A Sky Full of Stars - Leo

345 68 0
                                    

Hai..
Maaf ya.. Aku lama nggak update.. Makasih udah nungguin works aku..

Selamat membaca..
:)

♒ ♓ ♈ ♉ ♊ ♋ -♌- ♍ ♎ ♏ ♐ ♑

Leo adalah yang terakhir, pemimpin mereka sering tidak hadir ketika mereka berkumpul. Jeonghan memeriksa pergelangan tangan kirinya yang sekarang sudah menjadi kebiasaannya, dan seperti yang diharapkan, segitiga itu menunjuk ke simbol Leo. Dia tidak mendapatkan mimpi dalam satu atau dua hari, bahkan saat Hansol masuk ke dalam kelompok mereka dengan mudah.

Seperti yang diharapkan, Aquarius senang berada di kelompok mereka, dan sering menyarankan tempat-tempat yang dapat mereka kunjungi bersama, tetapi semua yang dapat Jeonghan pikirkan hanyalah keributan yang akan mereka sebabkan kemana pun mereka pergi, dan dia berdoa agar tidak ada yang akan menelpon polisi karena ulah yang mereka sebabkan yaitu menjadi gangguan publik.

Groupchat mereka menjadi lebih ramai dari sebelumnya, dan Jeonghan harus mematikan ponselnya sehingga dia dapat berkonsentrasi di kelas. (Dia ingin memberi tahu semua temannya untuk diam selama dua jam dan membiarkan diri mereka beristirahat, tapi dia tahu kalau mereka semua sedang bersenang-senang sambil saling mengolok-olok satu sama lain).







Malam itu, Jeonghan mulai bermimpi lagi. Dia memimpikan tawa anak-anak, bahagia dan tertawa terbahak-bahak, dan dia melihat taman bermain yang kosong, dan terbangun dengan banyak pertanyaan di dalam pikirannya, karena itu adalah taman bermain yang biasa dia datangi saat dia masih kecil.

Selama beberapa hari berikutnya Jeonghan terus memimpikan taman bermain itu, tapi kali ini dia memimpikan sepasang anak, dua anak laki-laki, saling bermain. Mereka bertarung menggunakan pedang mereka, yang sebenarnya pedang itu hanyalah dua ranting kecil yang panjang yang mereka temukan.

Dan yang mengejutkan, Jeonghan ingat dirinya pernah melakukan hal itu, tepat seperti di dalam mimpinya. Dia dulu berumur sekitar enam atau tujuh tahun, pikirnya, dan dia dulu bermain dengan anak tetangga sebelahnya, yang seumuran dengannya. Mereka tumbuh bersama, selalu bermain bersama sejak Jeonghan pindah ke lingkungan barunya saat dia berusia dua tahun, dia hampir tidak pernah belajar berjalan dengan ibunya.

Malam berikutnya, mimpinya adalah tentang dua anak laki-laki lagi, tetapi kali ini mereka bermain di kotak pasir. Jeonghan juga mengingat kejadian ini. Dalam mimpinya ini, umurnya sudah semakin bertambah dibandingkan dengan mimpi dari malam sebelumnya, tapi tidak terlalu banyak. Mungkin hanya bertambah beberapa bulan.

Mereka bermain di kotak pasir, tapi anak laki-laki yang lain itu tidak sengaja melemparkan pasir ke matanya dan dia menangis selama satu jam penuh, anak laki-laki tadi itu terus menerus meminta maaf dan memberinya pelukan, air mata juga mengalir dari matanya. Ingatan itu diputar kembali di dalam mimpinya, dan Jeonghan menganggap itu sebagai petunjuk.

Mimpi yang sama itu terus terulang-ulang selama beberapa Minggu berikutnya, Jeonghan mengingat kembali kehidupan masa kecilnya dengan anak laki-laki itu, tapi walaupun Jeonghan sudah berusaha, dia tetap tidak bisa mengingat nama anak laki-laki itu. Itu membuatnya merasakan kekesalan tanpa akhir, karena dia telah mengingat sangat banyak kenangan indah bersamanya tetapi tetap belum bisa mengingat namanya.

Teman-temannya dengan sabar menunggunya, mengatakan pada Jeonghan bahwa tidak perlu terburu-buru, tapi Jeonghan ingin cepat pulang ke asalnya. Ingin melihat bintang-bintang lain dari konstelasi lain, ingin melihat Bumi dari atas sana, bukannya malah tinggal di atasnya.

Jihoon mulai menemui Suga, produser dan aranser yang pernah bekerja dengannya saat dia merilis musiknya. Ternyata, Suga menginginkan ide baru di album yang sedang dia kerjakan, dan dengan begitu, Woozi, sang pianis yang terhormat, telah dilibatkan ke dalamnya.

A Sky Full of Stars - SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang