17 ; flashback, misa syukur

5.9K 459 7
                                    

🏸🏸🏸cuz today [17/03] is my birthday, so lemme give u the next chapter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🏸🏸🏸
cuz today [17/03] is my birthday, so lemme give u the next chapter. hope you enjoy it badminton lovers!

102 missed call from K💓

K💓 : Nad, lo dimana?
K💓 : gue keliling cari lo
K💓 : angkat telfon gue nad
K💓 : gue khawatir

sederet pesan singkat dari Kevin gue abaikan. Semalem gue akhirnya memilih naik taksi buat balik ke rumah.

Untungnya Koh Sinyo dan Ci Agnes memilih untuk menginap di rumah mama dan papa. Kalo gue pulang pas mereka udah di rumah, bisa di introgasi gue sampe lebaran babi.

K💓 is calling you ...

Tanpa ba-bi-bu gue langsung decline telfon dari Kevin.

K💓 : sayang angkat
K💓 : penting, ini masalah mama

Gue membalakkan mata dan akhirnya gue menerima telfon darinya. Kalau bukan tentang Mamanya Kevin, gue gak akan sudi nerima telfon dari Kevin.

"Sayang?"

"I'm not your lover anymore. Stop call me sayang."

"Maafin aku, ak—"

"Kev, gue muak. Langsung to the point bisa gak sih hah? Kenapa mama? Mama marah sama lo karna kita putus?"

"Bahkan gue gak bilang kalo kita putus, karna gue ngerasa kita gak putus."

"Sinting lo."

"Hari ini misa syukur di katedral. Mama, Papa ngajak kamu ikut juga karna kamu pacar aku. Mereka juga ngajak makan bersama."

Gue mikir, gue baru inget semalem saat gue naik opang mamanya Kevin telfon gue kalo besok beliau minta tolong gue turut serta nemenin Kevin di acara misa syukurnya.

"Sorry gue gak bisa Kev. Lo ada Marsel, dia udah gantiin posisi gue untuk dampingin lo misa syukur dan makan bersama."

"Nad, siapapun orangnya. Gak akan ada yang bisa gantiin posisi lo. Even Marsel sekalipun."

"Bullshit."

Gue langsung matiin telfon dari Kevin dan silent hp gue.

Tok! Tok! Tok!

Gue langsung beranjak dari kasur dan langsung membuka pintu.

Shit, Kevin kenapa bisa disini?

Saat gue mau menutup pintu, Kevin berhasil menahan dengan tangannya. Lalu dia masuk dan nutup pintu kamar gue.

"Nad, mata kam—"  Tangan Kevin seolah-olah mau megang pipi gue.

"Gausah sok peduli, gue gapapa." Sanggah gue. Dan gue langsung tidur dan menarik selimut gue sampai leher.

"Nad, lo semalem pulang naik apa?"

Menangkis Rindu • Kevin SanjayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang