Story telling
06 Juni 2018
Menulis,sebuah kegiatan yang dapat memperbaiki mood ku. Jika seseorang dapat merubah mood buruknya menjadi baik karena cokelat,es krim,bernyanyi or whatever it is,tapi aku beda,dengan nulis walau hanya satu kata saja bisa membuat mood kacau itu menjadi jinak.
Aku tidak ingin bercerita tentang hobby menulisku,tapi apa yang kutulis selama beberapa waktu belakangan ini. Lebih tepatnya kenangan tentang fase kebodohanku. Semoga siapapun yang membacanya,dapat memahami maknanya.
Membenteng hati dari sebuah perasaan aneh yang selama ini selalu kuhindari. Menghindari rasa kecewa di usia dini. Selama bertahun – tahun aku dapat menjaga rasa itu,menghindar dari siapapun yang mengatakan "Haiii" terhadapku,khususnya kaum adam. Menjauh dari sikap yang tak seharusnya kulakukan seperti meladeni pesan chat dari para lelaki yang haus akan nafsu.
Hingga suatu ketika,tepat pada saat aku duduk di bangku sekolah kelas 1 SMA Atau kelas 10 disekolah berbasis keagamaan,aku menemui seseorang yang dapat menggerakkan hati yang telah lama membeku,membuatku mulai goyah. Berawal dari sana,aku tak mengerti perasaan yang sudah lama ku kubur dalam – dalam kian bangkit lagi. Perasaan itu,ya,perasaan aneh itu. Perasaaan yang membuatku jauh dari –Nya.
Aku masih ingat,masa pertama kali kisah itu dimulai,bermula dari sebuah perbincangan klasik namun berdampak negatif. Semua terjadi begitu saja. Takdir...... begitulah aku menyebutnya. Tidak pernah bisa diduga kapan dan bagaimana skenario-Nya.
Jauh sebelum dia ada,aku tidak pernah berencana untuk kembali jatuh pada perasaan itu! Sebab,aku masih merasakan patah hati karena kisah sebelumnya.
Namun segalanya menjadi berbeda ketika waktu perlahan menarikku masuk kedalam hidupnya! Harapan demi harapan mulai tercipta,mimpi dan angan – angan seringkali terngiang di kepala. Iya..... dia berhasil membuatku jatuh pada perasaan itu dalam waktu 35 hari,waktu yang berhasil mengalahkan benteng pertahanan yang bertahun-tahun kujaga. Hingga aku lupa,bahwa patah hati bisa saja kembali terasa.
Berbahagia dengan cara yang salah. Hal yang kunikmati pada masa itu. Menulikan telingaku tentang hal buruk yang akan terjadi setelah itu.
Membuatku lupa akan posisiku! Membuatku lupa bahwa duniaku bukan hanya tentang dirinya. Menjadikanku buta akan segala hal. Bukan rasa itu yang salah,tapi penempatan dan waktunyalah yang belum tepat.
Waktu demi waktu berlalu,aku larut dalam kebahagiaan dunia yang semu. Hingga akhirnya kebahagiaan berubah haluan menjadi kelam. Duniaku berubah 180 derajat. Aku terhempas sangat jauhhhhhhhh, aku masuk kedalam kubangan lumpur yang sangat menjijikkan,aku terbang bersama khayalan yang kuciptakan sendiri. Sakit,ya,sangat sakit.
Banyak tancapan dihati yang menganga sangat lebar. Goresan hati itu menyadarkanku akan satu hal "tak seharusnya aku membagi rasa itu kepada makhluk lain kecuali Allah,tak seharusnya aku meletakkan harap pada makhluk ciptaan-Nya"
Aku merasa bodoh,aku merasa kacau,sangat kecewa dengan semua kebahagiaan semu. Ya,semua berakhir tragis,yang dulunya kupikir akan romantis. Dan aku menyadari bahwa aku gagal dalam cobaan itu.
Aku tidak akan pernah membenci dia yang merubuhkan pertahanan itu, aku marah pada diriku sendiri yang begitu gampang tergoda dengan perkataan manis itu,dengan bumbu – bumbu kebahagiaan yang tak seharusnya kupercaya.
Betapa bodohnya aku saat itu. Dan ya,semua makhluk mempunyai fase kebodohannya masing-masing. Kuharap ini yang terakhir dari fase itu. Aku tak ingin berharap selain kepada Allah, aku tak ingin bergantung pada makhluk selain Allah,aku ingin membenah diriku kembali,memperbaiki yang telah retak. Membenteng hati yang mudah berbolak – balik ini.
Aku tak bisa menguraikan banyak cerita. Tidak juga bisa menerjemahkan dengan banyak kata. Hanya saja untuk apapun itu,aku akan menyebutnya sebagai perjalanan berharga.
Aku ingin mengucapkan terimakasih untuknya,karena telah menjadi salah satu inspirasi terbaik dari setiap tulisanku.
LASHERENA FALEHA
FLASHBACK ON :
"AAAAAAA.............................."
BRUKKKK
Allahu Akbar,Allaahu Akbar,Allaahu Akbar, Allahu Akbar
Asyhadu allaa ilaaha illallaah,Asyahadu allaa illaaha illallaah.......... *Adzan subuh berkumandang
Sheren menyeka keringat di dahinya. "Ahhh mimpi itu lagi,dulu saja senyumnya menyejukkan hati,sekarang kok jadi menyeramkan ya?" gumamnya dalam hati.
" Berani-beraninya dia menyelinap dalam mimpiku." Timpalnya lagi.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bantu vote gaes
Jangan lupa budayakan komen dan support
Saya hanya makhluk hidup yang ingin berbagi cerita
Maaf untuk segala kekurangan
Saya hanya manusia biasa yang mulai merangkak masuk kedalam dunia ini