1. Puddlemere & Honeydukes

10.5K 519 11
                                    

Suara musik klasik era romantika mengalun merdu keluar dari sebuah gramofon tua. Gadis dengan rambut yang dicepol asal itu duduk sambil membaca sebuah novel, segelas coklat hangat menemani sorenya kali ini.

Ponselnya berbunyi, tinggal dilingkungan muggle ini bukanlah hal yang mengherankan. Lain hal jikalau kau mendapati telepon dirumah keluarga Aylmer, maka kau patut mencurigai darimana datangnya telepon itu.

"Oh, hai. How are you, babe?" tanya gadis itu sambil menyesap cokelat hangatnya.

"I'm fine, ngomong-ngomong aku meneleponmu bukan untuk itu," ujar suara dari seberang.

"Jadi?"

"Aku bertaruh Chaeyoung tak bisa memberi tahumu karena dia tak menggunakan ponsel. Dia mengirimiku surat, mengundang aku, kau, Seoyeon serta Gowon untuk menghabiskan sisa libur musim panas dirumahnya," ujar gadis itu lagi, kali ini dengan penuh semangat.

"Really? Aku akan bertanya pada Mum and Dad, apakah mereka mengizinkanku ikut atau tidak."

"Aku jamin kau akan ikut karena kita akan menonton pertandingan Puddlemere United!"

"Really, Heejin? Puddlemere yang itu?"

"Apa aku terdengar sedang bercanda?"

"Jenggot Merlin! Jemput aku, Heejin. Kutunggu kedatanganmu! I love you!!!"

"Ah, berisik sekali."









----

"Kau sungguh mengesalkan," ujar pemuda dengan iris mata hitam tinta itu sambil menatap seorang gadis di seberangnya.

"Apa salahnya coba? Memangnya salah jika aku berkencan?" balas gadis itu sembari meraih sebuah permen dari keranjang di Honeydukes.

"Tapi, tidak dengan seorang muggle juga. Kita ini kan keturunan pureblood, kau bercanda, ya?" ujar laki-laki itu lagi dengan tatapan tajamnya.

Toko permen yang berada di Hogsmeade itu tampak ramai oleh orang-orang yang berlalu lalang, keadaan sudah aman saat ini.

"Duh, pikiranmu kolot sekali. Lagipula aku ingin mencoba sensasi yang berbeda, berkencan dengan seorang muggle-born. Aku murid asrama Gryffindor jika kau lupa, dan kami tak akan membeda-bedakan orang seperti itu," gadis yang hari itu datang dengan rambut dikuncir kuda memilih sekeranjang penuh permen, kemudian membayar dengan cukup banyak galleon karena dia membeli permen sebanyak keranjangnya muat.

"Kau itu menentang aturan, seharusnya berada di Slytherin," balas pemuda itu lagi, kali ini wajahnya terlihat lebih masam lagi.

"Aku ini Gryffindor sejati, aku pemberani. Berani menentang aturan misalnya," ujar gadis itu terkekeh, tampak puas telah menggoda adiknya.

Pemuda dengan raut wajah dingin itu sudah malas menanggapi sang kakak, matanya mengitari toko permen ini kemudian melihat salah satu temannya yang baru saja memasuki toko.

"Hei, Jaemin!" panggilnya, sementara yang dipanggil segera menolehkan kepalanya, mencari dari mana sumber suara itu berasal.

"Oh, hai mate. Hai kak Sinb," ujar pemuda yang dipanggil Jaemin itu menghampiri sang sobat.

"Hai, Jaemin. Lama tidak bertemu!" sapa Sinb ramah, Jaemin nyengir membalas ucapan kakak sobatnya ini.

"Kau tahu, dia berpacaran dengan seorang muggle. How crazy she is," cibir pemuda dengan mata sipit itu pada Jaemin.

"Hei, kan sudah kukatakan, aku ingin mencoba sesuatu yang baru," ujar Sinb sambil menyentil kening adiknya.

"Terdengar menyenangkan, eh, kak?"

"Sangat, lagi pula ini bukannya jaman masa -masa kelam antara penyihir dan bukan penyihir, kolot sekali dia," cibir Sinb pada sang adik.

"Dia memang kolot, i know that," Jaemin menambahkan sambil mengangguk mengerti.

Merasa terpojok oleh kakak dan temannya, pemuda itu meraih sebuah permen dari keranjang sang kakak, kemudian memakannya dengan rasa kesal luar biasa, "diamlah kalian berdua!"

---




disclaimer: 'Harry Potter' by J. K. Rowling

Kids & Kiss ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang