Tampan Sekali.
Haechan hampir saja tidak bisa menutupi rasa kagumnya akan ketampanan lelaki yang baru masuk itu. Luar biasa. Bahkan dia sebagai laki-laki ia merasa iri dengan ketampanan lelaki yang dipanggil Mark dengan nama Hendery itu.
Hendery tampak maskulin dan sinar matanya tampak sedikit nakal, seperti anak lelaki kecil yang nakal.
Detik ketika Hendery masuk itulah dia menyadari kehadiran Haechan di sana, duduk di sofa ruang tengah, lelaki itu langsung melemparkan pandangan berganti-gani penuh arti ke Haechan dan Mark.
"Ah, maaf, aku tidak tahu kau sedang ada tamu." Hendery tersenyum ramah, senyum yang mempesona kepada Haechan, "Mark biasanya tidak pernah menerima tamu di apartmennya, kecuali tamu yang memaksa seperti aku."
Lelaki itu terkekeh sendiri, lalu melangkah mendekat, "Kau pasti istimewa."
"Jangan ganggu dia, Hendery. Dia pelayanku."
Hendery langsung tertegun. Wajahnya tampak tak percaya, dia melemparkan tatapan mencela ke arah Mark, "Kau memang tidak pandai bercanda. Mana mungkin kau memakai pelayan di rumahmu? Kau dengan kehidupanmu yang introvert itu?"
Hendery melemparkan pandangan menyelidik kepada Mark, menunggu lelaki itu tersenyum dan mengatakan bahwa dirinya sedang bercanda, tetapi ekspresi wajah Mark sama sekali tidak berubah, membuat Hendery akhirnya mengambil kesimpulan.
"Oh astaga, kau tidak sedang bercanda ya?" jemarinya menunjuk ke arah Haechan, "Pemuda ini pelayanmu?"
"Tentu saja." dengan santai Mark melangkah melalui Hendery dan duduk kembali di sofa tempatnya duduk, "Duduklah dan ceritakan pelan-pelan, apa yang terjadi padamu sampai kau harus mengemis tempat tinggal kepadaku? Bukankah kau punya apartemen sendiri di tengah kota? kenapa kau tidak kesana?"
Hendery ikut duduk, di dekat Haechan yang terpaku, masih terpesona.
"Mereka akan bisa melacakku kalau aku ke sana, kau tahu, ibu angkatku dan perempuan yang dijodohkan denganku itu sangat gigih mengejarku." Tanpa dipersilahkan, Hendery menuang teh di meja dan menyesapnya, "Hmm enak sekali, kau yang buat yah?" lelaki itu menoleh tiba-tiba ke arah Haechan, membuat Haechan gelagapan.
"Eh... iyaa... saya yang buat."
Sementara itu Mark menatap ke arah Haechan dan mengernyit, pemuda itu terpesona, tentu saja. Semua perempuan dan submissif pasti akan terpesona kalau melihat Hendery dan ketampanannya yang luar biasa.
Tetapi penampilan bisa menipu, di balik sikap ramah dan baik hatinya, Hendery menyimpan racun yang menakutkan. Lelaki itu adalah penghancur perempuan serta submissif, dalam arti yang sebenarnya.
Entah sudah berapa perempuan dan laki-laki yang dipermainkannya, diberi harapan, kasih sayang dan perhatian dengan begitu indahnya, lalu dilemparkan dan dibuang dengan kejam.
Ya. Hendery cukup menakutkan kalau berhubungan dengan perempuan dan submissif, entah kenapa Mark berpikir kalau Hendery membenci mereka, tentu saja mama angkatnya dan adik kesayangannya yang baru dijumpainya setelah sekian lama itu tidak termasuk kategori yang dibencinya.
Sekarang Haechan terpesona dengan Hendery, dan Hendery secara alami langsung menebarkan pesonanya pada Haechan. Mark harus menghentikannya segera, sebelum semua berlanjut. Haechan adalah pelayan yang bekerja untuknya, dia harus menjaganya.
"Kau bisa masuk Haechan." gumam Mark tiba-tiba.
Haechan merasa lega atas perintah Mark itu, dia merasa canggung duduk di sofa di tengah percakapan kedua laki-laki yang sepertinya bersahaabat itu, dengan cepat dia berdiri dan mengucap salam, "Saya permisi dulu." dengan tak kalah sopan dia mengangguk ke arah Hendery kemudian melangkah tergesa meninggalkan ruang tengah itu, masuk ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush in Rush
FanfictionHaechan dan Mark, dua anak manusia dengan perbedaan yang sangat bertolak belakang, dua anak manusia yang seharusnya tidak pernah bersua ini pada akhirnya harus bersimpangan jalan dan saling terkait. Pada mulanya Mark hanya memanfaatkan Haechan untuk...