26. Bertengkar

1.2K 61 8
                                    

Apa enggak ada waktu sedikitpun buat kamu jelasin semuanya?

____

Setelah kejadian semalam Aqilla seperti menutup dirinya, di perhatikan sejak di meja makan oleh Radit pun kelihatannya gadis itu jadi sangat pendiam.

"Kamu enggak apa-apa?" tanya Radit. Mereka sudah memasuki halaman sekolah. Tidak ada lagi tatapan-tatapan sinis yang menghunus, mereka tahu bahwa Aqilla dan Radit ialah bersaudara.

Itu karena Ajeng. Ajeng selalu mendengar fans-fans Radit selalu menghujat di belakang dengan menyebutkan bahwa sahabatnya serakah mendekati Radit sekaligus Fakih.

Ajeng geram dengan itu semua, akhirnya ia memberitahukan bahwa ini semua adalah salah paham. Fans Radit terkejut sekaligus malu pada Qilla, jadi selama ini mereka menghujat adik dari idola mereka sendiri.

"Aku enggak apa-apa," balas Qilla. Pandangannya terus lurus menatap ke sepatu nya.

"Jangan dipendam, cerita sama abang," pesan Radit

"Iya," Aqilla memilih berjalan mendahului Radit yang berada beberapa radius di belakangnya.

"Ini yang gue gak mau," gumam Radit

Di koridor semua murid yang biasanya menampilkan wajah sinisnya, kini mereka menampilkan senyumnya. Tetapi tidak seperti biasanya, dulu ketika mereka menatap sinis tapi Qilla malah memberikan senyumnya. Sekarang mereka tersenyum, Qilla malah memasang wajah masamnya.

Langkahnya yang terbilang pelan itu dengan mudah ditarik oleh Fakih, Fakih menarik lengan lemas itu dan membawanya ke rooftop sekolah.

"Kenapa chat aku selalu kamu baca, tapi enggak kamu balas?" tanya Fakih

"Hm,"

"Jawab Aqilla," tuntut Fakih

"Males, bikin badmood," jawab Qilla

"Telepon aku juga enggak kamu angkat Aqilla, semalas itu kah kamu sama aku?" tanya Fakih

Gadis itu hanya diam, tidak menanggapi ucapan kekasihnya. Dia sangat malas untuk melakukan semuanya, bahkan sekolah pun jika harus jujur dia malas.

"Gue minta penjelasan sama lo," desak Fakih. Ia mulai kesal, ia merasa dirinya tidak dihargai.

"Sibuk, enggak ada waktu," balas Qilla yang kini beranjak untuk ke kelasnya.

Setelah beberapa meter di depannya, Aqilla terdiam karena mendengar ucapan orang di belakangnya.

"Lo emang enggak pernah menghargai gue, lo egois. Lebih mentingin diri sendiri dibanding perasaan orang lain," ucap Fakih. Ia melewati Aqilla tanpa melihat bahkan meliriknya.

Aqilla terdiam di pintu rooftop, dia sudah melakukan kesalahan. Dia harus meminta maaf, ini bukan salah Fakih. Ini salah dirinya, seharusnya masalah pribadi tidak ia bawa pada hubungan mereka.

Aqilla berlari mengejar langkah Fakih yang lebar itu, "Fakih dengerin aku dulu," pintanya

Namun Fakih terus berjalan tanpa menghiaraukannya, semua yang ada di koridor langsung menebak pasti pasangan itu sedang bermasalah. Biasanya mereka seperti gula dan semut, tapi sekarang berbeda.

FAQILLA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang