Way Back Home (II)

236 20 2
                                    


Angin malam berhembus menyapu wajah cantik Jin Ae. Gadis bersurai gelap itu mempercepat langkahnya menaiki satu persatu tangga di pintu keluar subway. Maniknya bergerak gelisah memindai jam yang melingkari pergelangan tangannya. Raut wajahnya Nampak gusar ketika jarum jam menunjukkan pukul 23.00 waktu Seoul. Sedikit berlari, Jin Ae menuju sebuah kedai yang berjarak 500 meter dari posisinya. Malam ini Jin Ae berniat mengunjungi Ye Jin di kedainya. Sahabatnya itu baru saja melewati usia 23 tahun  2 hari yang lalu, sayangnya Jin Ae harus mengulang pekerjaannya untuk mendesain baju milik Yoon Gi dan melewatkan pesta ulang tahun Ye Jin.

"Ahh, bodoh sekali kenapa aku terlambat" Jin Ae menarik gagang pintu yang sudah terkunci, netranya tidak menangkap seseorangpun disana hanya beberapa perabot dan suasana gelap yang disuguhkan dibalik pintu kaca bergantung tulisan "Closed".

"Jin Ae ya babo" Jin Ae memukulkan kepalan tangan kanan pada kepalanya, harusnya Jin Ae mengingat jadwal kedai sahabatnya itu. Jin Ae sudah mencoba menghubungi Ye Jin seharian ini, tapi tidak ada kabar apapun dari sahabatnya itu. Tidak satupun panggilan atau pesan yang dilayangkan mendapat jawaban dari sahabatnya. Hanya ada 2 kemungkinan, Ye Jin sedang berlibur dengan kekasihnya atau yang kedua Ye Jin sengaja mengabaikannya. Jin Ae menggelengkan kepalanya, menghilangkan kemungkinan yang kedua. Akan lebih repot lagi jika sahabatnya itu merajuk dan mengabaikannya, tapi mengingat kembali 2 hari yang lalu ketika Jin Ae tidak memberi kabar mengenai ketidak hadirannya pada pesta ulang tahun Ye Jin membuat kemungkinan buruk itu kembali berputar dalam pikirannya.

Panggilan terakhirnya pun tidak mendapat jawaban, Jin Ae yakin panggilannya sudah lebih dari 32 kali yang dialamatkan pada Ye Jin. Jin Ae menilik sekali lagi pada Kedai bertuliskan "Daily Dose" dihadapannya, sebelum langkahnya berbalik meninggalkan kedai itu. Jarak rumah Ye Jin cukup jauh menyurutkan kemungkinan untuk bersua sahabatnya malam ini. Jin Ae mengeratkan tanganya pada paper bag dengan pita biru digenggamnya. Jin Ae memutuskan untuk kembali ke stasiun, subway di Seoul hanya beroperasi sampai tengah malam. Jarak kedai dan stasiun ganya 750 meter tapi langkah lesu membawa Jin Ae lebih lama melewati jalanan yang semakin sepi. Hanya beberapa blok lagi sebelum Jin Ae mencapai stasiun, langkahnya terhenti. Lima belas meter dihadapannya, ada 3 orang pria sedang berbincang didepan sebuah kedai yang Jin Ae yakin menyediakan minuman alkohol. Jin Ae tidak terlalu asing ketika berhadapan dengan orang yang baru saja minum alkohol, tetapi ketika 3 orang itu dengan sengaja melihat ke arah Jin Ae dan menghentikan aktivitas mereka membuat Jin Ae memasang peringatan 'waspada' . Sedikit berdehem dan menghirup dalam oksigen disekelilingnya, Jin Ae melanjutkan langkahnya mencoba acuh dengan 3 orang laki-laki yang sialnya berjalan ke arah Jin Ae menghadang geraknya

" hai nona, mau ku antar pulang?"

Jin Ae bergeming memilih sisi kiri untuk meninggalkan tempat itu. Mulutnya terkunci berusaha menghalau rasa takut.

" Waah, jangan kabur. Makan malam begini sebaiknya jangan berjalan sendiri" jin Ae ingin menyumpahi laki-laki berhoodie biru tua yang menghadang jalannya, ketika matanya menatap nyalang laki-laki itu justru senyum miring yang membuat Jin Ae semakin bergidik.

"Maaf aku harus pergi"

Jin Ae semakin berniat menubruk barisan itu, ketika sebuah tangan sigap menarik lengannya.

"Mau kemana ? Biar kami antar"

Jin Ae menarik lengannya dengan cepat yang justru semakin dicengkeram laki-laki itu. Sedetik kemudian cengkeraman itu melonggar, bersamaan seseorang menarik tangan itu paksa.

" Tidak perlu repot-repot aku akan mengantarnya" Seorang laki-laki tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya. Jin Ae tidak dapat melihat dengan jelas laki-laki ini karena wajanhnya tertutup masker dan topi tapi Jin Ae merasa tidak asing dengan suaranya.

" Hah, apa urusanmu dengan gadis ini?"

Laki-laki bertopi itu menarik lengan Jin Ae memaksa tubuh itu mendekat padanya.

"Kenapa aku harus minta ijin padamu untuk pulang dengan istriku?" Jin Ae menoleh cepat kepada laki-laki yang mengakuinya sebagai istrinya, laki-laki itu balik menatap Jin Ae dari balik topi yang menghalangi pandanganya. "Ayo pulang" laki-laki itu merangkul paksa Jin Ae berjalan meleati ketiga pria yang menghadang jalan mereka.

---

Jin Ae merasa rengkuhan dari bahunya menghilang ketika mereka sudah melewati beberapa blok. Laki-laki itu melepas tanganya cepat membuat Jin Ae sedikit terdorong. Jin Ae berniat mengucapkan terimakasih namun suara berat itu lebih dulu menyambar ucapannya.

"Apa yang sebenarnya kau lakukan? Berjalan sendirian tengah malam begini, kau gila?"

Jin Ae sedikit terkejut dengan ucapan laki-laki yang kini menatapnya frustasi, baru saja laki-laki ini menolongnya dan apa yang baru Jin Ae dengar adalah laki-laki ini menuduhnya gila. Laki-laki ini memang punya dua kepribadian.

"Aku tadi berniat mengunjungi temanku, tapi aku tidak menemukannya. Maaf merepotkanmu dan terimakasih atas bantuanmu, Yoon Gi ssi"

"Ini sudah larut malam, kenapa tidak naik taksi? Bukankah BigHit memberi upah besar staffnya? Kenapa tidak minta di jemput suamimu?"

Jin Ae mendengus kesal, menghadapi Yoon Gi selalu berakhir dengan perdebatan terlebih pertanyaanya barusan semakin memperburuk suasana hati Jin Ae.

"Sekali lagi terimakasih sudah menolongku, dan untuk pertanyaanmu itu maaf itu bukan urusanmu."

----

Semoga dapet feelnya ya untuk part ini :))

Btw info yg author tau, kalo mau jadi stylist nya BTS salah satu syaratnya harus sudah menikah, ya kan?? 

Voment please :))

TACENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang