Sehari setelah mengetahui bahwa dirinya dikeluarkan dari sekolah, Jaemin mulai mencari sekolah baru yang akan menerimanya.
Sejujurnya, ia tidak perlu khawatir karena nilainya bagus-bagus, jadi pasti akan diterima di sekolah yang bagus manapun.
Tapi, ia jujur merasa ada yang hilang dari kehidupannya. Biasanya pagi seperti ini, ia akan berangkat ke sekolah bersama dengan sang hyung, lalu di sekolah ia akan bertemu sekaligus mengobrol bersama dengan kedua sahabatnya.
"Jaemin," panggil sang eomma sambil menepuk bahunya pelan sehingga menyadarkan Jaemin dari lamunannya.
"I-iya?"
"Kamu mau ikut tidak?"
"Ikut kemana eomma?" balas tanya Jaemin bingung.
"Ikut mencari sekolah baru untukmu."
Jaemin terdiam sejenak. Ia sebenarnya sedang ingin menyendiri di rumah, tepatnya di kamarnya. Ia ingin menenangkan dirinya terlebih dahulu, karena jujur ia masih tidak terima bahwa ia dikeluarkan dari sekolah lamanya.
Tapi kalau ia tidak ikut, ia takut kalau kedua orang tuanya memilih sekolah yang tidak cocok dengan dirinya.
"Hm.. Aku ikut saja deh." ujar Jaemin pada akhirnya. Ia pun bangkit dari sofa lalu segera beranjak menuju kamarnya untuk mandi dan ganti baju.
Baru saja ia membuka pintu kamarnya, sudah terdengar suara notifikasi masuk dari handphonenya yang ada di atas tempat tidur.
Notifikasi!
Haechan : Jaemin!
Haechan : Kangen!
Haechan : Ke sekolah dulu sbntr ya, please~Jaemin tersenyum membaca isi pesan dari sahabatnya itu. Padahal, kemarin mereka masih ketemu tapi hari ini Haechan sudah merindukan dirinya itu. Untuk apa gue harus ke sekolah lagi batin Jaemin bingung.
Tanpa membuka pesan tersebut, Jaemin langsung mandi lalu ganti baju dengan cepat dan segera turun untuk menemui kedua orang tuanya yang telah menunggunya dari tadi.
"Eomma, maaf aku tidak jadi ikut. Aku harus ke sekolah dulu, ada urusan penting."
"Baiklah, tapi kamu kami antar ya ke sekolahnya." Jaemin pun mengangguk cepat. Ia harus buru-buru karena sebentar lagi bel masuk sekolah harusnya sudah berbunyi.
---
"Jaemin cepat!" pekik Yeonho sambil menarik lengan Jaemin ketika dirinya benar-benar baru sampai di parkiran sekolah. Oh, apakah ini sungguh penting? fikir Jaemin.
Mereka berdua pun berlari menelusuri lorong sekolah, melewati banyak murid yang menatap mereka dengan tatapan bingung.
Dan di sinilah pemberhentian mereka, ruang kepala sekolah. Ayolah, dirinya sudah keluar dari sekolah ini dan kenapa ia masih harus masuk ke ruangan keramat ini.
"Yeonho, apa gue harus banget ke tempat keramat ini lagi?" tanya Jaemin ragu-ragu kepada Yeonho, Yeonho pun mengangguk mantap.
"Udah, masuk aja. Aku jamin, kamu gak akan menyesal." ujar Yeonho meyakinkan sambil mendorong pelan tubuh Jaemin masuk ke dalam ruang kepala sekolah.
Tok!
Tok!Setelah mengetuk pintu, Jaemin dengan perlahan membuka pintu ruang kepala sekolah itu. Kedua matanya langsung membola sempurna ketika ia melihat ada Jeno dan Hyemi di dalam sana.
"Nah, yang kita tunggu-tunggu sudah datang!" seru bapak kepala sekolah dengan semangat.
Jaemin mengerutkan dahinya karena bingung. Yang ditunggu-tunggu? Mengapa sang kepala sekolah menunggu dirinya, toh dia sudah bukan murid di sekolah ini lagi kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
¹lovenemy [✔️]
Fanfiction𝗡𝗢𝗠𝗜𝗡 ㅡ ❛they said that they hate each other, but they also have the another same feeling to each other. written in bahasa and harsh words ⛓️ chaestheuticc, 2O19