Birthday

163 15 2
                                    

Jarum jam dihunian Jin Ae hampir menunjukkan pukul 12 malam, gadis ini sedang merancang konsep stylist BTS yang akan ia presentasikan besok pagi. Beberapa kertas dengan coretan desain pakaian masih berserakan diatas karpet rasfur berwarna abu-abu ketika Jin Ae merebahkan tubuhnya, mencoba mengurangi pegal dipunggungnya. Menutup matanya sejenak sepertinya bukan ide yang buruk. Jin Ae baru saja menaiki satu tangga menuju alam mimpinya ketika ponselnya berdering.

' Astaga, siapa yang menelpon malam-malam begini' gadis itu meraba ponsel yang berada disamping tubuhnya lalu menempelkan benda pipih itu pada telinganya, masih dengan posisi yang sama.

" Yeobseyo"

" Jin Ae-ya,-"

Jin Ae membelalakkan mata lalu melihat layar ponselnya untuk memastikan ketika ia mendengar suara yang tak asing ditelinganya. Jin Ae terkejut ketika menatap layar ponselnya, sebuah panggilan video yang menunjukkan sebuah cupcake dan beberapa lilin kecil yang menyala. " Saengil chukka hamnida saengil chukka hamnida... Saranghaneun uri Jin Ae, saengil chukka hamnida" beberapa detik kemudian Jin Ae dapat melihat pria bersurai gelap itu mengintip dari balik cupcake yang ia pegang. Jin Ae merasakan kehangatan sudah menjalar diruang dadanya. Jin Ae belum pernah merasa diperlakukan semanis ini dengan seorang pria, selama ini jika bukan keluarganya Yejin lah yang memberikan kejutan manis dihari ulangtahunnya.

" Cho Jin Ae, buatlah harapan lalu tiup lilinnya" Park Jimin menurunkan cupcake yang ada ditangannya agar seluruh wajahnya bisa terlihat. Pria itu menarik seulas senyum ketika menatap gadis yang sedang memejamkan mata didalam layar ponselnya. Pada hitungan ketiga mereka bersama-sama meniup lilin yang menancap diatas cupcake.

" Gomawo Jimin-aa" Jimin terlihat malu-malu disana, begitupun dengan Jin Ae. Gadis ini sebenarnya tak tahu harus bersikap bagaimana dengan situasi seperti ini. Jin Ae itu sama sekali tidak berpengalaman untuk persoalan semacam ini.

" Kau belum tidur?" Jin Ae memecah keheningan diantara keduanya.

" Aku baru saja selesai melatih tarianku" Jimin sedikit mengedarkan pandangannya, melihat beberapa kertas yang berserakan dibelakang Jin Ae " Apa kau sedang lembur?"

" Ah itu.." Jin Ae menjeda kalimatnya " aku sedang menyelesaikan tugas yang Son Hye eonni berikan padaku" gadis itu mengusap tengkuknya, merasa sedikit malu pada Jimin karena melihat keadaan kamarnya yang berantakan oleh tumpukan kertas dan beberapa bungkus makanan ringan yang sudah habis isinya. Hmm tak hanya itu, Jin Ae baru menyadari penampilannya pun tak jauh berbeda dengan keadaan kamarnya. Rambut panjangnya yang ia ikat keatas sudah kacau dengan beberapa anak rambut yang terurai kebawah.

" Wae ?" Jimin kembali tersenyum melihat salah tingkah gadis berkaus abu-abu ini, seperti mengetahui isi pikirannya. Jimin kembali melanjutkan kalimatnya " Hari ini kau bertambah tua, kenapa kau malah terlihat semakin cantik Jin Ae-ya" rasanya Jin Ae ingin menenggelamkan wajahnya di bak mandi ketika ia merasakan pipinya yang mulai menghangat. Jin Ae sampai tidak berani menatap Jimin yang sudah menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Pria ini senang sekali menggodanya.

" Sekali lagi terimakasih Jimin-aa sudah memberikan kejutan yang manis untukku. Sekarang kau tidurlah, ini sudah malam"

" Baiklah, kau juga beristirahatlah dengan baik. Jangan terlalu bekerja keras, umurmu baru saja bertambah jangan sampai muncul kerutan diwajahmu"

Jimin baru saja tertawa melihat ekspresi Jin Ae memajukan bibir bawahnya sebelum keduanya mengakiri panggilan video itu.

Selang beberapa jam setelah Jin Ae mengakiri video call dengan Jimin ponselnya kembali berdering dengan nama Yejin, kali ini memang sedikit berbeda. Yejin bukanlah orang yang pertama kali memberikan ucapan selamat ulangtahun pada Jin Ae seperti tahun-tahun sebelumnya. Tentu saja, gadis bermarga Kang yang sudah Jin Ae kenal sejak awal kuliah ini mencium kecurigaan pada Jin Ae karena tidak bisa dihubungi tengah malam tadi. Oleh karena itulah Jin Ae harus melayani inspeksi yang dibuat Yejin secara mendadak, sampai-sampai Jin Ae harus memulai harinya dengan segelas kafein pagi ini. Jin Ae baru saja memakai kedua sepatunya ketika ponselnya berdering. Wah sungguh ya hari ini Jin Ae seperti menjadi customer service.

TACENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang