11st

115 16 9
                                    

Tolong ya,gue buat musik di mulmed buat diplay bukan buat di cuekin kayak elu yang nyuekin dia cuma gara-gara chat di read doang.

____________________________________________________________________________

Sheren turun dari motor dan diikuti oleh Regi. Sedari tadi jantungnya berdetak sangat kencang dari yang biasanya. 'kalau mama nanya jawab apa nih?duhh mati' batinnya,sambil memikirkan apa yang harus ia katakan kepada ibu yang sangat cerewet itu.

"Mati lo. Makanya kalau mau dianter pulang itu ngomong dulu ke gue,biar gue bantu nyari alasan." Bisik Regi dari belakang Sheren.

"Ahh berisik lu." Ucap Sheren spontan.

"Mau dibantu malah nolak. Dasar belagu lu." Jawab Regi.

Hal yang di takutkan oleh Sheren pun sudah di depan mata. Menunggu beberapa pertanyaan yang meluncur dari bibir merah milik Rina.

" Angkotnya mogok kak?" tanya nya pada Sheren.

"E-mm anu,iya ma. Ya tau sendiri angkotnya abang itu emang sering mogok kan?" pura-pura tenang. Untung kenyataannya angkot langganan Sheren memang sering mogok, jadi sedikit meyakinkan bila ia menjawab seperti itu.

"Angkotnya mogok?" tanya Regi pada Sheren. Sheren mulai gelagapan.'dasar abang sialan.' Ucapnya melalui raut wajah. Sheren menatap dua manik bola mata Regi dengan tatapan memohon, 'Plese bantu gue' seperti itu kira-kira. Untung saja Regi sedikit manis hari ini.

"Iya,angkotnya mogok kan Regi?" tanya Rina pada anak pertamanya itu,

"ahh itu,iya ma mogok, aduhh lain kali minta jemput abang aja dek. Kan gak enak ya kalau di antar balik tapi gak nyampe rumah." Ucapnya panjang lebar. 'Kayaknya lo memang ngajak perang sama gue.' Batin Sheren. Yang di tatapnya hanya nyengir seperti orang yang tidak bersalah.

"Lo ke masjid aja bang,udah waktunya shalat jumat. Laki kan?" perintah Sheren agar Regi tak berlama-lama lagi berada didalam kekacauan ini.

"Siapp adik manisku. Jangan lupa. Besok kalau diajak pulang bareng,tanya dulu bakal mogok atau enggak?" sindirnya sambil berlalu melewati Sheren dan Rina. Untung Rina tidak terlalu memikirkan perkataan putra nya tadi. Sebuah keberuntungan bagi Sheren.

"Kamu ganti baju gih." Titah Rina.

"Siap ma." Jawab Sheren sangat bersemangat. 'duhh selamat.' Ucapnya dalam hati. Lega,sangat lega.

Sheren melangkah menuju kamarnya dan mulai mengganti pakaiannya. Tunggu,dia merasakan sesuatu yang aneh dalam saku seragam pramukanya.

Lengkungan itu terlukis jelas di wajah Sheren saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lengkungan itu terlukis jelas di wajah Sheren saat ini. 'ahhh gue lagi mikirin apa .' Ucapnya dalam hati. Ini benar-benar gila menurutnya. Bisa-bisa nya dia memberikan kartu ujian dengan nomor ujian yang seharunya milik Sheren. Dasar lelaki,ada saja cara agar membuat hati wanita yang mereka incar menjadi luluh.

190 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang