🏸🏸🏸
"Safe flight ya Nad. Sukses seminarnya, jaga kesehatannya disana." Kata Ci Agnes sambil meluk gue.
"Iya Ci, Ci Agnes sama Marcus junior juga jaga kesehatan. Lo koh, jangan sampe buat ipar gue keteteran." Ujar gue.
"Ashiyap! By the way, nanti hubungin mama papa-nya Kevin disana." Kata Koh Sinyo.
Gue terdiam. Pasti dah kalo bawa-bawa mantan kalo ga sensi ya kicep.
"Nad, even lo sama Kevin putus. Bukan berarti hubungan lo sama orang tua Kevin berakhir kan? Mereka anggep lo anak sendiri, automatis mereka juga orang tua lo dan lo juga harus hormati mereka, Nad." Kata Koh Sinyo memberi wejangan.
"Gue tadi pagi minta tolong Agnes hubungi tante Nia kalo lo bakal ada acara di Banyuwangi." Sambungnya.
Gue menoleh ke Ci Agnes, ia tersenyum sayu ke gue. "Samperin aja, gapapa cuma sebentar, gak ada salahnya sesama umat bersilaturahmi." Kata Ci Agnes.
Gue akhirnya mengangguk mantap. "Nanti gue telfon Tante Nia."
Koko gue dan ipar gue tersenyum. "Gue berangkat ya Koh, Ci." Kata gue.
Mereka meluk gue. Lalu gue masuk ke airport dan menukar e-tiket gue dengan tiket boarding pass dari maskapai.
🏸🏸🏸
Setelah menempuh perjalanan udara yang cukup melelahkan karena harus transit di Surabaya, gue akhirnya tiba di tempat kelahiran mantan gue— Kevin.
Gue melambai ke seorang staff hotel yang membawa papan yang bertuliskan nama gue.
Diperjalanan gue teringat untuk telfon mamanya Kevin— Tante Nia.
"Siang Tante, ini Nadia. Adeknya Sinyo."
"Loh Nadia? Apa kabar sayang? Lama lo gak telfon sama tante."
"Baik tante, tante sama om apa kabar?"
"Puji Tuhan. Om sama tante sehat selalu sayang. Oh iya, kata Agnes kamu mau ke Banyuwangi? Kok gak bilang-bilang to sama tante."
"Iya tante, ini Nadia telfon tante mau ngabarin kalo Nadia sekarang udah di Banyuwangi. Nadia lagi perjalanan menuju hotel nih tante."
"Oalah, kamu nginep di hotel mana sayang? Nanti biar om sama tante ke sana nyamperin kamu. Tante kangen lo sama calon mantu."
Gue tertegun mendengar ucapan Tante Nia. Iya, mama papa Kevin belum tau kalo gue udah putus sama Kevin sejak kejadian malam itu, dimana Kevin menang dan hal itu terjadi.
Tapi, gue tetep menemani Kevin saat makan malam sama keluarga Kevin dan saat Misa syukur di Katedral. Bukannya apa, tapi saat itu masih ada keluarganya Kevin, jadi gue harus ada di samping Kevin untuk formalitas aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menangkis Rindu • Kevin Sanjaya
Fiksi Penggemar[FINISHED] Kalo rindu punya sendu, sore punya senja, malam punya bulan. Lantas, dirimu punyaku kan? - Menangkis Rindu by Crazy Rich Ciumbrella.