PESAN TERAKHIR

822 61 1
                                    

Raja dan Rania adalah pasangan duet yang selalu memukau dengan suara mereka. Dalam setiap nada dan lirik yang mereka ciptakan, harmoni yang sempurna tercipta. Namun, di balik setiap pertunjukan mereka, Raja menyimpan sebuah rahasia besar—ia mencintai Rania, sahabat sekaligus partner bermusiknya.

Ketika Bima, seorang gitaris berbakat, masuk ke lingkaran mereka dan menarik perhatian Rania, Raja memilih mundur. Tawaran untuk melanjutkan pendidikan musik di Paris menjadi kesempatan Raja untuk melarikan diri dari perasaannya yang tak terucapkan. Sebelum pergi, ia menciptakan sebuah lagu duet sebagai pesan terakhir untuk Rania—sebuah melodi yang menggambarkan cinta tanpa syaratnya.

Lagu itu menjadi saksi cinta Raja yang tak pernah terucap, namun tetap abadi dalam hati Rania. Akankah harmoni mereka tetap bertahan, atau hanya menjadi kenangan yang tak selesai?

Bab 1: Awal Harmoni Persahabatan

Ruang auditorium itu dipenuhi hiruk-pikuk calon mahasiswa yang sedang menunggu giliran audisi. Beberapa terlihat sibuk memetik gitar, menekan tuts piano, atau sekadar memantapkan suara mereka. Raja duduk di pojok, memainkan pena di tangannya sambil melirik daftar peserta yang menempel di papan pengumuman. Nomor gilirannya masih jauh. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan kegugupan yang perlahan menjalar ke seluruh tubuhnya.

Audisi ini adalah langkah pertamanya menuju impian menjadi musisi. Ia tahu kompetisi akan ketat, tetapi ia juga tahu suara baritonnya yang khas adalah sesuatu yang membedakannya. Saat ia sedang melamun, terdengar suara perempuan yang memanggil dari dekat panggung.

"Rania! Kamu yang berikutnya," ucap panitia dengan nada tegas.

Raja mengangkat kepalanya, memperhatikan sosok perempuan yang melangkah ke tengah panggung. Rambutnya panjang dengan ombak alami, dan ia tampak penuh percaya diri. Rania, begitu namanya disebut, membawa gitar akustik yang terlihat sudah sering digunakan. Saat ia mulai menyanyikan lagu "Creep" milik Radiohead dengan versinya sendiri, seluruh ruangan hening. Suaranya begitu kuat dan emosional, membuat siapa pun yang mendengarnya langsung terpukau.

Raja hanya bisa menatapnya dengan takjub.

"Dia luar biasa," gumamnya tanpa sadar.

Setelah Rania menyelesaikan penampilannya, tepuk tangan meriah memenuhi ruangan. Rania tersenyum, membungkuk sedikit sebelum turun dari panggung. Raja menundukkan kepalanya, merasa harus tampil lebih baik jika ingin meninggalkan kesan.

Ketika akhirnya tiba gilirannya, Raja naik ke panggung dengan hati yang berdebar. Ia memilih membawakan lagu "Perfect" dari Ed Sheeran, karena ia tahu lagu itu bisa menunjukkan kekuatan suara baritonnya. Ketika ia mulai bernyanyi, Raja merasakan kegugupan perlahan menghilang, digantikan rasa percaya diri. Suaranya mengalun rendah, membawa emosi yang mendalam ke dalam setiap lirik.

Saat ia menyelesaikan lagu, panitia memberikan senyuman tipis, tanda penghargaan atas penampilannya. Ia turun panggung dengan lega, tetapi juga rasa penasaran tentang apakah itu cukup untuk membuatnya lolos.

Beberapa jam kemudian, hasil audisi diumumkan. Nama Raja muncul di daftar mahasiswa yang diterima di komunitas musik kampus. Ketika ia membaca nama-nama lain di daftar tersebut, ia kembali melihat nama yang tak asing: Rania.

Seminggu kemudian, mereka dipertemukan dalam latihan perdana. Para peserta audisi yang lolos dikumpulkan di ruang latihan komunitas untuk memilih rekan duet. Rania sedang berdiri di sudut ruangan, sibuk menyetem gitarnya, ketika pelatih mendekatinya.

"Rania, aku ingin kamu berduet dengan Raja," ucap pelatih itu sambil menunjuk Raja yang sedang berdiri tak jauh.

Rania melirik Raja dengan senyuman ramah. "Hai, Raja. Gue suka suara lo waktu audisi," ucapnya, menyodorkan tangan.

Cerita Pendek (Salmon story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang