17th

215 7 0
                                    

Jika jauhmu menguji rasa,
maka kau melakukan hal yang benar.

Sekarang aku tau apa itu rutinitas walau belum menjadi prioritas.

_____________________________________________________________

Semendebarkan gimanapun saat pensi, percaya deh ini jauh lebih mendebarkan dong. Tepat hari ini sekolah Sheren akan mengumunkan hasil perjuangan di satu semester ini. Ya, ini adalah hasil pertama Sheren di SMA. Tidak banyak berharap, itulah yang di lakukan Sheren, karena dia paham betul dan dapat menilai sekeras apa ia belajar di semeter ini, lebih tepatnya dia yakin gak akan masuk 10 besar, sungguh anak yang sadar diri ya dia. 

Seperti biasa bagaimana rutinitas Sheren di pagi hari, namun ada yang kurang. Hmmm, sapaan selamat pagi dari sang mentari yang mungkin kehangatannya tak akan di rasakan oleh Sheren pagi ini.

'Apa gue chat aja ya?' ucapnya dalam hati sambil melihat ponsel yang sama sekali belum ia sentuh sejak kemarin.

'Yaudah deh gue chat duluan aja,' keputusan final yang di ambil Sheren. ia mengambil ponselnya dan membuka applikasi yang semua orang pasti memilikinya, Whatsapp.

Sheren membelalakkan matanya kaget. "ASTAGA" ucapnya nyaring.

"Berisik woii, masih pagi." sontak bang Regi dari balik pintu.

"Upppsss," ucap Sheren sambil menutup bibirnya.

"Kak Sham ngechat gue? ya ampun, tau gitu tadi malem gue buka hp. ahh kesel gue." ucapnya yang langsung buru-buru membalas chat yang satu malaman ia anggurin.

iya kak,

kakak juga jangan lupa segalanya ya

jangan sombong-sombong

Tulis Sheren sebagai jawaban. sambil menunggu balasan yang ia harapkan akan cepat, Sheren mebenah dirinya untuk bergegas berangkat ke sekolah. Beberapa kali mengecek ponsel, namun hasilnya nihil. Sedikit kecewa namun apa  boleh buat.

"Sheren, kaki gue gemetar." ucap salah satu teman Sheren yang sedang berbaris di halaman sekolah untuk menyaksikan siapa saja siswa/siswi yang berprestasi.

"Aelahh, ntar kalau nama gue di panggil elu aja deh yang maju, biar ngerasain jadi orang pinter tuhh gimana." ucap Sheren dengan sombong level innalillahi. Pede banget bakal di panggil sumpah, jijik akutuh.

"Gue udah rapih kan?" tanya Sheren pada temannya itu.

"Sumpah ya gue pengen noyor pala lu." 

"Aelahh, di lemesin aja buk rezeki mah gak kemana, tapi ya kalau gak ada usaha gak usah berharap sama hasil yang memuaskan. Soalnya kita aja masih make sistem tukeran jawaban, gimana mau jadi juara umum coba?" ucap Sheren panjang lebar.

"Tumben banget bacotan lu berfaedah." 

"Emang biasanya bacotan gue gak guna gitu?" 

"Bisanya ngalor ngidul." ucap teman Sheren sambil tertawa.

"Serahdah." ucap Sheren dan kembali fokus kepada pengarahan yang di sampaikan oleh Ibu Kepala Sekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

190 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang