Selamat menikmati cerita
___________
•[]•
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu, bahkan sekarang tiga sejoli sudah berada di parkiran untuk menunggu kuda besinya menjemput.
"Masa ya tadi gue kesel banget, badmood gue," kesal Ajeng
"Kanapa?" tanya Qilla yang heran dengan sikap satu temannya itu, pasalnya dari sesudah olahraga Ajeng tidak berhenti mengoceh.
"Gue main basket sama si Fakih tapi kayak lagi uji tahan kesabaran." Mendengar itu kedua sahabatnya terkekeh.
Suara mesin motor yang di matikan terdengar dari samping mereka, itu Rey.
"Boleh gue pinjem Dwi nya?" tanya Rey pada Qilla dan Ajeng.
"Boleh, boleh banget," sela Qilla cepat membuat Rey tersenyum, namun Dwi melirik kesal pada temannya itu
"Udah sana bawa jauh-jauh spesies ini," kini Ajeng menimpali
"Siap." Dwi pun mau tidak mau naik ke motor, kemudian Rey mengklakson dan kedua gadis tadi hanya mengangguk.
"Kamu pulang sama kak Fadil lagi?" Ajeng mengangguk.
Tidak lama Fadil dan Radit menghampiri keduanya. Kedua gadis tadi pun mengucapkan salam perpisahan kecil sebelum naik ke motor tumpangannya masing-masing.
[]
"Rey mau kemana sih?" teriak Dwi karena takut tidak terdengar oleh bisingnya kendaraan lain
"KE PELAMINAN KUY," balas Rey berteriak
"Ih Rey apaan sih." Dwi menjitak pelan helm Rey membuat sang empu tertawa renyah.
"Udah nanti lo juga tau."
Motor yang dinaiki oleh mereka pun kini terparkir di depan Mall.
"Ngapain ke Mall?" tanyanya heran
"Mau beli sesuatu."
Keduanya memutari setiap toko-toko yang ada hampir empat kali putaran, namun Rey belum juga membeli yang ia butuhkan. Hingga akhirnya ia berhenti di toko sepatu, ia membeli sepatu olahraga anak perempuan sekitar umur 13 tahun.
"Tadi kita puterin toko ini udah hampir empat kali," dengus Dwi membuat Rey terkekeh
Rey sengaja berlama-lama agar ia menghabiskan waktu bersama Dwi.
"Kok beli buat cewek? adik lo?" tanya Dwi
"Buat adik temen gue." Mendengar itu Dwi ber-oh ria.
.........
20 Februari merupakan hari tersibuk bagi Fakih dan keluarga karena hari ini adik tersayang nya ulang tahun.
Sepulang sekolah tadi Fakih dan Mama nya sibuk mendekor ruang tamu. Bahkan Mama nya double kerja, beliau juga membuat bolu dan tumpeng di dapur.
Hanya saja kurang lengkap, tidak ada ayahnya. Ayahnya terlalu sibuk dengan pekerjaan, sampai melupakan hari ulang tahun putrinya.
Ruang tamu sudah selesai dihias, Fakih terjun ke dapur untuk membantu sang Mama menyiapkan segalanya, dari mulai menghias bolu sampai menghias tumpeng. Ia pun meletakan dua benda tersebut di meja yang sudah ia hias tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAQILLA [TERBIT]
Teen Fiction[Sudah terbit. Tidak tersedia di Gramedia] Kunjungi instagram guepedia_penerbitan untuk pembelian Fakih Pradifta Melvano. Dia acuh pada sekitar, sikap tersebut terbentuk karena semua yang ia hadapinya. Bahkan ia trauma menjadi orang baik, ia tidak i...