8th

133 27 6
                                    

"You'll always be my day 1,

Day zero when I was no one

I'm nothing by myself,

You one no one else

Thankful you're my Day 1

Thankful you're my......." Day 1 –Honne. Melangkahkan kaki menuju kelas X MIPA 1 Sheren bernyanyi sambil menggerak-gerakkan tangannya diudara.

Tiba-tiba Sheren kehilangan keseimbangan tubuhnya dan hampir mempermalukan dirinya didepan orang banyak. Kakinya tersandung tapi ntah tersandung benda apa. Ia menoleh dann... 'Ahh si kampret' batinnya. Yang di pandang Sheren hanya nyengir dan memperlihatkan beberapa giginya yang berlapis kawat itu. Sheren mempercepat langkahnya agar tak harus berlama-lama berjalan beriringan bersama pria itu.

Ia menelusuri ruang kelas X MIPA 1,dan tak mendapati orang yang ia cari.

"hmm Keyla belum datang. Lama beut dah." Kesalnya sebab Keyla tak kunjung hadir. Oh iya,Sheren adalah tipe makhluk hidup yang sangat terbuka. Dia mempunyai beberapa orang yang harus siap mendengarkan celotehan tentang hari-hari yang ia lalui. Sangat menyebalkan ya Sheren.

Bell berbunyi. Apel sudah berlalu. Disinilah Sheren dan Keyla,di pojok kelas *jangan curiga tolong,mereka gak mungkin berbuat mesum. Jangan tanyakan mengapa kelas ini santai,sebab guru mata pelajaran yang sedang berlangsung hari ini memang tidak masuk.

"Key,lo tau kan kak Sham?dia udah seminggu lebih ngirimin gue kabar terus,ngasih gue perhatian,apa-apa pasti bilang ke gue. Bahkan dia keluar main sama temennya pasti bilang ke gue. Setiap saat chat an,dan itu membuat gue kehilangan kalau dia tiba-tiba gak ngechat gue. Gue bingung Key,harus gimana?Bahkan dia sering maksa gue buat pulang bareng dia. Gue udah usaha banget buat dia muak sama gue. Tapi apa?sampai sekarang dia masih sabar sama sikapnya gue,duhhh Key,kalau begini ceritanya mana bisa gue nahan. Dia tuh kayak beda dari yang ada di masa lalu gue." Curhatan Sheren yang benar-benar dari lubuk hatinya yang paling dalam.

1 menit,2 menit,3 menit.... Tak ada jawaban dari Keyla. Sheren menoleh ke arah Keyla. "Astaga Key,lo daritadi gak dengerin gue ngomong?kalau mulut gue bisa ngeluarin buih udah keluar nihh buih satu ember,keterlaluan banget si Key." Geram Sheren setelah membuka earphone yang dikenakan oleh Keyla.

"ehhh,iya. Lo ngomong apa tadi?" jawab Keyla dengan santainya. Tak menjawab. Sheren pergi. Dan bukannya memujuk Keyla malah memasang kembali earphone dan mendengarkan musik favoritnya kembali. Tanpa ingin tau apa yang dikatakan sahabatnya tadi. *gemeszzz deh.

Sheren berjalan keluar kelas. Tak sengaja dua bola matanya menabrak dua bola mata lelaki yang seminggu ini selalu ada di dalam fikirannya. Memalingkan wajah. Ya,itu gaya refleks yang Sheren lakukan. 'astaga jantung gue gak kekontrol,mati tegang nih gue' batin Sheren sambil perlahan mundur dan menghilang dari pandangan. Namun,tidak sepenuhnya pergi,merasa belum puas memandang kakak kelasnya itu,Sheren mengintip Sham yang sedang duduk santai di depan kelas XII MIPA 1. 'Duhh,jujur gue gak mungkin bisa terus-terusan nyuekin tuhh makhluk. Ampun gue ampun.' Ucapnya dalam hati. Tiba-tiba ada sebuah sentuhan di bahu kananya.

"Njirrr,kirain siapa." Ucap Sheren. Ternyata Grez.

"Liatin siapa sih lu?" tanya Grez sambil mengikuti gaya Keyla yang sedang mengintip. 'mampus gue ketahuan,kalau ketahuannya lagi ngintip gini gak elit banget sumpah' wanti-wantinya dalam hati.

"Lo liatin siapa sih?gadak orang deh diluar." Ucap Grez yang memang tidak mendapati siapapun di luar sana. Bernafas lega yang Sheren lakukan,setidaknya harga dirinya terselamatkan kali ini.

"Gue gak lagi liatin siapa-siapa Grezz,emang lagi pengen nyobain gaya kayak begini aja." Jawab Sheren tanpa dosa.

"Gila jangan di bawa-bawa ke sekolah." Jawab Grez sambill noyor kepala Sheren.

190 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang