Hari demi hari sudah berganti, namun Gita tak kunjung membuka matanya yang masih tertutup selama 2 hari. Kedua sahabat Gita masih setia menunggunya sampai bangun. Sedangkan Devin juga mengkhawatirkan keadaan Gita, bagaimana tidak? Dia adalah wanita yang dicintainya, namun disisi lain ia terpaksa menuruti keinginan Renata yang saat ini sedang amnesia Dan menganggap dirinya masih berpacaran. Jadi ia terpaksa berpura-pura menuruti keinginannya karena jika mengatakan yang sebenarnya dan mentalnya belum siap, akan membuat keadaan Renata semakin memburuk dan pengorbanan Gita menjadi sia-sia saja.
Tiba-tiba jari Gita bergerak.
"Eh Cik, Gita udah Sadar. "teriak Vika histeris bercampur senang.
Seketika mereka langsung memanggil dokter.
"Dokter...dokter...!!! " panggil Cika dan dokter pun langsung masuk ke ruangan.
"Teman saya sudah sadar dok, tolong diperiksa bagaimana keadaannya."
"baik, akan saya periksa."dokter pun memeriksa keadaan Gita.
"bagaimana dok?" Cemas Cika.
"Teman anda keadaannya sudah membaik, hanya butuh istirahat yang cukup dan bisa dibawa pulang." ucap dokter sambil tersenyum.
"Syukurlah, terimakasih dok."
"Iya sama-sama, saya permisi dulu. " lalu pergi meninggalkan ruangan itu.
Mereka pun senang dengan keadaan Gita yang sudah sadar namun di sisi lain mereka juga bingung dengan keadaan Renata yang masih amnesia karena kecelakaan tersebut.
"Kalian disini?" ucap Gita seketika yang baru saja membuka matanya.
"Gita, syukurlah akhirnya kamu sadar juga." Kata Cika sambil tersenyum.
"Iya Git, kita khawatir banget Sama keadaan lo."Sambung Vita.
"Devin mana?" tanya Gita sambil melihat sekitar ruangan.
Vika Dan Cika pun saling bertatapan seakan ingin memberitahu sesuatu namun sulit untuk diucapkan langsung kepada Gita. Bagaimana perasaan Gita jika tahu yang sebenarnya bahwa saat ini Devin sedang bersama dengan Renata karena Renata sedang amnesia sehingga masih menganggap Devin sebagai pacarnya.
"Emm...Devin itu ke to-i-let, Iya Devin lagi ke toilet buang air." Seketika Vika membuat alasan yang terlintas di otaknya.
"Oh ke toilet." jawab Gita sambil menganggukkan kepalanya.
"Oh iya gimana keadaan Renata?"
Sambung Gita ingin tahu."Dia udah sadar kok dari kemarin, ngapain sih lo cemasin dia orang dia aja gak cemas sama lo." Ucap Cika agak kesal sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
"Syukurlah kalau dia udah sadar." Gita lega sambil mengusap dadanya dan bersyukur kepaad Tuhan.
"Gak usah sadar sekalian juga gpp." Ucap Vita asal dan memutar bola matanya.
"Vit, lo gak boleh gitu dong ngomongnya." dengan dahi yang sedikit mengerut dan wajahnya tampak serius.
"Iya maap, mulut gak bisa kontrol." jawabnya singkat.
"Gue mau liat keadaan Renata, anterin gue ke ruangannya dong." Gita merengek pada kedua sahabatnya itu untuk mengantarnya menemui Renata.
Gimana nih kalo Devin lagi Sama si Renata, bisa ancur - batin Vita.
Semoga aja Devin gak Di ruangan Renata, taunya Gita kan Dia lagi ke toilet - batin Cika.
"Kok Kalian diem aja, ayokk bantuin gue." Sambil menganggukkan kepalanya dan menjulurkan tangannya. Kedua sahabatnya pun yang mulanya diam langsung mengiyaakn perkataan Gita.
KAMU SEDANG MEMBACA
"WBM"
Romance"BAD GIRLS" panggilan yang tak asing ditelinganya. Seantero sekolah pun mengenalnya. Siapa lagi yang tak kenal dengan BIRGITA TALITA ARGANTARA dia tajir, pemilik sekolah, anak hitz, dan NAKAL.