15

24.3K 2.8K 777
                                    

Ketika Haechan membuka matanya, Mark ada di sana menatapnya. Semula Haechan membelalak ketakutan, merasa bahwa dirinya ada di dalam bagasi yang gelap, sesak dan tanpa udara. Tetapi kemudian Mark memegang tangan Haechan yang panik dan menekannya lembut. Membuat Haechan menoleh kepadanya, menyadarkan dia ada di mana.

"Kemarin kau diculik, Haechan, tetapi polisi menyelamatkanmu sebelum kau di bawa lebih jauh. Kau sekarang ada di rumah sakit, kau sudah selamat.” Mark berbisik lembut, berusaha meredakan ketakutan Haechan, “Kau baik-baik saja Chan.”

Haechan menatap Mark dalam-dalam. Ingin rasanya dia menghambur ke pelukan lelaki itu dan menangis, tetapi kemudian seketika dia teringat akan kata-kata kejam Mark kepadanya.

Sebelum Haechan diculik, Mark telah melecehkan dan merendahkannya. Dan sekarang apa yang dilakukan lelaki itu di sini? Akankah dia merendahkan Haechan lagi?

“Aku tahu kata-kataku malam itu menyakitkan.” Gumam Mark ketika Haechan berusaha menarik tangannya, membuat Mark harus menahannya, “Maafkan aku Haechan. Aku menyesal, aku mengucapkannya karena aku marah... dan cemburu...”

Cemburu? Kali ini Haechan tertarik dengan perkataan Mark, dia mengangkat matanya dan menatap Mark dengan bingung. Cemburu? Mark cemburu? Kepada siapa? Kepadanya?

“Ya. Aku cemburu kepadamu dan Hendery... Aku...” Lelaki itu tampak salah tingkah dan kesulitan berkata-kata “Aku sebenarnya menyimpan perasaan lebih kepadamu, entah sejak kapan yang pasti aku sadar ketika aku merasa tidak suka saat kau biasa-biasa saja ketika mengetahui aku akan keluar bersama Nancy.” Senyum Mark tampak pahit, “Aku ingin kau marah, aku ingin kau setidaknya mengungkapkan kecemburuanmu. Tetapi kau bersikap datar kepadaku, membuatku sulit menebak apa yang sebenarnya kau rasakan.”

Bagaimana mungkin Haechan menunjukkan kecemburuannya kepada Mark? Bagaimana mungkin dia berani? Mark adalah majikannya, penolongnya, bagaimana boleh dia yang hanya seorang pelayan menunjukkan perasaan lebih kepada majikannya?

“Dan kemudian itu mendorongku untuk bersikap sedikit kekanak-kanakan.” Pipi Mark tampak sedikit merona, laki-laki itu jelas-jelas merasa malu, “Tujuanku pergi bersama Nancy, menghabiskan waktu dengannya dan memperlihatkan ketertarikan kepada Nancy adalah untuk memancing rasa cemburumu, aku ingin kau merasa cemas aku pergi dengan perempuan lain, aku ingin bisa menebak perasaanmu.”

Mark mengacak rambutnya dengan frustrasi, "Pada akhirnya, aku malahan yang menjadi korban kecemburuanku sendiri. Aku pulang mendapati rumah kosong, mencemaskanmu setengah mati hanya untuk mendapati kau pulang bersama Hendery, tertawa-tawa dan berangkulan. Nampak begitu gembira, aku langsung menarik kesimpulan bahwa usahaku sia-sia. Aku pergi dengan Nancy seharian dan kau bahkan tidak memikirkanku sama sekali, malahan pergi bersenang-senang dengan Hendery, hal itulah yang memancing kemarahanku."

Mark menatap Haechan sungguh-sungguh. "Kata-kataku kasar Chan, dan yang pasti sangat menyakitkan, aku tahu kau akan sulit memaafkanku." Mark melanjutkan sambil menghela napas panjang, "Tapi satu yang harus kau tahu Chan, semua
perkataan itu hanyalah manifestasi kemarahanku, tidak ada satupun yang berasal dari hatiku. Bagiku kau adalah orang yang sempurna, lugu, polos, pekerja keras, mandiri, bisa bertahan dalam kesulitan dan terlebih lagi kau telah menyentuh hatiku yang paling dalam."

Dengan lembut Mark mengecup jemari Haechan, "Mungkin ini akan terdengar sangat klise, dan mungkin kau tidak akan mempercayainya, tetapi aku mencintaimu, Haechan."

Haechan ternganga, kaget dan tak percaya. Mark mencintainya? Mencintainya? Apakah dia bermimpi? Haechan menyentuh pipinya yang terasa hangat, tiba-tiba merasa malu, bagian mana dari dirinya yang bisa dicintai oleh lelaki sesempurna Mark? Bagaimana mungkin Mark bisa jatuh cinta kepadanya? Seorang pelayan udik yang kadang-kadang mempermalukannya?

Crush in RushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang