TELAT

1.4K 53 4
                                    

Bel masuk 5 menit lagi hampir berbunyi, tapi mereka masih terjebak dalam kemacetan yang sangat panjang karena bangun kesiangan. Bagaimana tidak? Mereka bangun tidur saja pukul 07.00 pastinya sudah terlambat. Tapi entah mengapa mereka tidak jera sama sekali padahal jika mereka telat, mereka tidak boleh masuk kelas sampai pulang sekolah dan harus mengelilingi lapangan 50 kali putaran. Kalian bisa membayangkan lapangan untuk sekolah elit seperti itu berapa luasnya? Mungkin bisa 5 kali lebih besar dari sekolah biasa pada umumnya.

Apa kalian percaya mereka melakukan hukuman itu? Oh tidak. Mereka sama sekali tidak melakukannya. Mereka malah nongkrong di kantin, tidak peduli jika mereka tidak menerima pembelajran apapun. Mereka malah senang sekali di luar kelas daripada harus di dalam kelas. Membosankan.

"Git, ngebut dong biar kita enggak di hukum guru lagi elahh..." kata cika sambil memasang wajah gelisah.

"Ngebut pala lu peang? Ni jalan macet bego, mana bisa gue ngebut! Biasanya juga kita udah dihukum tapi malah nongkrong, santai aja kali." jawab gita santai.

"lo lupa kalo hari ini mapelnya guru killer, bisa mampus kita kalau sampai telat!" Gusar Vita sambil memasang wajah kesal pada sahabatnya yang satu ini, yang daritadi masih saja terlihat santai tak menghiraukan. Dan tiba-tiba memasang wajah melongo.

"ohhh iya gue lupa ! Kenapa kalian enggak ngomong aam gue daritadi ihh." sambil menepuk jidatnya sendiri.

"Gue udah ngomong, lo nya aja yang gak peduli." timpal Cika sambil melipat tangannya di depan dada, mulutnya tidak berhenti ngomel sendiri pada sahabatnya, Gita.

"Sorry gue khilaf. " terdengar nada bicara Gita yang sedikit menyesal tidak mendengarkan kedua sahabatnya.

Walaupun mereka sudah sering terkena hukuman, tapi mereka sangatlah takut pada guru killer yang satu ini. Karena bicara yang dilontarkan begitu pedas seperti memakan cabe 1 kg.

30 menit kemudian....

Akhirnya setelah beberapa menit sampai juga mereka di depan pintu gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat tanpa celah sedikitpun.

Tin... tin... tin... tin...
suara klakson mobil gita berhasil mengejutkan pak satpam yang sedang duduk santai dibalik pintu gerbang, sontak kaget dan langsung berdiri meliht sekelilingnya. Dan terdengar suara tidak asing dari balik pintu gerbang. Pak satpam pun langsung membukanya. Tapi sedikit.

"Pak buka dong gerbangnya, cepetan gak pakai lama!" Seru gita dengan kepala sedikit nongol dikaca mobil.

"Maaf non, i..i.. ini sudah masuk jam pelajaran jadi siswa tidak boleh masuk." jawab pak satpam dengan nada sedikit gagap karna takut.

"Pak satpam mau dipecat sama papah saya, haaaa? Sahut gita sambil berkacak pinggang dengan wajah yg bisa dibilang murka.

"Jangan dipecat non, nanti anak istri bapak mau makan apa? baiklah akan bapak buka gerbangnya non." Gerbang pun dibuka lebar oleh pak satpam, walaupun ia melakukannya denga berat hati karena takut akan dipecat. Ya, siapa lagi kalau tidak ayahnya Gita? Dia kan pemilik sekolah ini. Pantas saja Gita menggunakan nama ayahnya untuk hal sepele seperti ini yang membuat orang bisa tertunduk padanya.

"Cepetan dong pak! Buang-buang waktu aja sih." Seru gita yang sedikit kepalanya nongol di kaca mobil.

"I-iya non." Pintu gerbang dibuka lebar dan mobil sport milik gita berhasil masuk.

Setelah turun dari mobil mereka bertiga langsung berlari menuju kelas mereka yang berada di lantai dua tepatnya ruang lima belas kebetulan yang mengajar jam pelajaran itu guru killer matematika, yang banyak ditakuti oleh kebanyakan siswa termasuk tiga cewek tadi.

"Tok tok tok" mereka bertiga mengetuk pintu kelas secara bersama.

"Masuk" suara khas guru killer tersebut.

"Maaf bu, kita telat tadi barusan macet dijalan jadi kita baru dateng." Celoteh gita dan diberikan anggukan kedua sahabatnya.

"Kalian lagi, kalian lagi, ga ada capek-capeknya ya kalian telat, bangun jam berapa kalian itu, haaa? Tanya bu Tini dengan berkacak pinggang juga mata melotot.

"Jam 07.00 bu" jawab salah satu mereka.

"Apaaaa!!!" Teriak bu Tini dan mengelus dada mencoba meredakan amarahnya karena tidak mau ribut dengan mereka.

"Kita boleh duduk kan bu?kan udah jawab apa kata ibu. " Tanya Vita dengan polosnya.

"Yasudah sana duduk, lain kali jangan telat lagi." Sambung bu Tini dan segera melanjutkan pembelajaran.

Mereka bertiga akhirnya duduk dibangku paling belakang, karena malas duduk di depan yang dekat dengan meja guru apalagi kalau gurunya killer seperti bu Tini.

"Kumpulkan tugas yang ibu beri minggu lalu di meja sekarang." Kata bu Tini yang membuat ketiga cewek tadi menepuk jidatnya.

"Mampus, gue lupa ngerjain." Kata Gita sambil memasang wajah kaget.

"Eh, buku gue ketinggalan gilak." Kata Vita yang baru saja mengeluarkan isi tas nya.

"Aduhh gue salah ambil buku mapel." Kata Cika ketika membuka buku yang ia bawa dan ternyata isinya geografi.

"Gita, Vita, Cika!! kenapa tugas kalian tidak ada di meja ibu." Suara lantang bu Tini yang hampir membuat seisi kelas kaget terutama nama yang dipanggil tadi.

"Kita lupa bu...." jawab mereka serentak

"Lupa kalian bilang, haaa??? Apa kalian lupa membawa uang saku?"

"Tidak" jawab mereka sambil menggelengkan kepala.

"Kalian ibu hukum mengerjakan semua soal yang ada di buku paket matematika beserta pembahasannya, dan dikumpulkan BESOK!!!" Tegas bu Tina sambil menatap ketiga murid tersebut.

"Apa??? Semua soal di buku paket bu?" Tanya Gita tidak percaya sambil menelan air ludah terpaksa.

"I-Y-A." Jawab bu Tina

"Iya bu." jawab mereka serentak sambil memasang wajah melasnya.







#Gimana nih guys sama ceritanya??? Kepo kelanjutannya??? Budayakan vote & coment ya biar cepet update wehehe😂.... maklum. Aja ya kalo ada typo atau bahasa yang ga nyambung wkwk soalnya baru pertama buat😊😊😊

Oh iya jangan lupa follow IG aku guys @ayu_yujun

"WBM"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang