Meamaafkan itu mudah, yang susah yaitu melupakan luka yang sudah di sayatnya
__________
______
Sesuai dengan perjanjian, kini mereka sudah berada di taman pinggir sekolah. Dengan posisi Qilla di depan beberapa meter dari Ajeng yang sedang menimbang perkataannya.
"Ngapain ajak gue kesini?" tanya Qilla to the poin
"Gue----gue mau minta ma--maaf," ucao Ajeng
"Hm," balas Qilla
"Lo mau kan maafin gue?" tanya Ajeng
"Mungkin,"
"Gue khilaf, maafin gue Qilla. Gue berdosa sama lo, lo boleh kok sekarang tampar gue," ujar Ajeng sungguh-sunggu
"Memaafkan itu mudah, tapi luka yang lo goresin itu terlalu dalam," ucap Qilla dengan menahan air matanya
"Lo boleh benci sama gue Qilla, lo boleh pukul gue sekarang juga," Ajeng terus melakukan apa pun agar Qilla mau memaafkannya.
Di lain tempat tidak jauh dari mereka ada keempat laki-laki dan satu perempuan yang memperhatikan interaksi keduanya.
"Eh lo racunin apa itu si Qilla, kok bahasanya jadi lo-gue?" tanya Rey pada Fakih
"Gak gue racunin apa-apa sialan," jawab Fakih tak terima
"Dih baru tahu gue lo bisa bacot panjang," timpal Fadil
"Berisik. Enggak kedengeran mereka bilang apa," kesal Radit
"Nguping gini dosa gak sih?" tanya Sheva
"Lo aja gantungin perasaan cewek gak merasa dosa," cibir Rey membuat Sheva terdiam
"Off baperan," ucap Fadil kemudian mereka fokus kembali pada tontonan di depannya.
Dwi yang memperhatikan itu sebenarnya ingin berlari untuk melerai permasalahan ini, namun mereka butuh waktu berdua untuk menyelesaikannya. Pandangannya terpaku pada Riya yang baru saja mendekati Ajeng, dan berniat menarik tangannya.
"Udah sih ngapain minta maaf segala," Riya berusaha menarik tangan paksa tangan Ajeng yang kini sedang memegang pada Qilla
"Lagian dia juga lemah, di gituin aja udah K O," sindir Riya
"Diem, ini urusan gue," Ajeng mengibaskan tangan Riya
"Tangan lo jangan nempel sama tangan menusia lemah ini, paling gak lama juga dia ngadu," Riya terus saja memancing amarah Qilla
"Gak bisa dibiarin ini, adik gue tuh," Radit yang akan menghampiri ketiga betina itu di tarik paksa oleh Dwi
"Jangan sekarang kak," cegah Dwi
"Dengerin istri gue kak," sombong Rey
"Berisik babi," dengus Dwi
"Tadi lo bilangnya Baby kan? bukan babi?" selidik Rey namun Dwi tak menanggapinya
"Udah lemah, pengadu, bisanya nangis, kecentilan," sindir Riya terus-menerus
KAMU SEDANG MEMBACA
FAQILLA [TERBIT]
Teen Fiction[Sudah terbit. Tidak tersedia di Gramedia] Kunjungi instagram guepedia_penerbitan untuk pembelian Fakih Pradifta Melvano. Dia acuh pada sekitar, sikap tersebut terbentuk karena semua yang ia hadapinya. Bahkan ia trauma menjadi orang baik, ia tidak i...