Still With You

981 100 4
                                        

cr media to the right owner

------

"Ah.. Lagi-lagi hujan" Eunbi mengeluh sembari menengadah ke atas dan mengulurkan tangannya dibawah rintik air hujan.

Sore ini Jepang kembali diguyur hujan. Untung saja Eunbi membawa payung, jadilah ia sekarang tengah berjalan ke halte dekat kantornya agar bisa bergegas pulang.

Sembari menunggu, Eunbi mengeluarkan earbuds miliknya lalu mengutak-atik ponsel pintarnya guna memilih lagu.

Sebuah lagu pun terputar, lagu dengan nuansa hujan yang sesuai dengan keadaan saat ini. Eunbi tersenyum simpul lalu bersenandung kecil mengikuti lagu.

'Ah.. Dia juga suka lagu ini' Eunbi yang sedang memejamkan mata itu teringat akan seseorang.

Gadis Hwang itu sama sekali tak menyadari bahwa kini seseorang tengah menatapnya sembari tersenyum simpul.

Gemasnya wanita satu ini.

-----

Hwang Eunbi kini sudah berada di runahnya. Selepas bebersih diri dia meregangkan tangannya, menikmati udara dingin Tokyo yang masih diguyur hujan meski waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.

TING TONG

Suara bel terdengar. Eunbi langsung bergegas membuka pintu dan mendapati teman-temannya sudah ada di sana sembari membawa beberapa bungkus makanan

"Kalian ngapain ke-"

"Kita tau kamu pasti belum makan kan? Jadi ayo makan dulu" ujar gadis berambut hitam sepinggang. Teman seperjuangannya di tanah rantau, siapa lagi kalau bukan si gadis asal China, Zhu Jieqong

"Halah bilang aja kalian mau numpang kabur dari amukan singa asrama gara gara berisik, iya kan?" Eunbi memicingkan mata, pura pura merajuk.

"Yaaa itu bener juga si, hehe" ujar Dahyun yang ada di sebelah Jieqong.

"Tapi kok ada Sakura sama Kak Juri?"

"Kita si ngikut aja diajakin Dahyun, ya ga, Sakura?" Juri berujar lalu menoleh pada Sakura. Gadis Miyawaki itu mengangguk pelan

"Okay let's partyyyy!" ucap Dahyun dan kemudian menerobos masuk begitu saja

"Hhh.. Padahal baru aja mau nyantai. Tapi yasudahlah"

Gerutuan pelan Eunbi mengundang gelak tawa renyah sosok pria yang daritadi ada disampingnya. Pria itu berusaha mengacak surai rambut Eunbi

Aigoo... Sudah sudah jangan ngambek ya cantik

----

Para wanita ini pun menghabiskan malam mereka dengan mengobrol dan bergosip ria. Semuanya tertawa lepas mendengar update gosip kantor mereka yang kini tengah Dahyun ceritakan.

Ah, tidak semuanya benar benar tertawa.

Eunbi daritadi hanya sekilas memperhatikan lalu beberapa detik berikutnya melamun.

Juri, Sakura, Jieqong dan juga Dahyun tentu menyadari perubahan sikap Eunbi. Mengingat besok adalah hari yang menyedihkan bagi gadis keturunan Korea-Jepang itu. Namun keempat sahabat Eunbi ini memilih untuk membiarkannya.

Karena memang mereka cuma bisa menemani Eunbi, seperti sekarang ini.

Keheningan tercipta sekian menit lamanya. Mereka kini sudah cukup lelah karena mengobrol hampir dua jam.

"Eunbi~ kita nginep aja boleh ga?" ujar Jieqong sembari menatap Eunbi

Dahyun dan yang lainnya juga melakukan hal yang sama seperti Jieqong

"Tapi-"

"Kita mau nemenin kamu, Eunbi. Seenggaknya buat malem ini kita gamau ngebiarin kamu sendirian" ucap Juri

Hening. Eunbi hanya mengangguk pelan lalu menyandarkan tubuhnya ke sofa

"Eunbi kalo mau nangis nangis aja.. Jujur daritadi kita khawatir.. Kamu seharian di kantor juga keliatan ga semangat" Sakura meraih kedua tangan Eunbi dan menggenggamnya erat

"Aku..." Eunbi menunduk dalam.

Dan malam itu keempat sahabat Eunbi melihat sisi gadis Hwang yang jarang diperlihatkan. Dia terus menangis dalam diam.

-----

Keesokan harinya Eunbi melangkahkan kaki dengan berat hati menuju suatu tempat. Dia mampir ke toko bunga terlebih dahulu sebelumnya.

"Halo, Eunbi" si pemilik toko bunga menyapanya ramah, sudah 7 tahun lamanya gadis Hwang ini selalu datang ke toko bunga di hari yang sama sehingga ia sudah sangat hafal dengan Eunbi

"Iya halo. Saya mau-"

"Lily putih kan? Iya tau kok, nih sudah saya siapkan" si penjual menimpali omongan Eunbi dan menyodorkan satu buket bunga lily putih. Eunbi menerima bunga itu dan membayar langsung

"Tolong sampaikan salamku padanya oke? Dan... berhentilah merasa bersalah, ya?" ujar penjual bunga dan di balas anggukan singkat Eunbi sembari tersenyum tipis

----

Eunbi menyusuri trotoar dengan sebuah buket di tangannya. Di sampingnya, seorang pria dengan setia menemani Eunbi menuju tempat tujuan. Sesekali ia tersenyum tipis mengamati wajah samping Eunbi yang meninggalkan kesan misterius namun cantik di saat yang sama. Si Gadis Hwang tak menghiraukan pria itu dan kakinya terus menyusuri jalanan hingga akhirnya sampai di tujuan akhirnya.

Rumah pemakaman tempat abu jenazah disemayamkan.

Gadis berambut hitam sebahu itu langsung berjalan mendekati kotak tempat abu seseorang yang begitu berharga baginya.

"Sayang aku datang" Senyum tipis terukir di bibir Eunbi tatkala ia memandang foto yang ada di dalam kotak kaca. Ia raba kotak itu dan menatap dalam foto suaminya.

"Jungkook-ah..." gadis itu perlahan menunduk, menumpahkan emosinya melalui buliran air mata yang sudah mengalir deras

Pria yang bersama Eunbi tiba-tiba memeluk Eunbi dari belakang. Namun tentu saja Eunbi tak bisa merasakannya. Karena Jungkook tak lagi memiliki raga yang bisa Eunbi raba.

Eunbi-ya.. Berhenti menangis

Jungkook menopangkan dagunya di kepala Eunbi. Surai hitam legam Eunbi ia belai dengan penuh sayang

"Harusnya aku yang ada di dalam kotak ini tapi kenapa malah kamu yang disana eoh?" ujar Eunbi sembari kembali menatap foto Jungkook

Eunbi terus saja merutuki dirinya. Kejadian 7 tahun lalu dimana Eunbi dan Jungkook berdiri di masing masing sisi jalan raya. Jungkook yang sudah lama tidak bertemu Eunbi karena bekerja di Korea menjadi sedikit tidak sabar dan menyebrang cepat tanpa menyadari sebuah truk tengah melaju kencang ke arahnya. Eunbi menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana badan Jungkook terpelanting jauh dan menghantam aspal dengan keras hingga ia tewas di tempat.

"Maafkan aku, Jungkook-ah.. Maafkan aku.."

Tidak, Eunbi. Ini bukan salahmu. Aku yang ceroboh. Aku hanya terlalu merindukanmu sehingga tidak berhati-hati

Jungkook berucap pelan dan mengeratkan pelukannya pada badan mungil Eunbi

Aku selalu disini bersamamu jadi jangan bersedih terus, ya? Aku berdoa semoga di kehidupan selanjutnya kita akan bertemu lagi dan jatuh cinta kembali.

Jungkook berpindah posisi menjadi berada di depan Eunbi. Pria Jeon itu menatap wajah sembab Eunbi, lalu menangkup pipinya dan mendekatkan diri pada wanitanya dan pada detik berikutnya, bibir kedua insan ini bertemu. Meski Eunbi tak merasakannya, entah bagaimana wanita itu secara refleks memejamkan mata.


Aku mencintaimu, Jeon Eunbi.





--the end--

Maafkan saya karena dateng dateng malah bawain cerita angst hehehe habisnya lagu ini cocok banget dibikin angst 🙏

See you on my next story 💖

glowrypath

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tell a TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang