_________________
🗝Bayangan Cermin🗝
_________________So Hyun's POV
Mataku berkedip berkali-kali saat cahaya lampu di langit-langit bangsal menyusup diantara kesadaranku. Ah! bau ini lagi!
Biarpun sudah dua hari aku terbangun di tempat yang sama, namun aku masih tidak bisa terbiasa dengan aroma obat-obatan ini. Membuatku mual saja.
Ngomong-ngomong, ini adalah bangsal 513, tempat aku dirawat. Ruangan bercat putih polos dengan beberapa perabotan antik yang ditata sedemikian rupa. Lantai marmer berwarna putih lusuh menambah kesan khas dari rumah sakit ini. Dindingnya dihiasi sebuah lukisan besar dengan seorang wanita berparas cantik sebagai modelnya.
Wanita yang sepertinya berusia sama dengan ku itu berambut ikal panjang. Ia mengenakan hanbok kuno berwarna biru-putih dan raut wajah yang terlihat sedih. Mata hazelnya nampak nanar tiap kali aku memandanginya. Seolah dari sana-lah, aku bisa merasakan betapa sedihnya wanita dalam lukisan itu.
Di sebelah lukisan, terdapat sebuah jendela besar yang selalu tertutup oleh tirai katun berwarna putih. Kata Irene---dokter yang merawatku---tirai di rumah sakit ini hanya boleh dibuka pada saat matahari tenggelam. Aneh. Tapi ku turuti saja.
Selama bukan malam hari dan lampu masih bisa menerangi, bagiku tak masalah. Toh, aku bukan tanaman herba yang membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis, kan?
Terakhir adalah stand mirror berbingkai kayu. Di sanalah kelakar pandangku terhenti. Dapat kulihat tubuh kurus dengan balutan piyama rumah sakit berwarna biru tua itu tengah berdiri. Wajahku pucat dan rambut sebahu ku juga berantakan. Apa sih yang membuatku bertahan di tempat ini?
Oh! mataku menyipit saat menyadari ada sedikit noda cokelat di sudut kiri bibirku. Pasti semalam aku tertidur lagi setelah memakan bola-bola cokelat pemberian Taehyung. Ku seka noda itu dengan ibu jari.
"Sialan!"
Kenapa pagi-pagi begini harus wajah pria itu yang terbayang di kepalaku? padahal aku sangat merindukan Jimin. Tapi wajah Taehyung yang menyebalkan selalu saja muncul bahkan dalam mimpi.
Kutampar wajah sendiri.
Bagus, setidaknya nyeri di pipi ini bisa menjauhkan bayangan pria berseragam itu dari kepala ku. Ya, wajah pria itu memang sudah berhasil ku enyahkan, namun masalah lain datang. Aku lapar. Itu artinya aku harus segera mengunjungi kantin.
Bangsalku ada di lantai lima gedung A. Sementara kantin rumah sakit ini ada di lantai tiga gedung B. Sehingga aku harus melewati koridor panjang yang menghubungkan kedua gedung---lalu menuruni puluhan anak tangga untuk bisa sampai ke kantin. Rumah sakit sebesar ini apa tidak keterlaluan hanya menyediakan satu kantin?
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) Belongs to The Eternal Ghost!
Fanfiction[FANTASY] - [Horror-Romance] Kim So Hyun, penderita Agoraphobia yang memimpikan pekerjaan sebagai seorang jurnalis itu──akhirnya menerima panggilan wawancara kerja di kota Daegu. Namun, alih-alih memperoleh pekerjaan yang diimpikan, ia malah terjeb...