Coffee

250 15 0
                                    


Jin Ae masih berada di ruangannya. Kedua tangannya mengusap wajahnya, meyingkirkan anak-anak rambut dari wajahnya. Hari pertama Jin Ae sudah lembur, tidak hanya Jin Ae ada beberapa staff yang juga masih bertahan di sana. Jin Ae menatap kembali desain dihadapannya, sejenak menenangkan pikirannya. Jin Ae sudah memaksa otaknya berpikir, tapi nyatanya Jin Ae belum juga dapat menyelesaikan desain han bok untuk musik video itu. Jin Ae sudah menyelesaikan desain untuk ke 5 member, tersisa 2 lagi untuk RM dan Yoon Gi.

"Jin Ae kau masih ingin disini?" Hye Ri sudah mulai berkemas dan merapikan sedikit tatanan rambutnya.

"Ne, eonni. Aku akan menyelesaikan ini."

"Baiklah, aku pulang dulu. Jaga kesehatanmu ya"

"Hati-hati di jalan,eonni"

Hye Ri mengingatkannya pada Ye Jin, sahabatnya itu pasti akan berubah seperti ahjumma yang cerewet jika Jin Ae sudah terlalu fokus dengan pekerjaanya bahkan sampai lembur seperti sekarang ini. Hal itu membuat Jin Ae rindu dengan sahabatnya, Ye Jin akan menjadi teman yang baik dan mengembalikan semangatnya saat itu juga dengan membuatkan minuman favoritnya tiramisu latte. Jin Ae meregangkan tanganya, menolehkan kepalanya ke kanan dan kekiri mengusir rasa pegal yang menjalar disana.

"Secangkir kopi sepertinya bukan hal yang buruk" Jin Ae bangkit menuju pantry, tujuan utamanya adalah membuat kopi untuk menghilangkan lelah dan kantuknya.

Sudah pukul 11.00 malam, kantor BigHit ent sudah terlihat tidak bernyawa lagi karena jam kerja sudah berakhir sejak 5 jam yang lalu. Hanya beberapa ruangan yang lampunya masih menyala karena pemiliknya yang sedang lembur, termasuk Jin Ae. Suara alunan musik dan beberapa kali hentakan kaki samar-samar terdengar dari ruang latihan member BTS. Tampaknya Namjoon, Jin dan J-Hope juga sedang berlatih koreografi sampai larut malam.

'Semua orang bekerja keras rupanya' Bagi Jin Ae, ini kali pertamanya bekerja di sebuah agensi dan menurutnya pekerjaannya kali ini di luar dugaanya. Jin Ae sempat berpikir untuk mundur saat tadi melihat jadwal padat BTS untuk satu tahun ke depan, tapi semua itu ditepisnya. Akan banyak orang yang kecewa dengan keputusan itu, terlebih orang tuanya.

Jin Ae sedikit berjinjit, membuka lemari di bagian atas dan menemukan cangkir disana. Netranya mengamati semua toples membuka dan menutup tutupnya dengan teliti, memastikan aroma yang dihirupnya benar menunjukkan sesuatu yang dicarinya. Jin Ae memasukkan kopi, sedikit gula dan creamer ke dalam cangkir. Uap air mengepul tepat saat air panas memenuhi cangkirnya. Jin Ae tidak terlalu toleran dengan kafein, tapi untuk saat ini mau tidak mau tubuhnya memaksa. Jin Ae mengaduk kopinya sambil meninggalkan pantry. Langkahnya terhenti sejenak, sebuah pemikiran melintas begitu saja mengingatkan kendali otaknya.

"Ah benar, aku belum makan malam" Jin Ae yakin kantin di malam hari pasti sudah tutup, harusnya Big Hit menyediakan kantin tambahan untuk staff yang lembur. Jin Ae meraih ponsel di sakunya, memilih delivery daripada dirinya harus keluar meninggalkan pekerjaannya. Langkahnya menuju pintu dihadapannya, jari –jarinya bergerak lincah memilih menu untuk makan malam. Jin Ae bahkan tidak tahu, seseorang berjalan ke arahnya dengan tergesa.

Pranggg

Jin Ae sedikit terhuyung ke belakang, merasa sesuatu menabrak tubunya. Cangkir di genggamannya sudah berserakan di lantai dengan cairan coklat di sana. Jin Ae mendapati seseorang dengan pakaian serba hitam berdiri di hadapannya. Sama terkejutnya dengan Jin Ae.

"Ya!! Apa yang kau lakukan?!!"

Jin Ae terkejut, netranya melebar menyadari cairan coklat itu juga mengenai kaos hitam yang dipakai laki-laki didepannya, Yoon Gi. Tangan Yoon Gi mengusap kasar kaosnya, berusaha menghilangkan noda dan rasa panas yang merayap di dada dan perutnya.

"Maafkan aku, aku tidak sengaja" Jin Ae mengambil sapu tangan dari saku celananya, menghilangkan keraguan untuk membantu Yoon Gi mengusap noda di kaosnya. Tangan Jin Ae bergerak mengusap kaos Yoon Gi perlahan, sedikit ragu.

"Hentikan!!" Suara perintah itu berhasil membuat Jin Ae berdiri mematung menundukkan kepalanya.

"Aku benar-benar minta maaf, aku sangat ceroboh" Jin Ae belum pernah mendengar seseorang membentaknya demikian, ayahnya pun tidak pernah melakukan itu.

Yoon Gi menarik napas dalam, menghembuskannya kasar.

"Apakah kau selalu membuat orang-orang yang berada disekelilingmu marah akibat ulahmu ? Bahkan baru dua kali aku melihatmu, untuk kedua kalinya juga kau merusak moodku." Bukan hanya Yoon Gi yang merasa begitu, Jin Ae juga merasa laki-laki ini merusak semangtnya. Jin Ae tahu kesalahanya, tapi dia tidak suka cara Yoon Gi menegurnya. Jin Ae bisa saja membalas ucapan laki-laki itu, tapi tubuhnya terlalu lelah untuk berdebat.

"Maafkan aku, ini hari pertamaku. Aku masih banyak belajar."

"Itu bukan urusanku" Yoon Gi menatap nyalang gadis dihadapannya. Gadis ini sudah menghilangkan catatan lagu yang membuat Yoon Gi harus memulainya lagi dari awal. Hal yang menjadi alasan Yon Gi masih bertahan di kantor dan ada di pantry. Lagi, kini Jin Ae menumpahkan kopi panas di kaosnya. 

"Kau sudah mengacaukan hariku"

Jin Ae menahan dirinya untuk minta maaf lagi, Yoon Gi cukup keterlaluan menempatkan Jin Ae pada rasa bersalah dan harus meminta maaf berkali-kali.

"Buatkan aku kopi dan antarkan ke ruanganku"

'Apa katanya?' Jin Ae belum sempat memastikan apa yang didengarnya ketika laki-laki itu pergi.

'Dia benar-benar keterlaluan'

Setelah beberapa kali bertanya, akhirnya Jin Ae menemukan ruang kerja Yoon Gi, Genius Lab. Ada di lantai 10, sama dengan divisi dari tim musik dan produser lainnya. Jin Ae semakin terkejut dengan sistem keamanan pintu untuk studio ini. Pintu ini dilengkapi dengan auto lock door knob dengan password sebagai kunci utamanya. Jin Ae menekan tombol disana, dengan susah payah. Tangannya mengenggam dua cangkir kopi, satu untuknya dan satu untuk Yoon Gi. Suara bip terdengar diiringi pintu terbuka, menampakkan seseorang disana. Yoon Gi sudah berdiri dibalik pintu, dia sudah berganti kaos putih. Jin Ae sempat berpikir 'dia terlihat lebih baik dengan kaos hitam' sebelum sebuah tangan menengadah di hadapannya .

"Kopiku" lanjutnya dengan suara berat.

"Ini " Jin Ae mengansurkan tangan kanannya, Yoon Gi mengambil alih cangkir itu dari genggamannya. Jin Ae dapat melihat dari sudut matanya, ruangan itu terlihat penuh dengan instrument untuk membuat musik sepertinya, Jin Ae tidak terllau yakin.

" Kau boleh pergi" Ucapnya, yang bagi Jin Ae seperti sebuah usiran.

'Tidak ada kata terimakasih? Heol, laki-laki ini ' Jin Ae tidak inigin berlama-lama dan membatin disana, Jin Ae sedikit mencondongkan tubuh dan beralih meninggalkan tempat itu, Genius Lab. 

....

TACENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang