_________________________
10. Aku harus membunuhmu
_________________________---🗝---
KEESOKAN malamnya..
Sohyun dibangunkan oleh seseorang yang mengguncang-guncangkan tubuh kurusnya.
Ia duduk lalu dengan rasa kantuk yang tersisa ia mengusap-usap matanya dengan punggung jari telunjuk kanannya. Sohyun bangkit, berdiri di samping ranjang sembari melakukan peregangan sederhana dengan mengangkat kedua tangannya ke udara.
Ia masih menggunakan piyama rumah sakit dan membelalakkan mata saat menyadari ada pria yang tengah duduk sambil menatapnya.
"Jungkook?" pekik Sohyun kaget.
"Selamat malam, sayang."
Jungkook mengacak-acak poni lurus Sohyun. "Kau harus ikut aku sekarang. Ada seseorang yang sudah menunggu kedatanganmu."
"Menungguku? Siapa? Dan..." Sohyun mengitari seisi ruangan dengan mata hazelnya, "dimana Taehyung?"
"Taehyung? Aku tidak melihat siapa pun saat aku datang ke sini," jawab Jungkook santai, "sudahlah ayo cepat ikut aku!"
Tukas Jungkook seraya meraih pergelangan tangan Sohyun dan menariknya keluar dari bangsal.
---🗝---
"KAU yakin ada orang yang tinggal di tempat seperti ini?"
Sohyun menggidik memandang sekitar ruang bangsal bernomor 513 di gedung B itu.
Bangsal tersebut tidak nampak seperti kamar pasien pada umumnya. Bagian dindingnya diselimuti cat berwarna putih yang tampak sudah sangat usang. Bahkan sebagian besar cat terlihat mengelupas.
Di sudut ruangan terdapat lemari berukuran besar dengan sebuah kursi lapuk yang kemudian jadi tempat Sohyun mendudukkan diri.
"Tentu saja yakin. Kau tunggu-lah dulu di sini. Aku akan segera kembali," tukas Jungkook yang sudah berlalu dengan langkah terburu-buru.
"Ya! Neo eodiga?" (*hey kau mau kemana?)
Sohyun mulai panik saat Jungkook beranjak pergi menuju sebuah ruangan lain di balik pintu besi yang ada di hadapannya.
Keningnya berkerut, "ruangan apa itu?"
Sohyun menapaki tiga buah anak tangga berbahan marmer untuk kemudian menuju ke pintu besi yang ada di depan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) Belongs to The Eternal Ghost!
Fanfiction[FANTASY] - [Horror-Romance] Kim So Hyun, penderita Agoraphobia yang memimpikan pekerjaan sebagai seorang jurnalis itu──akhirnya menerima panggilan wawancara kerja di kota Daegu. Namun, alih-alih memperoleh pekerjaan yang diimpikan, ia malah terjeb...