Gadis bercepol itu tengah duduk manis di sebuah kursi yang terletak di teras rumahnya.Dengan pakaian kesual yang biasa di pakainya terlihat sangat pas di tubuhnya yang mungil.Gadis itu terkadang tersenyum sambil menatap layar ponselnya.Sambil menunggu seseorang April mengirim chat ke sahabatnya Bila.
Hari ini April dan Pandu akan keluar ke sebuah tempat entah dimana.Untuk belajar bersama sesuai perjanjian mereka.
Suara derung motor menghilangkan kesunyian di komplek perumahan itu.Seorang yang di tunggunya datang dengan mengenakan motor besar ala anak jalanan lengkap dengan jaket kulit yang terpasang di tubuh atletisnya.
"Yuk."Ajak April sambil berjalan mendekat.
"Gue pamit dulu sama orang tua lo."
"Gak usah.Gak ada orang di rumah."Pandu mengurungkan niatnya dan bersiap menyalakan motornya.
Pandu membantu April menaiki jok belakang dengan memberikan tangannya.Awalnya April menolak tapi akhirnya menerima bantuan Pandu.
"Pegangan."Perintah Pandu.April memegang jaket Pandu agar tidak terjatuh.
"Gak kayak gitu."Pandu meraih kedua tangan April dan melingkarkannya di pinggangnya.April merasa sangat canggung dengan hal itu.Itu bukan kebiasaan yang biasa gadis itu lakukan kecuali dengan Vian.
ºº♡ºº
Mereka sampai di sebuah apartemen yang sangat besar.April heran kenapa Pandu membawanya ke tempat itu.Awalnya ada rasa was-was di hatinya tapi setelah meyakinkan dirinya bahwa Pandu tidak akan melakukan hal aneh kepadanya walaupun Pandu anak yang nakal.
Gadis itu mengikuti langkah Pandu yang lebar.Berusaha untuk mensejajarkannya.
Mereka naik ke rooftop apartemen tersebut.April sangat tercengang melihat pemandangan dari atas sana.Walaupun masih sore,pemandangan itu sangat indah di pandang.
Ada sebuah kursi kayu lengkap dengan mejanya.Terletak di tengah.Mereka duduk dan April sibuk mengeluarkan buku dari dalam tasnya.Pandu hanya melihatnya dengan ekspresi santai.
"Ini gue udah nulis semua rumus dan pembahasannya dan semua itu kemungkinan besar bakal masuk di ulangan akhir."Jelas Pandu.
"Makasih kak."
"Kalau bukan karena perjanjian itu gue mah males buatin lo itu."
"Maaf."April menundukkan kepalanya dan tatapannya mulai sendu.Jika saja dia tidak lemah di pelajaran Fisika pasti perjanjian itu tidak akan terjadi.
Pandu merasa sedikit menyesal telah mengucapakan hal itu dan akhirnya memutuskan untuk menyuruh April mengerjakan latihan soal.
"Eeee...mending lo kerjakan soal ini biar melatih kemampuan lo."April mengangguk menurut.
Mereka sibuk belajar,Pandu kadang kesal dengan April yang sangat susah memahami rumus fisika.
"Gimana paham ngak?."Tanya Pandu.
"Dikit."Cengenges April.
"Yaudah gue pergi dulu bentar,lo tunggu di sini aja."
"Iya."
ºº♡ºº
April masih sibuk memecahkan soal yang ada di depannya.Otaknya rasanya ingin pecah melihat angka yang sangat memusingkan.
Karena lelah belajar fisika,gadis bercepol itu memilih mengistirahatkan otaknya.Awalnya April hanya membaringkan kepalanya dengan tangannya sebagai bantal,tapi karena lelah dan ngantuk April jadi tertidur.
![](https://img.wattpad.com/cover/165407492-288-k656659.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker Sunbae
Teen FictionSebuah kisah fiksi,yang menceritakan pengalaman hidup seorang gadis remaja yang masih sangat labil.Terlebih dengan yang namanya 'LOVE'.Ia bernama April Ranisya Khanza gadis berumur 15 tahun. Pada suatu kondisi yang tidak terduga,ia dipertemukan deng...