Let Go

1.7K 145 9
                                    

"Woii" suara seorang pria menggema di koridor yang memang kebetulan sedang sepi karena kelas sudah dimulai beberapa menit yang lalu. Pria itu merangkul pundak lawan bicaranya dan itu sukses membuatnya kaget

"Kaget anjir ngeselin banget"

"Aduh-" lengan pria itu mendapat pukulan yang lumayan kencang dari si gadis

"Salah sendiri ngagetin! Ngeselin si"

Bukannya membalas, pria itu malah tertawa "Eunbi kamu gabut gak? Ke atas yuk?"

Pria itu, Daniel, tersenyum manis pada Eunbi tapi gadis itu tahu bahwa itu adalah senyum palsu

Ditambah lagi, Daniel mengajaknya ke atas, maksudnya ke atap gedung sekolah mereka.

Pasti dia mau curhat

"Yaudah yuk, sebelum ketauan bu Boa"

⛔⛔⛔

Daniel memandang seluruh penjuru sekolahnya dari titik favoritnya, Eunbi pun melakukan hal yang sama

Keduanya berpegangan di pagar pembatas yang terletak persis di tepi atap gedung itu

"Wah... bolos emang hal paling menyenangkan di sekolah, ya kan?"

"..Ada apa lagi?" tanya Eunbi tanpa menyahut pertanyaan Daniel

"Peka banget sih gadis satu ini, sifatnya ga sesuai sama muka garangnya, mana suka mukul lagiㅡaduh"

"Jadi kamu ngajakin kesini cuma buat ngejek?" ekspresi Eunbi sudah menunjukkan bahwa ia kesal

Eh Daniel malah ketawa

"Aku bingung, Sana akhir-akhir ini jadi aneh"

Ah, Daniel lagi-lagi mencurahkan hatinya soal gadis itu, Minatozaki Sana

"Kenapa?"

"Dia..kayak ngehindar. Udah susah diajak jalan, terus juga sering diem kalo berdua doang. Chat juga udah ga seasik dulu"

Daniel terus bercerita panjang lebar soal Sana, dan Eunbi hanya bisa menimpali sebisanya karena dia memang tidak terlalu dekat dengan kakak kelasnya itu

"Mungkin kak Sana lagi bosen aja, kamu juga jangan sampe bosen ya. Nanti kalo dua-duanya bosen ga jadi pacaran dong?"

"Tapi aku gasuka gini, Eunbi. Padahal kata temenya dia baper ke aku tapi kok malah gini. Jadi males kan?"

Ah gini nih, sifat Daniel yang Eunbi tidak suka. Pria itu mudah menyerah jika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya

"Jadi nyesel ngejar dia"

PLETAK

Pukulan manis sukses mendarat di kepala Daniel. Membuat pria itu menoleh pada Eunbi dan menatapnya tajem

"Kak Daniel kamu bego? Tau dia baper terus mau ninggalin gitu aja? Kalo kamu gatau mau ngapain, kasih dia ruang buat bergerak lebih bebas. Kamu tuh terlalu intens sama dia sampe dia ngerasa sesak, ngerasa ga sih?!"

Mata Daniel membulat. Apa memang begitu ya? Apa memang benar Sana merasa sesak dengan semua ini?

"Coba deh biarin kak Sana sendiri dulu, kalo dia nyariin lagi pasti kamu emang bagian penting dari dia"

Daniel tampak berpikir kemudian dia mengangguk berkali-kali

"Mungkin juga ya... Makasih ya kamu bikin aku merasa tercerahkan" pria itu menangkup kedua pipi Eunbi lalu memainkannya

"Duhh iya iya tapi aku jangan di unyel unyel gini dong ah"

"Adek aku emang yang terbaik. Eh yaudah deh aku pergi dulu ya, aku habis ini kelas olahraga jangan sampe ga ikut"

Tell a TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang