Snowball

149 15 0
                                    



Jin Ae menghentikan langkahnya sebelum menggeser pintu kaca dengan pegangan kayu dipinggirnya, aroma kue dan kopi langsung menyapa indra penciumannya ketika seorang gadis dengan rambut sebahu itu melemparkan tatapan tajam padanya. Sudah hampir pukul sebelas malam Jin Ae baru saja sampai di kafe Yejin yang masih terlihat sibuk dengan beberapa karyawan. Jin Ae tahu sahabatnya ini sudah merajuk karena kedatangannya yang terlambat.

"Jin Ae-ya tunggu sebentar, aku akan mengambil tas diruanganku" Jin Ae mengangguk, ia sudah tidak sabar untuk merayakan pertambahan usianya dengan sahabat karibnya ini.

Pukul sebelas lewat empat puluh lima menit, kedua gadis ini sudah sampai diapartement milik Yejin. Jin Ae sedikit terkejut dengan dekorasi ruang tamu Yejin, tidak seperti biasanya. Ada dua buah tirai tembus pandang yang ditempel didinding, dihiasa lampu kecil yang sengaja Yejin susun secara diagonal membentuk setengah lingkaran. Sebuah meja kecil dengan karpet bludru ditengah ruangan yang menghadap ke lampu. Hampir seharian Yejin mempersiapkan ini semua.

" Yejin-aa gomawo" mata Jin Ae berkaca-kaca menatap sahabatnya ini.

Sebuah kue sederhana lengkap dengan lilin berwarna-warni sudah siap ditata diatas meja. Setelah keduanya melakukan ritual perayaan ulangtahun, kini tangan Jin Ae sudah mengapit dua buah sumpit siap untuk menyantap nasi dan sup rumput laut buatan Yejin.

" Yejin-aa ini enak sekalii"

" Tentu saja" Yejin sudah akan beranjak kedapur namun langkahnya terhenti ketika kaki kanannya menyentuh sebuah paperbag berwarna putih. Bukan Yejin namanya jika tidak memiliki rasa ingin tau yang tinggi, ia kembali duduk untuk menilik paperbag itu. Gadis dengan piyama kotak-kotak itu menatap tajam Jin Ae yang ingin merebut paperbag dari tangannya. Sebuah kotak kayu yang tutupnya terdapat ukiran menara eifel. Tangan cekatan Yejin dengan cepat membuka kotak itu.

"Waaaa, indah sekali"

Jin Ae melirik Yejin yang sedang membolak-balikkan snowball dengan hiasan menara eifel didalamnya, sesekali mengangkat benda itu sedikit keatas guna mengagumi keindahannya. Lantas Yejin kembali menatap sahabatnya ini dengan tatapan penuh selidik.

" Wae?" Jin Ae mengangkat dagunya sambil memutar bola matanya sebelum kembali memasukkan satu suap nasi kedalam mulutnya.

" Pasti Jimin yang memberikannya padamu"

Hening. Jin Ae sempat menghentikan aktifitasnya sejenak untuk menatap sahabatnya ini sebelum meneguk segelas air putih ditangannya. Tidak berniat untuk menyalahkan atau membenarkan pernyataan Yejin.

" Ya! Cho Jin Ae" Jin Ae meletakkan gelas yang ia pegang sebelum menggelengkan kepalanya, membuat Yejin semakin bersemangat memutar otaknya untuk menebak siapa yang memberikan hadiah ini pada Jin Ae.

" Min Yoongi yang memberikannya padaku"

" Jjinja? Yoongi yang kutemui di rumah sakit itu? Yoon gi -min suga?" Yejin menutup mulutnya dengan sebelah tangannya sebelum kembali berucap "Wahh kenapa dia memberikan ini untukmu? kau melakukan sesuatu yg begitu baik ya?"

" Bukan, itu hadiah ulang tahunku"

" Hadiah -apa? Tunggu? Bagaimana bisa? Sebenarnya apa yg terjadi"

Jin Ae menceritakan semua yang sudah terjadi kepada Yejin, tau benar sahabatnya ini pasti sedang bertanya-tanya dalam benaknya dan menuntut penjelasan. Jin Ae kembali menyusuri ingatannya, membuka lembaran-lembaran memori bertokohkan kedua pria itu. Tentang bagaimana manisnya perlakuan Jimin kepadanya selama ini, sampai momen dirinya yang menyusuri kota Paris bersama Yoongi. Bahkan ia masih mengingat begitu jelas mengenai snowball yang sekarang masih dipegang oleh Yejin. Snowball yang Jin Ae lihat disebuah toko bersama Yoongi, perihal bagaimana jalannya cerita sampai Yoongi memberikan hadiah itu padanya, Jin Ae tak mau banyak berasumsi. Pria itu sulit sekali ditebak.

TACENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang