Malam ini yujin sedang gundah gulana, manakah yang ia pilih chaewon atau minju.
Sekarang yujin telah siap dengan menggunakan celan hitam dan hoodie hitamnya, ia tinggal berangkat tapi bingung ingin memilih siapa.
"Kenapa nak?" Tanya mama eunbi yang melihat anaknya mondar mandir karna pintu kamar yujin tidak tertutup.
"Ah, gapapa ma hehe"
"Kenapa lagi?" Papa yujin juga ikut masuk dan memeluk pinggang mamanya.
"Biasa pa, yujin lagi di perebutkan 2 cewe cantik" kata yujin songong.
"Ini songongnya ngikut kamu banget!" Kata mama mencubit perut papanya.
"Aw, berarti anak kita ganteng, kayak papanya"
"Tuhkan, sama aja kalian songongnya" ucap mama eunbi.
"Ga ah, papa ganteng dari mana? Dari marauke kayaknya" kata yujin.
"Sembarangan! Dulu papa juga banyak cewenya tau!" Kata papa sian dan di lempar buku kecil dari meja belajar yujin.
"Kan dulu ma hehe, sekarang papa mah milihnya mama doang" kata papa sian mendekat ke mama dan mencium kening mamanya.
Mama eunbi senyum senyum malu di goda sang papa,
"Plis lah ma pa, kalo mau skidipapap jangan di kamar yujin juga" kata yujin memutar bola matanya.
"Kamu tau bahasa itu dari mana?!" Tanya papa sian melotot.
"Kamu masih kecil sosoan tau ya!" Kini mamanya ikut menegur.
"Ehehe, udah ah yujin pamit keluar ya ma paa" kata yujin lalu pergi keluar kamarnya.
.
.
.
.Yujin membawa mobil pelan dan belum menentukan kemana pilihannya,
"Chaewon atau minju?"
"Pacar atau calon pacar?"
"Belum jadian aja gue udah pusing, gimana sih!"
Begitulah dialog yujin pada dirinya sendiri, yujin menatap spion kanannya dan memutar balik mobil yang ia kendarai, ia sudah menetapkan kemana ia akan pergi.
Yujin menepikan mobilnya di tkp yang sudah di janjikan, di taman dekat komplek rumah minju. Ya, ia memilih menemui Kim Minjoo.
Yujin turun dari mobil dan mengedarkan pandangan mencari minju.
"Lama lo" kata minju datang dari sisi kirinya.
"Sorry, macet" bohong yujin.
Minju terus berjalan melewati yujin. Yujin menatap punggung minju dan mengikuti langkah minju dari belakang.
"Dari belakang aja cantik ni orang" kata yujin dalam hati.
Minju berhenti di truck yang jual berbagai makanan seperti sosis dan berbagai makanan daging lainnya.
"Kok kesini?" Tanya yujin.
"Gue laper, lo mesti beliin gue makanan" kata minju dan mulai memesan menu yang ia inginkan.
"Yawla, di palak bidadari dong" kata yujin mengeluarkan dompetnya.
Minju memesan banyak bahkan beberapa ia bungkus untuk bawa pulang.
Yujin memandang shock melihat kantong yang di terima minju cukup banyak.
"Bidadari makannya banyak juga" kata yujin.
"Udah bayar tu" kata minju lalu pergi sambil memakan tusuk sosisnya.
Yujin buru buru membayar yang di pesan minju, bagi yujin tak seberapa karna tidak seberapa dengan uang jajan perbulannya.
Yujin segera menyamakan langkah di samping minju, sedangkan minju masih asik mengigit sosisnya.
"Gue ga di kasi?" Tanya yujin.
"Beli lah, jangan kayak orang susah lo" kata minju yang tak tau diri.
"Bidadari jarang ngaca ya, kak?"
"Siapa bidadari?"
"Lo" jawab yujin senyum.
Minju cuma diam tapi diam diam ngblush. Minju tak mau melihat senyum yujin, karna kata anak anak di sekolahnya senyum yujin itu mematikan dan memikat.
"Kak" panggil yujin tiba tiba berhenti.
Minju juga ikut berhenti dan melihat yujin. Yujin mengulurkan tangan menghapus bekas saos di sudut bibir minju secara perlahan.
Mendadak segala kegiatan di sekitar bahkan usapan yujin menjadi slow motion buat minju, minju terpaku menatap mata yujin sedangkan mata yujin menatap bibirnya.
"Kalo makan jangan belepotan, kayak anak kecil" kata yujin beralih melihat mata minju.
Minju berkedip 2 kali dan menelan ludahnya serta menarik nafas yang sempat ia tahan selama usapan yujin tadi.
"I..iya!" Pipi minju rasanya panas dan ia jalan duluan meninggalkan yujin.
Yujin tertawa pelan lalu tersenyum miring, ia tahu minju sudah mulai masuk dalam pesonannya.
------
KAMU SEDANG MEMBACA
Duos || Jinjoo Chaejin
FanfictionSim card hp aja slotnya dua, masa pacar cuma 1.