14th

59 9 4
                                    


Disini Sheren sekarang,duduk dan bercanda bersama teman sekelasnya. Setelah tsunami itu berlalu. Tsunami yang luar biasa mengguncang Sheren. Kejadian tadi benar-benar merenggut sebagian besar dari harga diri Sheren. Hanya Tuhanlah yang tau setebal apa muka Sheren sekarang,dia masih sanggup tuh cengengesan setiap papasan sama orang-orang. Kalian tau apa yang terjadi diatas panggung tadi? Sheren lupa lirik parah. Gila gak tuh? Dia masih pede joget yang jelas-jelas kalau dia ngadep ke depan yang keliatan tuh langsung mukanya Sham,parah gak tuh?

"Anjiirrr tangan gue dingin banget." Ucap Sheren sebelum nomor urut 04 di panggil ke atas panggung.

"Calm down,tenang,tenang. Lo pasti bisa. Selo aja kayak di pantai. Biasanya kan lo pede pede aja tuh,nahh jadi ini di pedein aja." Ucap teman sekelasnya yang sekarang berada di sebelahnya,keturunan pakistan tapi gak mirip-mirip amat sama orang pakistan. Buang busuk ya dia mungkin.

"Tenang pala lo. Lihat nih kaki gue gemeteran parah." Balasnya lagi sambil memperlihatkan kakinya kepada vita. Spontan Vita langsung menahan lutut Sheren agar ia tak merasakan getaran-getaran cinta itu.

Tak berapa lama akhirnya nomor peserta 04 terpanggil juga. Oke fix,siap-siap ngetawain Sheren yang bego mampus. Sheren naik keatas panggung dengan pedenya senyam-senyum kayak habis di kasih duit belanja bulanan lebih. Hari ini Sheren menggunakan celana kulot hitam,dengan outer ala indonesia banget motif batik tentunya,ditambah dengan daleman baju hitam dan jilbab hijau sesuai dengan campuran warna batik yang Sheren kenakan.

Saat ingin menaiki tangga panggung,terdengar ricuh dibagian kanan penonton. Ada segerombolan kakak kelas,lebih tepatnya girls squad kelas 12 MIPA 1,bisik-bisik,ngomong gini. "Ini nih gebetannya Sham." , "Wihh pipinya," ,"Kok mau ya sama Sham?" , "Gilak Sham keren banget bisa buat nih dedegemesh nyantol ama dia." Buset banget kan baru mau naik panggung yang di denger udah ghibah banget,ghibahin Sheren lagi,ya makin – makin aja lah jantung dia.

'Anjiirrr,jantung gue jedar jedor' batinnya sambil menatap para busung lapar yang ada di depan panggung. Ahh tidak,Sheren lebih senang menganggap orang-orang itu sebagai monster.

'hmmm hufffttt' tarik nafasss buang. Itu yang Sheren lakukan selama menunggu si mas mas tukang stel musiknya muter tuh lagu.

Lagi asik banget tuh bocah nyanyi sambil goyang-goyangin tangan,jalan kesana kemari,cat walk mbak?sejauh ini aman – aman aja ya,hingga tak sengaja bola mata Sheren menabrak bola mata yang sebenarnya dia wanti-wanti supaya gak ketemu. Ya,dua bola mata milik Sham. Sial. Sejak dia menatap bola mata itu konsentrasinya pecah,pikiran gak tau udah nyampe mana,akhirnya tuh lidah keseleo dan mengeluarkan lirik yang amburadul. Jadi inti dari kekacauan itu adalah Sham. Ingat teman-teman,semua itu karena Sham. Dan benar saja dia membawa teman sekelas untuk nonton. Temennya sama semua kayak dia agak geser otaknya parah. Malu banget gak tuh?di tonton ama satu sekolah dan salah lirik?aduh author udah gak sanggup ngelanjutin ini. Tapi masih ada untungnya sih,Oliv sama Jay lebih parah dari Sheren. Bayangin aja lagi fashion show tiba-tiba di tengah jalan mereka berantem Cuma gara-gara Jay mau ke kanan dan Olivi mau ke kiri,hancur sudah reputasi.

Sheren tersadar dari lamunannya,ia kembali fokus kepada teman-temannya yang sedang menertawakan sesuatu entah apa itu Sheren pun tak paham. Niat hati ingin mengemasi barang-barangnya untuk bersiap pulang kerumah. Ketika dia buka tas,jenggjengg.

'Coklat?' batinnya, ia mengedarkan pandangannya,hanya ada oliv,Jay dan beberapa manusia lain di dalam kelas. Spontan Sheren menanyakan coklat itu kepada Oliv.

"Liv,lo masukin coklat ke tas gue?" tanya nya

"Ha? Coklat? Yang bener aja?ngapain gue masukin coklat ke tas lo,bagusan juga tuh coklat gue nikmatin sendiri." Ucapnya masih menatap layar ponsel.

"Kalau gitu,lo Jay." Ucap Keyla sambil menatap Jay dengan tatapan mendeteksi kebohongan.

"Kayak gue gak punya kerjaan lain aja masukin coklat ke tas lo." Ucapnya santai,

"Ya trus siapa?siapa yang naro itu ke tas gue?" tanya nya yang mulai prustasi. Sebenarnya perasaan Sheren tuh seneng ada yang ngasih coklat,tapi Sheren gak sukanya tuh di bagian balas budinya itu loh,kalau udah kayak ginikan harap-harap cemas aja. Sheren keluar membawa coklat tersebut ke hadapan teman-temannya yang tadi berkumpul bersamanya di depan kelas.

"Woii ada yang tau gak ini coklat dari siapa?Atau ada yang bantu masukin ke tas gue?atau apalah?" tanya Sheren kepada teman-temannya itu. Gelengan kepala yang Sheren dapatkan,temannya hanya geleng-geleng doang.

Yasudahlah,Sheren juga gak mau pusing-pusing amat mikirin itu,akhirnya dia memutuskan untuk memasukkan kembali coklat itu dan ,membenahi tasnya agar bisa segera pulang.

190 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang