Rain

253 17 0
                                    


"Ah hujannya deras sekali"

Cho Jin Ae sudah berdiri di tangga pintu keluar 7 stasiun subway Dongdaemun. Tangan kirinya terangkat menghalangi rintik air mengenai wajahnya, sedikit merutuki kebodohannya yang tidak mengindahkan ucapan Ye Jin beberapa jam lalu untuk membawa payung atau setidaknya menunggu sampai langit cerah. Tangan kanannya merapatkan tas dalam dekapannya, satu-satunya barang yang akan Jin Ae pertahankan untuk tidak bersentuhan dengan air hujan. Bukan masalah tas itu, tapi buku catatan dan 2 lembar kertas berisi not balok yang tidak terlalu Jin Ae pahami, yang pasti itu adalah sebuah lagu. Dua lembar kertas yang memaksa Jin Ae kembali ke Dongdaemun, kantor Big Hit Entertainment. Jin Ae berniat mengembalikan draft lagu itu pada pemiliknya, Min Yoon Gi, begitu kira-kira tulisan kecil yang tertera di sisi kiri bawah lembar itu.

Jin Ae melirik sekilas pergelangan tangannya, pukul 19.00 KST. Jam kerja seharusnya sudah berakhir 1 jam yang lalu. Jin Ae menghentakkan kakinya kesal, jarak stasiun dengan kantornya hanya 5 menit jika berjalan kaki tapi kakinya tak kunjung beranjak dari posisinya kini. Bibirnya sedikit pucat, ujung sepatunya juga sudah diresapi air hujan menimbulkan hawa dingin di ujung jemari kakinya. Jin Ae bisa saja mengembalikannya besok, tapi ada 2 alasan yang entah kenapa menguatkan keinginannya ini. Pertama, karena lagu ini Jin Ae harus menerima kemarahan laki-laki bermarga Min itu pada hari peratamanya bekerja di Big Hit entertainment. Draft lagu itu tidak hilang dan tidak terbuang, justru ada diantara lembar-lembar desain pakaian dan tersimpan bersama catatan Jin Ae selama ini. Kedua, karena Jin Ae merasa sedikit berhutang budi pada Min Yon Gi karena sudah menolongnya tempo hari.

"Ahh, aku pasti sudah gila"

Jin Ae mengeratkan tas dalam pelukannya, menyembunyikannya dibalik mantel yang dikenakanya. Tangan kirinya berusaha menutup kepalanya dari derasnya rintik hujan. Jin Ae berlari menuju kantornya, gerakannya tidak bisa dibilang santai tentu saja. Hentakan kuat kakinya memecah genangan air di jalan, mengundang atensi dari orang-orang disekelilingnya. Beberapa menatapnya marah karena gerakan cepatnya menyipratkan air mengenai beberapa pejalan kaki, tak sedikit pula yang merasa iba pada gadis nekad yang menerjang hujan tanpa pelindung apapun di kepalanya.

Jin Ae sudah sampai di lantai utama Big Hit entertainment, tubuhnya basah kuyup tentu saja. Sebelum memasuki gedung, Jin Ae sdikit memeras ujung pakaiannya mengurangi volume air hujan yang ikut menggenang dalam serat pakaiannya. Sedikit bernafas lega ketika tasnya mau diajak kompromi, masih bisa menahan air hujan sehingga barang-barangnya tidak basah. Jin Ae melangkahkan kakinya memasuki gedung, sedikit mebungkukkan badan dan menyapa beberapa staff yang berjalan berlawanan arah dengannya. Jin Ae tidak memedulikan beberapa tatapan heran yang dilayangkan padanya, fokusnya hanya satu, Genius Lab.

Jin Ae keluar dari pintu lift yang berhenti di lantai tujuannya, tangannya mengecek tasnya sekali lagi mengambil buku catatanya, membawanya dengan hati-hati berharap lembaran-lembaran itu tidak ikut serta menyerap air hujan yang melekat pada tubuh dan pakaiannya. Sepatu converse itu meninggalkan jejak menuju studio milik Min Yoon Gi, Genius Lab. Jari telunjuknya menekan tombol, Jin Ae berharap laki-laki itu belum pulang. Sia-sia saja perjuangannya menembus hujan jika yang ditujunya tidak ada ditempat. Setidaknya Jin Ae sudah berdiri 3 menit di depan Genius Lab, dan sudah menekan tombol berkali-kali tapi tidak ada gerakan mmebuka pintu atau kemunculan laki-laki itu dari balik pintu.

"Ayolah, pasti laki-laki itu masih disini" Ucapnya lebih pada menguatkan diri sendiri. Jin Ae mengarahkan pandangannya ke sekeliling, sepi. Kepalanya tertunduk lesu memudahkan anak-anak rambut yang basah mengalirkan sisa air hujan pada dahinya. Jin Ae berjalan lesu menuju lift, suhu dingin mulai terasa di permukaan kulitnya. Kantor ini masih berpendingin belum berpenghangat ruangan, mengingat musim dingin belum tiba.

TACENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang