Setelah kepergian Iqbal, mereka berdua lebih tenang. Karena mungkin hubungan mereka akan bertahan lama setelah itu.
Kringg.... kring... kring...
Bel pulang berbunyi, Gita akan menuju parkiran menyusul Devin karena Devin sudah memberitahunya bahwa ia sudah berada di parkiran terlebih dahulu. Saat Gita sampai di parkiran ia tidak menemukan sosok Devin, tetapi di seberang parkiran dekat sekolah nampak seseorang yang sedang berbincang dengan wanita.
Ya ternyata seseorang yang berada diseberang sana adalah Devin. Namun Gita tidak mengenali sosok wanita yang sedang mencoba menjelaskan sesuatu pada Devin terlihat gerak-gerik wanita itu sedang memohon pada Devin namun Devin terlihat menolaknya berkali-kali.
"Devin!!!" Teriak Gita dari seberang sana yang didengar oleh Devin lalu menoleh ke arahnya.
"Iya sebentar." Jawab Devin, nampak Devin berkata sesuatu pada wanita itu lalu pergi meninggalkannya.
Devin pun lalu menghampiri Gita yang sedari tadi menunggunya di seberang.
"Maaf ya nunggu lama, tadi ada urusan sebentar."
"Iya gak papa, kalau boleh tau cewek tadi siapa?" Tanya Gita sedikit ragu, takut kata-katanya salah dimata Devin.
"Oh itu tadi, udah gak usah dipikirin gak penting jugak." Balas Devin santai
"Tapi aku pengen tahu Devin." Gita memelas sambil memegang tangan Devin.
"Yaudah nanti aku jelasin tapi gak disini, okey." Devin menghadap ke arah Gita sambil memegang kedua tangan Gita.
Gita mengangguk paham, lalu mereka pun pulang.
📎📎📎📎📎
Di rumah Gita masih saja memikirkan kejadian tadi, dimana saat Devin berbincang dengan seorang wanita yang tidak ia kenal, sepertinya wanita itu juga dari sekolah lain karena tampak menggunakan seragam yang berbeda.
Gita menatap langit-langit yang berada di luar jendela, nampak bintang bertaburan di atas sana dengan pancaran sinar bulan purnama yang nampak anggun. Tiba-tiba ponsel Gita berbunyi tertera nama Devin disana. Gita langsung mengangkatnya.Percakapan via telefon
"Iya halo vin, ada apa?"
"Gak papa kok, cuman kangen aja, lagi apa?"
"Hehe kayak gak ketemu berapa hari aja kamu tuh, aku lagi santai aja kok dirumah."
"Ooo kok kamu kayak gak semangat gitu kenapa? Masih kepikiran sama kejadian yang tadi?"
"Emmmm."
"Mau aku jelasin di telfon sekarang atau ke rumah kamu aja?"
"Yaudah kamu kesini aja, ini jugak velum terlalu malem."
"Yaudah aku siap-siap dulu ya."
"Iya oke."
Setelah itu Gita menutup telfonnya bersamaan dengan Devin yang juga menutupnya. Beberapa menit kemudian ada suara ketukan pintu dari depan sana.
"Iya sebentar!!!" Teriak bi Inah dari dalam lalu membuka pintu.
"Eh cah ganteng, cari non Gita ya?" Tanya bi Inah.
"Iya bi, hehe kok tau."
"Iya tau lah den, sampean kan pacarnya non Gita iya kan? Sebentar bibi panggilin. Masuk dulu den."
"Iya bi." Lalu Devin pun masuk dan duduk di sofa.
Tak lama kemudian Gita pun menghampiri Devin yang tengah duduk di sofa ruang tamu. Nampak Gita menggunakan baju santai dan celana pendek selutut dengan rambut tergerai begitu saja.
"Nunggu lama?" Gita membuka pembicaraannya.
"Enggak kok baru dateng."
"Ohh, bentar ya aku buatin minum dulu."
"Git, enggak usah. Aku cuma mau jelasin aja ke kamu." Devin menahan tangan Gita membuat Gita terhenti dan menoleh.
"Tapi kan..."
"Udah sini duduk dulu." Devin menyuruh Gita untuk duduk disampingnya.
"Yaudah aku duduk." Gita tersenyum pada Devin lalu duduk disampingnya.
"Sebenarnya cewek yang tadi siang bicara sama aku itu Renata, dia mantan pacar aku." Ucap Devin membuat Gita terkejut.
"Oh jadi dia Renata mantan kamu dulu, dia sepertinya masih punya harapan ke kamu."
"Iya sayang, tapi kamu tenang aja dia gak akan bisa merusak hubungan kita ini, aku juga masih sakit hati padanya karena telah mengkhianatiku dulu, tapi sudahlah aku mencoba melupakan masalah itu."
"Tapi aku takut jika suatu saat nanti kamu akan...." Gita meneteskan air matanya tidak melanjutkan kalimatnya
"Sssstttt kamu jangan berfikiran aneh, aku akan selalu ada disamping kamu sayang jangan khawatir. Aku gak akan ninggalin kamu orang yang selama ini membuat hidupku berwarna lagi." Devin menenangkan Gita lalu memeluknya dan mengusap rambutnya.
"Janji?" Ucap Gita sembari mengacungkan jari kelingkingnya ke Devin.
"Iya janji." Devin mengaitkan kelingkingnya dengan Gita, lalu Gita tersenyum lebar.
"Yaudah sekarang aku buatin kamu minum, jangan nolak." Ucap Gita.
"Okeh okeh."
Tadinya Devin akan menolaknya karena agar bisa duduk lama bersama dengan Gita tapi Gita sudah memangkasnya jadi mau tidak mau Gita harus pergi ke dapur dulu untuk membuatkannya minum. Tak lama kemudian Gita pun keluar membawa nampan berisi dua gelas jus dan cemilan.
"Ini minumannya, maaf aku cuma bawa sedikit cemilan soalnya tinggal ini aja di lemari, hehe."
"Iya nggak papa kok, ketemu kamu aja dah bikin perut aku kenyang jadi gak nafsu makan."
"Ihhh kamu tuh ya, gombal mulu kerjaannya." Pipi Gita merona dengan gombalan Devin.
"Hahaha, kenapa itunya merah?"
"Apanya yang merah?" Gita melihat mukanya dikaca. Dan....
Cupp
Devin mencium pipi Gita sekilas, membuat Gita terkejut.
"Nah kan jadi tambah merah merona kayak gitu pipinya, hahaha."
"Ihhhhh Devin, usil deh awas aja kamu."
Hari sudah semakin malam, Devin berpamitan kepada Gita untuk pulang. Karena merasa tidak enak berada dirumah Gita larut malam.
HAI GUYSSS!!!!!
btw maaf ya di part yang ini sedikit hehehe
Cieee tadi Gita cemburu sm mantan Devin... entar kalo Devin balikan gimana? CLBK dung jadinya
Maap yak ngereceh wkwkwk
Ada yang kepo sama mantannya Devin kayak gimana??? Kasih tau nggak ya wehe
Buat kalian jangan lupa okeyyy buat VOTE & COMENT
#SEMANGAT READERS👌
Salam manis,
Ayuuuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
"WBM"
Romance"BAD GIRLS" panggilan yang tak asing ditelinganya. Seantero sekolah pun mengenalnya. Siapa lagi yang tak kenal dengan BIRGITA TALITA ARGANTARA dia tajir, pemilik sekolah, anak hitz, dan NAKAL.