🏸🏸🏸
"Nad, tadi gue dimintain tolong sama Kevin buat nganter ke Bandara. Supir pelatnas gaada, Pak Beni juga gabisa. Gue minta tolong ya? Gue harus nemenin Agnes ketemu sama temennya buat dinner before christmas gitu." Pinta Koh Sinyo.
"Dia tajir, kenapa gak naek taksi a— HIH IYA IYA GAUSA NGELIATIN GUE KEK GITU ISH!" Ucap ge kesel kesita gue ngomel eh Koh Sinyo malah ngeliatin gue kayak singa mau makan mangsanya.
"Jam berapa?"
"Jam 12 siang."
Gue melihat jam tangan dan sekarang waktu menunjukkan pukul 10 pagi. Gue mendengus dan segera pergi ke kamar, ganti baju dan make up lalu langsung turun dan prepare mobil.
"Besok-besok kalo minta tolong, jangan mendadak. Dikata Jakarta desa apa yang kaga macet jalanan lancar jaya. Gue cabut. DADAH KOKOH, DADAH CICI!" Ucap gue ke Koh Sinyo.
Gue mengambil kunci mobil dan bergegas menuju ke pelatnas.
🏸🏸🏸
"Loh Dokter Nadia? Tumben ke pelatnas, kan pelatnas di liburkan jelang natal dan tahun baru." Ucap satpam wisma putra pelatnas.
"Saya ada perlu kesini pak." Kata gue sambil senyum.
"Oh iya iya dok, silahkan."
Lalu gue melangkahkan kaki masuk menuju wisma pelatnas putra.
"Nadia?" Seru para atlet yang lagi kumpul di ruang tengah. Jadi ruang tengahnya nyambung sama ruang depan gak ada sekat.
Kalo buka pintu ya langsung muncul tuyul-tuyul yang sekedar ngobrol, mabar, atau leyeh-leyeh aja.
"Nyari siapa?" Kevin datang sambil membawa satu koper dan ransel yang ia gendong.
"Nyari lo. Udah beres kan? Ayo berangkat."
Gue pun menoleh ke arah atlet pelatnah yang tadinya pada ngumpul ngeliatin gue dengan muka melongo kayak orang idiot. "Apaan liat-liat?"
"Gue gak mimpi kan kalo Nadia lagi nyariin Kevin?" Ucap Jojo.
"Mau gue tabok gak biar bisa bedain mana nyata mana mimpi?" Kata gue dan Jojo cuma ketawa gak jelas.
"Ih Vin ayo! Udah jam 11 nanti lo telat." Gue yang gak sabaran langsung mendekat ke arah Kevin dan mengambil alih koper milik Kevin.
"CI—"
"Gak usah cia cie!" Potong gue ketika anak-anak pelatnas mau ngecengin gue.
Gue pun langsung keluar sambil menggeret koper milik Kevin dan menuju ke mobil milik gue.
"Biar gue aja yang masukin." Gue yang hendak masukin koper ke bagasi, terdahului sama Kevin.
"Sini kuncinya. Gue yang nyetir." Katanya, gue akhirnya memberikan kuncinya dan dia mengambil alih kursi kemudi mobil gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menangkis Rindu • Kevin Sanjaya
Fiksi Penggemar[FINISHED] Kalo rindu punya sendu, sore punya senja, malam punya bulan. Lantas, dirimu punyaku kan? - Menangkis Rindu by Crazy Rich Ciumbrella.