Wonder

270 21 0
                                    

Maaf ya panjang nih part ini 

happy reading :)

Dongdaemun di waktu pagi selalu ramai dengan lalu lalang orang-orang berpakaian rapi dan akan ramai lagi dengan sekumpulan anak muda berpakaian santai pada sore hari, pemandangan yang tidak asing bagi Jin Ae. Perjalanan dari stasiun subway ke kantor BigHit ent bisa ditempuhnya dalam waktu 5 menit. Tapi hari ini langkahnya terasa lebih berat, kakinya tidak terkilir begitu parah dan masih bisa berjalan normal setelah seharian penuh Jin Ae dirawat oleh Yejin, dikurung lebih tepatnya. Pertemuan Jin Ae tempo hari dengan kakaknya, Cho Joon Ha menimbulkan berbagai pemikiran di kepalanya. Jin Ae tidak menyangkal dia merasa bahagia bisa bertemu lagi dengan kakaknya, tapi di sisi lain Jin Ae juga merasa geram dengan kelakuan kakaknya yang tega meninggalkan keluarganya di saat ayahnya mulai jatuh skait dan seharusnya kakaknya itu yang menjadi tulang punggung keluarga, setidaknya membantu ayahnya mencari nafkah. Anak suslung keluarga Cho itu justru bertingkah sebaliknya, Jun Ha membawa tabungan ayahnya pergi dan menghilang. SIngkat cerita, Jin Ae lah yang akhirnya menetap di Seoul setelah menyelesaikan studinya, berperan sebagai anak tertua sekaligus tulang punggung keluarga. Setidaknya itulah hal yang bisa dilakukannya sekarang setelah bekerja sebagai salah satu BigHit ent.

Jin Ae menutup matanya sekilas, menghirup oksigen di sekelilingnya lebih banyak berusaha menepiskan betapa rumit hidup yang dialaminya. Mungkin bayangan kakaknya terlalu memenuhi pikiran Jin Ae sehingga dia tidak bisa membedakan apakah seorang laki-laki yang tengah berdiri di depan kantor BigHit ent adalah kakaknya, Cho Jun Ha. Jin Ae menarik langkahnya lebih tepat, maniknya mengamati lekat-lekat laki-laki dengan kaos putih dan jaker bomber hitam yang berjarak 5 meter dari posisinya.

"Oppa.." Pemuda yang dilayangkan panggilan itu menoleh, Jin Ae langsung bisa menebak itu adalah kakaknya. Jin Ae sama sekali tidak berharap akan bertemu lagi dengan Joon Ha, setelah 'pertemuan' dengan kakaknya tempo hari Jin Ae pikir sebaiknya kejadian itu tidak terjadi sama sekali. Dengan begitu Jin Ae tidak harus membuat dirinya memaafkan kakaknya atau lebih baik melupakannya.

"Jadi benar kau bekerja disini?" Joon Ha memasukkan kedua tangannya dibalik saku jaketnya, berdiri menatap gadis yang tingginya hanya mencapai bahunya.

"Kenapa oppa ada disini?" Jin Ae tidak bisa bersikap lembut pada kakaknya, seperti dulu. Cho Joon Ha yang dikenalnya telah berubah, dan Jin Ae juga berubah.

"Mengunjungi adikku tentu saja"

Jin Ae mengalihkan pandangan, tersenyum miring. Jin Ae tahu itu bukan tujuan kakaknya ada disini, berdiri dihadapannya di depan gedung BigHit ent.

"Aku tidak punya waktu untuk berbasa-basi. Aku bisa terlambat, lebih baik oppa pulang dan jangan pernah muncul lagi dihadapanku" Jin Ae bergegas menaiki tangga menuju pintu utama saat yang sama pergelangan tangannya ditarik paksa membuatnya raganya kembali berbalik.

"Ya! Beraninya kau mengusirku" Joon Ha meninggikan suaranya mengakibatkan beberapa orang di jalan melirik ke arah mereka.

"Wae? Aku tidak punya urusan apapun dengan oppa. Jadi tolong pergilah segera" Jin Ae baru saja menaiki satu anak tangga saat pergelangan tanganya kembali ditarik.

"Jin Ae ah, aku tidak akan mengganggumu lagi. Baiklah aku akan pergi, tapi kau tahu hidup di Seoul tidak mudah setidaknya untuk satu bulan ke depan aku perlu membayar apartemen dan kebutuhan hidup lainnya. Agensi ini sudah menjadi agensi besar, aku tahu mereka menggaji karyawannya lebih besar disbanding agensi yang lain. Dan aku tahu kau bisa membantuku."

Joon Ha benar-benar gila, Jin Ae tidak pernah berpikir kakaknya akan datang dan 'mengemis' padanya. Jin Ae sudah bertekad, dia tidak akan percaya lagi pada laki-laki bernama Cho Joon Ha.

TACENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang