24/11
Bayangan itu masih melintas,ingatan itu masih melekat bahkan rasa sakit itu masih membekas. Hai hati,tolong jangan bersikap bodoh. Dulu juga seperti ini berpikir bahwa semua akan baik-baik saja. Nyatanya? Sama saja. Ditinggal begitu saja. Hai hati,tak ingin merasakan itu lagi bukan? Jika itu pertanyaan,pikiran selalu menjawab "TIDAK" namun hati tak pernah searah dengan pikiran. Ahh,ntah apa yang terjadi,lelaki itu membuat perubahan banyak dalam kisah ini.
Tulis Sheren pada lembaran buku hariannya.
"Gue harus sesegera mungkin cerita ke Keyla,biar otak gue jernih lagi." Saat ingin mencari kontak Keyla,tiba-tiba satu notifikasi masuk.
Kak Sham
P
Lagi apa?
Iya
Lagi duduk.
Kak Sham
Udah makan?
Udah,kenapa?
*Busetdah nih cewek ditanya udah makan malah nyolot ya? Gue curiga Sheren bukan cewek
Kak Sham
Yaudah makan gih
Iya ntar
Kak Sham
Mau ngomong nih.
Yaudah ngomong aja
Kak Sham
Hmmm,
Jadian yuk.
Kaget.
"Njirr,nihh kakel ngebet banget sumpah. Apaan main nembak-nembak kayak gitu." Sheren sangat berpikir bahwa ini tidak masuk akal. Seminggu lebih kenal dia sudah mengajak untuk pacaran saja. Ahh menyebalkan.
Ehh
Enggak kak
Kak Sham
Maksudnya?
Bukannya ini terlalu cepat ya kak?
Lagian Sheren masih trauma sama yang dulu.
Emm,kakak kenapa nembak gue secepat ini?
Kak Sham
Ya Karena gue sayang sama lo.
Maaf kak,Sheren gak bisa.
Mungkin kita bisa berteman.
Kak Sham
Oke,gue akan tunggu sampai lo siap.
Gue bakal tetap usaha untuk merubah kata teman
Menjadi kekasih. Gue gak akan ngecewain elo.
Makasih udah ngerti kak.
"Gue harap ini keputusan yang paling tepat yang pernah gue ambil." Ucap Sheren sambil mencari kontak Keyla yang sedaritadi ia memang ingin mengobrol dengan sahabatnya itu.
Calling Keyla ......
"Assalamualaikum,Key?"
"Waalaikumussalam,tumben banget lu nelpon gue?" Tanya wanita itu dari seberang telepon.