechul mematikan televisi dan melempar remote-nya. Ia mengambil ponselnya dan mulai berselancar di dunia maya.

Di bilang berselancar juga tidak, karna dia hanya melihat social media milik sang leader. Heechul tersenyum tipis saat melihat senyum di foto yang di post Leeteuk. Heechul sangat suka senyum itu. Sangat menenangkan.

Ceklek …

Heechul membulatkan mata saat melihat siapa yang masuk ke kamarnya.

“Teukie ?”


Leeteuk berjalan masuk tanpa mengatakan apapun. Dia melempar tasnya ke sofa yang ada di dalam kamar.

“Tidurlah ! Ini sudah malam, aku akan menemanimu malam ini.” kata Leeteuk dengan nada dingin.

Jujur, ia sebenarnya tidak mau lagi ke sini. Penolakan Heechul dua minggu lalu masih membekas di hatinya. Walau ia juga tahu bahwa Heechul tidak menggugurkan bayinya (atau masih belum), tapi hati Leeteuk sangat sakit mendengar Heechul tidak menerima anak mereka. Jika bukan eomma Heechul yang minta, dia tidak akan mau ke sini.

Heechul menatapnya dalam diam, sungguh dia sangat merindukan pria ini. Mata Heechul tidak pernah lepas dari semua gerak-gerik sang leader. Bahkan saat Leeteuk sudah berbaring di sofa, mata Heechul tidak bergerak sedikit pun.

Heechul tersenyum tipis. Ia senang Leeteuk ada disini, walau pria itu sekarang bersikap dingin padanya tapi setidaknya Leeteuk ada bersamanya. Heechul menaruh ponsel di meja dan mulai membaringkan dirinya.

“Teuk~?”

“…”

“Teukie~~ dingin~~ kau tidak mau memelukku ?” rengek Heechul. Dia tidak bohong, tubuhnya tiba-tiba terasa dingin. Dan Heechul sangat benci dingin.

“….” Leeteuk diam tidak menjawab.

Heechul yang merasa semuanya sia-sia akhirnya menyerah dan memilih untuk tidur dengan selimut yang hampir menutupi seluruh tubuhnya.




Leeteuk terbangun saat mendengar suara isakan. Matanya mengerjap sebelum ia bangun dari tidurnya. Dia melihat bahu Heechul bergetar di balik selimutnya. Leeteuk menghela nafas.

Heechul menangis dalam diam. Hatinya sakit melihat Leeteuk yang mendiaminya dan mengacuhkannya. Dia tidak suka diacuhkan, apalagi oleh sang leader. Heechul benci dengan sikap diam Leeteuk. Ia terus menangis sampai tiba-tiba tubuhnya terasa hangat dan lengan kekar yang melingkari bahunya.

Dengan cepat Heechul berbalik dan melihat Leeteuk yang memeluknya dari belakang. Kedua bola mata mereka bertemu. Tanpa bisa ditahan Heechul langsung memeluk Leeteuk. Membenamkan wajahnya di dada bidang sang leader.

Miahne … Jeongmal mianhe …” seorang Kim Heechul terisak hebat. Air mata tidak bisa ia tahan untuk tidak jatuh membasahi pipinya.

Jeongmal miahne, Jungsoo …”

Leeteuk menghela nafas dan mengelus lembut punggung Heechul. Membuat Heechul semakin terisak.

“Maafkan aku … Maaf aku sudah membuatmu kecewa hikkss … aku hanya belum siap Jungsoo, aku belum siap dengan kenyataan ada nyawa lain di dalam tubuhku hikkss … aku belum siap untuk merawatnya nanti, aku takut tidak bisa menjadi orang tua yang baik hikkss … Maafkan aku Jungsoo, maafkan aku …” ujar Heechul disela-sela tangisnya.

Leeteuk menarik dirinya ke belakang dan melihat wajah Heechul yang berlinang air mata. Leeteuk menghapus air mata Heechul dan mencium lembut kening namja cantik itu.

“Tidurlah, ini sudah malam.” ucapnya lembut. Heechul masih sedikit terisak sebelum melingkarkan tangannya di pinggang Leeteuk dan memeluknya.

“Jangan pergi.” pintanya.

“Tidak, aku tidak akan pergi.” jawab Leeteuk yang juga balas memeluk Heechul.

Namja cantik itu menyamankan dirinya di dalam dekapan Leeteuk. Ia tidak tahu apa nama perasaannya untuk Leeteuk, tapi yang Heechul tahu dia tidak ingin sang leader meninggalkannya. Dia tidak mau leader ini marah dan mengacuhkannya lagi.

***

Sehari sekali ... Udah kayak minum obat update.na ...😁😁😁

Udah biarin mommy seneng dulu ...
Daddy yg sabar ia, mommy lagi labil ...
D baikin aja terus, ntar juga jinak 😆😆😆

[HIATUS] Dear My Family - TeukchulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang