Jealous

147 18 1
                                    

Sudah 5 hari semenjak malam itu, Yoon Gi tak lagi banyak berbicara. Kalian sering dengar Yoon Gi itu irit bicara? Sekarang lebih buruk. Jin Ae merasa diabaikan dan dia tidak suka itu. Diabaikan hanya membuat suasana menjadi canggung. Yoon Gi lebih banyak tidur saat di backstage, atau pura-pura tidur. Entahlah, tapi Jin Ae merasa ada yang perlu diluruskan atau setidaknya ada yang perlu dijelaskan.

Ini malam natal, para crew sedang bersiap untuk persiapan BTS di acara musik. Seperti biasa para stylist akan sibuk demi penampilan memukau sang artis, sedangkan member BTS sebagian besar memilih menutup mata sejenak ketika tangan-tangan cekatan make up artist menyapukan berbagai macam produk pada wajah tampan mereka. Kecuali Jin yang sedang menghafalkan script, menjadi MC di acara ini menuntutnya datang lebih awal dan bekerja lebih keras.

"Jin Ae, bisa tolong aku"

Son Hye sedang mengamit beberapa outer dan jari jarinya sibuk memilah milah aksesoris. Tidak butuh detik berikutnya berlalu Jin Ae sudah sampai dihadapan Son Hye.

"Ne eonni"

"Berikan ini pada Yoon Gi, dan jangan lupa suruh dia pilih aksesoris" Son Hye menghempaskan beberapa pakaian dan aksesoris ke tangannya.

"Ne Eonnie"

Dengan sigap, Jin Ae berjalan cepat ke arah meja kedua di sisi kiri ruangan. Jin Ae bisa melihat Yoon Gi memejamkan matanya dari pantulan kaca rias di hadapannya. Hye Rin dengan telaten mengatur rambutnya. Hye Rin sepertinya mendengar langkah mendekat ke arahnya yang mendorongnya menoleh dan tersenyum sekilas pada Jin Ae yang telah berdiri disampingnya. Walaupun tanpa suara, Jin Ae bisa memahami ketika Hye Rin berucap untuk menunggunya sebentar.

Masih butuh 5 menit sebelum Yoon Gi selesai dengan rambutnya. Jin Ae memperhatikan ketika jemari Hye Rin dengan lincah mengatur helai demi helai surai kemerahan itu. Jin Ae jadi lebih leluasa mengamati detail wajah laki-laki itu ketika dia sedang tertidur. Kulitnya putih pucat, bibir tipisnya terkatup sempurna, matanya terpejam dengan bulu mata lentik yang baru Jin Ae sadari. Pipinya lebih terlihat berisi dari beberapa bulan lalu, saat Jin Ae baru bergabung dengan tim stylist.

Menelusuri setiap detail wajah Yoon Gi membuatnya lupa dan terkejut ketika sepasang kelopak mata itu terbuka, Yoon Gi terbangun. Jin Ae terlalu gugup dan lambat untuk tersadar. Tatap matanya menatap lurus melalui pantulan kaca rias.

"Aku sudah selesai" Hye Rin membereskan peralatannya dan beranjak dari tempatnya berdiri. JIn Ae berdehem pelan dan berjalan ke sisi kiri Yoon Gi, meminta atensi Yoon Gi seutuhnya. Berusaha bersikap tenang, sedangkan jantungnya sudah berdegup tak berirama.

" Yoon Gi ssi, silahkan ganti pakaianmu. Dan ini untuk aksesorisnya, mana yang lebih kau suka?"

Dia mengambil pakaian dari tangan Jin Ae lalu beralih menatap sederet aksesoris yang gadis itu sodorkan dihadapannya.

"Pilihkan satu untukku, bukankah itu tugasmu sebagai stylist?"

Mungkin Jin Ae lupa kalau manusia dihadapannya benar-benar pandai membalikkan suasana. Jin Ae menatap sekilas aksesoris yang berkilau dihadapannya, lalu mengambil sepasang necklace dan bracelet berwarna perak dengan ukuran sedang.

"Sepertinya ini lebih baik".

Yoon Gi tidak banyak protes, hanya beranjak dari tempat duduknya. Jin Ae menunggu dengan sabar, masih mengamati berbagai aksesoris di hadapannya. Yang Jin Ae tahu, Yoon Gi sering memakai ear ring dan piercing. Sejak kehilangan cincinnya pada tour beberapa waktu lalu, Yoon Gi jarang memakai cincin dengan simbol namanya itu. Dan akhir akhir ini Yoon Gi jarang memakai headband, padahal menurut Jin Ae laki-laki itu terlihat maskulin dengan tambahan headband di kepalanya.

Mungkin Jin Ae akan mengajukan saran itu untuk penampilan selanjutnya. Jin Ae mendengar langkah kaki mendekat dan mendapati Yoon Gi sudah berada di sisi kanan mengenakan setelan lengkap. Jin Ae mengamati penampilannya dan mengangguk, menatap wajahnya sekilas memastikan rias dan baju yang dikenakannya sesuai. Yoon Gi tidak banyak berbicara bahkan ketika Jin Ae menawarkan ear ring mana yang akan dia pakai, dia hanya mengendikkan bahu sekilas dan menjawab "aku tidak yakin,pilihkan saja satu untukku".

Jin Ae sedang merapikan kerah baju yang dikenakan Yoon Gi, dengan posisi yang begitu dekat dan canggung Jin Ae tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya. Mereka memang tidak pernah terlibat komunikasi setelah kejadian 5 hari lalu di sungai Han, dan ini adalah percakapan pertama keduanya setelah hari itu.

"Oppa mengabaikanku" Jin Ae memberanikan diri menggunaan sapaan laki-laki yang lebih tua dan menanggalkan panggilan formal yang biasa digunakannya ketika bekerja. Tepat setelah itu Jin Ae mendapat perhatian Yoon Gi, matanya menatap dengan sedikit kernyitan di dahi.

"Apa maksudmu?"

"Mungkin hanya perasaanku, tapi aku merasa oppa mengabaikanku. Aku tidak tahu apa aku melakukan kesalahan. Apapun alasannya aku minta maaf, aku berharap kau memaafkan kesalahanku. Oppa bisa katakan langsung padaku jika aku melakukan kesalahan, dan jangan mengabaikanku seperti ini"

Matanya mengerjap beberapa kali, tapi Jin Ae bisa melihatnya laki-laki itu masih tenang. Jin Ae hampir putus asa karena laki-laki itu tak kunjung bersuara. Jin Ae menggigit pipi bagian dalamnya, merutuki kebodohannya sendiri. Memangnya siapa Jin Ae untuk Yoon Gi? Apakah perlu alasan laki-laki itu mengabaikannya? Kenapa Jin Ae jadi merasa terabaikan? Tapi kenapa juga setelah semua sikap baiknya itu, Yoon Gi jadi tiba-tiba dingin begini? Jin Ae berperang dengan perasaannya sendiri.

Sebelum suasana semakin canggung, Jin Ae kembali berdiri dibelakang punggung laki-laki itu. Mengalihkan perhatian dengan memberikan in ear dan membantu laki-laki itu mengenakannya. Jin Ae bisa melihat pantulan kaca rias dari sudut matanya ketika Yoon Gi menghembuskan napas berat.

"sejak kapan kau menyukainya? "

"A-apa?" Gerakan Jin Ae terhenti, menatap ke pantulan kaca ketika sepasang mata itu juga menatapnya dari benda yang sama.

"Park Jimin, sejak kapan kau menyukainya?" Ucapnya lagi sambil memakai in ear yang Jin Ae berikan.

Jin Ae melihat sekeliling, berusaha mengalihkan perhatian dari Yoon Gi. Semua staf sedang sibuk dengan artis masing masing bahkan Jin Ae melihat Manager Kim sudah keluar masuk pintu untuk ketiga kalinya.

"Tidak sopan ketika ada seseorang bicara dan kau memalingkan muka" ucapan Yoon Gi menarik kembali perhatian Jin Ae padanya. Pribadi itu sudah membalik tubuhnya mengahadap Jin Ae, sedikit bersandar pada meja rias dengan tangan sudah disilangkan di depan dada. Posisi ini membuat Jin Ae dapat menatap lurus matanya, tingginya sejajar.

Jin Ae berusaha mencari jawaban yang tepat, karena dia memang tidak bisa menghindar. Jin Ae tidak tahu jawaban apa yang akan diutarakannya, bahkan Jin Ae pun tak yakin dengan ucapanya tempo hari. Alasan kenapa nama itu yang justru terucap, apa benar memang Jin Ae menyukai Park Jimin sebagai cinta pertamanya?"

Menunggu 1 menit untuk berpikir dengan kurungan tatapan mata Yoon Gi sepertinya bukan hal yang baik.

"Aku tidak tahu" Jin Ae menundukkan kepala untuk menghindari sepasang manik yang masih menatapanya dan membuat perasaannya semakin tidak menentu.

"3 menit lagi ayo bersiap semuanya" Manager Kim sudah masuk kembali dan berseru yang disambut anggukan dari para staf.

"Akan kuambil kan sepatu untuk Oppa" belum sempurna Jin Ae berbalik, lengannya ditarik dan membuatnya kembali menghadap Yoon Gi.

"Jangan pernah menyebut namanya lagi di depanku sebagai cinta pertamamu, aku cemburu"

-

-

-

-




HAHAHAHAHAHA jadi kalian tim Suga apa Jimin? Ada yang kangen momennya Jin Ae sama Jimin gak ? Selamat bertemu di part selanjutnya...


TACENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang