Dokter keluar dari ruangan dengan raut wajah cemas dan Devin langsung bertanya kepadanya.
"Dok, gimana keadaan teman saya?"
"Pasien mengalami banyak kekurangan darah, kita harus mencari pendonor darah O karena persediaan kantong darah di Rumah sakit ini tinggal 1 sedangkan pasien membutuhkan 3 kantong lagi atau sama dengan 3 pendonor. Jika pasien tidak mendapatkan pendonor, saya tidak tau apa yang akan terjadi padanya hanya tuhan yang tahu." Jelas Dokter pada Devin.
Devin sempat merasa bingung karena dirinya tidak bisa mendonorkan darah, dikarenakan golongan darahnya A sedangkan Renata membutuhkan golongan darah O. Gita pun mendekat ke arah dokter ingin berbicara sesuatu.
"Dok, golongan darah saya O, bolehkah saya mendonorkan darah saya." Ucap Gita yang ditatap melas oleh Devin.
"Tapi setelah anda mendonorkan darah, anda akan merasakan lemas yang sangat berat bahkan tidak sadarkan diri selama beberapa hari dikarenakan pengambilan donor darah yang cukup banyak."
"Tidak masalah dok, saya siap." Ucap Gita mantap.
"Sayang kamu..."
"Tenang aja, aku pasti baik-baik aja kok." Gita tersenyum dan mencoba meyakinkan Devin bahwa dirinya baik-baik saja.
"Mari ikut saya ke ruangan."
Gita pun masuk ke ruangan seperti apa yang dikatakan Dokter. Sedangkan Devin menunggu di depan ruangan sambil mondar-mandir tidak jelas. Berdoa agar semuanya baik-baik saja.
Tak lama kemudian dokter keluar ruangan.
Deg... deg... deg...
Jantung Devin berdegup kencang serasa ingin copot. Ia takut mendengar penjelasan dokter jika terjadi sesuatu pada salah satu dari mereka. Pikirannya berkecamuk jadi satu. Dan akhirnya Devin pun memberanikan diri untuk bertanya pada dokter tentang keadaan mereka apakah baik-baik saja.
"Dok, emm gimana keadaan teman saya?" Terdengar suara Devin yang agak gemetar menanyakan hal itu.
"Sekarang pasien sudah mulai membaik, dan..." dokter tidak melanjutkan ucapannya.
"Dan apa dok? Jangan membuat saya penasaran." Devin semakin penasaran dengan perkataan dokter yang menggantung.
"Yang satunya lagi masih belum sadarkan diri setelah mendonorkan darahnya cukup banyak, tapi tenang saja dia akan baik-baik saja kita hanya menunggu sampai ia sadar." Sambung dokter menjelaskan.
"Boleh saya masuk dok?"
"Ya tentu, silahkan."
Devin pun masuk ke dalam ruangan disana terdapat 2 gadis yang terbaring lemah yang sempat menjadi bagian terindah dalam hidupnya, salah satunya adalah gadis yang dicintainya sampai saat ini, Gita. Devin berjalan menuju ke arah Gita yang masih terbaring disana, menutup matanya tak ada gerakan sedikit pun dalam tubuhnya. Devin menatap raut wajahnya yang pucat, mengusap kepala gadis itu dengan tatapan sendu dan berakhir dengan tetesan air mata. Devin menangis.
"Kenapa kamu lakukan semua ini sayang, kenapa?" Devin berkata dengan nada pelan sambil mencium punggung tangan Gita.
Ceklek...
Ada yang membuka pintu ruangan, tampak 2 gadis seumurannya mendekat ke arah dimana Devin dan Gita berada. Mereka adalah Vika dan Cika sahabat Gita.
"Gita kenapa lo jadi kayak gini?" Ucap Cika cemas sambil menyentuh pipi Gita.
"Devin ada apa sebenernya ini haa?bukannya tadi yang kecelakaan mantan lo Renata, kenapa Gita malah ikutan gak sadar kayak gini? Jelasin!"
Vita emosi ketika mendapati keadaan Gita yang tidak sadarkan diri dan meminta penjelasan pada Devin karena ini semua ada hubungannya dengan Devin dan Renata.
KAMU SEDANG MEMBACA
"WBM"
Romance"BAD GIRLS" panggilan yang tak asing ditelinganya. Seantero sekolah pun mengenalnya. Siapa lagi yang tak kenal dengan BIRGITA TALITA ARGANTARA dia tajir, pemilik sekolah, anak hitz, dan NAKAL.