Epilog

28.1K 2.8K 357
                                    

Seharusnya end nya sekarang, bukan kemarin :')) maapkan aku :'))

Enjoy!

[•]

Haechan sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Kondisi tubuhnya sudah membaik dan dokter memastikan dia akan sehat-sehat saja ke depannya.

Saat ini dia sedang duduk di samping ranjang, sudah mengenakan pakaian rapi dengan koper yang sudah siap di atas ranjang. Dia menunggu Mark yang akan menjemputnya. Suara ketukan di pintu membuat Haechan menoleh penuh harap, tetapi bukan Mark yang datang melainkan Hendery. Lelaki itu tersenyum, dan melangkah masuk ke ruangan duduk di kursi depan Haechan.

"Menunggu Mark?"

Haechan menganggukkan kepalanya, tersenyum ke arah Hendery.

"Bagaimana keadaanmu?" Hendery bertanya lagi.

Haechan tersenyum. "Aku sudah baikan."

"Dikurung di bagasi seperti itu memang mengerikan. Ayah Mark memang jahat, tetapi kau bisa tenang, Chan, dia sudah kembali ke negaranya dan tidak akan mengganggumu lagi."

Ya peristiwa penculikan itu emang menakutkan, sebuah pengalaman traumatis yang sangat ingin dilupakannya. Kadangkala benaknya berpikir, bagaimana jika waktu itu Mark dan Hendery serta pihak kepolisian tidak berhasil mengejar penculiknya dan menyelamatkannya? Mungkin dia akan berakhir menjadi korban perdagangan manusia di luar negeri seperti yang direncanakan oleh ayah Mark.

Kadang di malam-malamnya di rumah sakit, Haechan masih sering terbangun tengah malam, berkeringat dan ketakutan karena mimpi buruknya berada di dalam bagasi, tersekap, berteriak-teriak dan tidak ada yang menolongnya. Dan ketika itu, Mark yang setia menungguinya langsung menggenggam tangannya, menenangkannya sampai dia tertidur kembali.

"Aku akan berusaha melupakannya." Haechan menatap ke arah Hendery, "Terimakasih Hendery, kau begitu baik kepadaku."

Hendery tersenyum, sebuah senyum lebar yang mempesona di wajah tampannya. "Aku menganggapmu seperti adikku sendiri, kau sangat mirip dengannya, dengan kemandirian dan sikap tegarmu." lelaki tampan itu lalu mengerutkan keningnya, "Sayangnya tidak disangka kau mengalami nasib yang sama sepertinya. Diculik oleh orang jahat"

"Dan untunglah kami berdua sama-sama selamat." Gumam Haechan, merasa benaknya dipenuhi rasa syukur yang begitu dalam.

"Ya. Untunglah pada akhirnya kalian menemukan laki-laki yang bisa menjaga kalian." tatapan Hendery tampak melembut. "Mark lelaki yang baik, meskipun dia kadangkala keras dan menakutkan, tetapi dia tidak pernah bersikap seperti itu kepada orang lain sebelumnya. Aku yakin dia benar-benar menyayangi dan akan menjagamu, Haechan."

Haechan tersenyum. Hatinya terasa hangat ketika mengingat Mark. Memang kemarahan Mark terakhir kali sebelum dia diculik waktu itu benar-benar menyakiti hatinya, kata-kata Mark waktu marah memang kasar. tetapi lelaki itu telah meminta maaf kepadanya dan menjelaskan sebab kemarahannya. Mark cemburu. Haechan tidak bisa menahan senyumnya memikirkan bahwa Mark, lelaki sempurna itu cemburu kepadanya.

"Sepertinya kalian sangat asyik." Lelaki yang dibayangkannya itu, Mark tiba-tiba sudah muncul di ambang pintu.

Seperti biasa penampilannya tampan dengan rambut basah sehabis keramas. Sepertinya dia baru saja mandi. Haechan tersenyum, menyadari bahwa Mark rela mengubah pola tidurnya yang biasa untuk menjemput Haechan. Yah siapa yang bisa lupa bahwa Mark selalu bersikeras bekerja sepanjang malam dan beranjak tidur ketika menjelang pagi lalu bangun di sore hari? Hari ini jam sepuluh pagi dan Mark sudah rapi berada di sini untuk menjemputnya.

Mark melangkah masuk, mengangkat alisnya ketika menatap Hendery. "Kenapa kau ada di sini Hendery?" suaranya terdengar curiga.

Hendery tersenyum jahil. "Aku berencana untuk menculik Haechan sebelum kau ambil."

Crush in RushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang