P9 : SEPATU♡

38 7 0
                                    


"Kok diam aja sih."Rahman menyenggol lengan April dan April hanya tersenyum singkat.

"Iya Bila emang cantik.Tapi dia belum pernah pacaran kak."Kalimat itu keluar begitu saja dari mulut April.

"Serius,jadi dia belum pernah suka sama cowok dong."Senyum terukir begitu tulus di wajah Rahman.

"Gak tahu deh."Jawab April cuek.

"Lo kan sahabatnya,masa gak tahu sih."Pria itu mengerutkan dahinya.

"Emang aku harus tahu dia suka sama siapa aja.Aku emang sahabatnya tapi aku gak mesti tahu semua tentang Bila."Kini nada suara April mulai tinggi.Menandakan dia sedikit emosi.Ralat,sangat emosi.

"Lo kok marah sih kan gue cuman nanya.Lo lagi ada masalah?."
Tanyanya yang sedikit merasa aneh dengan sikap April.

"Gak penting."April pergi begitu saja tanpa berpikir dua kali dan sedikitpun April tidak melihat Rahman,dia sangat kecewa dengan dirinya sendiri.

Terdengar suara Rahman yang terus memanggil nama April.

<<<*>>>

Sekarang,gadis berambut sebahu itu duduk di kursi sambil merasakan hembusan angin semilir yang menyejukkan pikirannya.Tidak ada orang selain April di rooftop.Memang ini yang dia inginkan,sendiri tanpa ada yang mengganggunya.

Hari ini rasanya sangat melelahkan.
Entahlah,terlalu banyak hal yang membuat April tidak mood.Rasanya April ingin berteriak untuk mengeluarkan semua unek-unek di hatinya.

"Haaaaaah...."April membuang nafas dengan kasar.Rasanya gadis itu ingin pulang dan tidur di kasur empuknya.

"Apa tadi gue bersikap keterlaluan yah sama kak Rahman,sampai ninggalin dia gitu aja lagi?."

"Auah..pusing gue mikirin dia mulu.
Gak April lo gak boleh suka sama kak Rahman karna dia itu suka sama Bila,sahabat lo sendiri.Lo nyadar gak sih kak Rahman itu gak punya rasa sama lo."April menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Lo ngapain ngomong sendiri kayak orang gila?."Suara orang itu sedikit berat,April dari tadi tidak sadar ternyata sejak tadi ada orang di belakang.

"Kak Pandu ngapain di sini?ngikutin aku kan?dasar kuker."Mata hanzel April terus menatap wajah Pandu yang kini ada di depannya.

"Sok tahu lo.Gue dari tadi di sini lo aja kali yang ngikutin gue."

"Gak usah liatin gue entar lo suka beneran lagi kan gue juga yang repot."Pandu terus memasang wajah datar dan dinginnya.

"Dasar muka dingin sedingin es batu."Ledek April dan pergi walaupun gadis itu belum ingin pergi.

"Nanti pulang bareng gue."Langkah April terhenti dan langsung melihat Pandu yang tersenyum ke arahnya.
Entah itu senyum tulus atau terpaksa agar April tidak menolak ajakannya.
Sungguh itu adalah senyum yang sangat sulit di tebak.

April hanya menaikkan kedua bahunya lalu kembali melanjutkan langkahnya.Pandu lagi lagi tersenyum melihat tingkah April.

<<<*>>>

April mengemas semua barangnya dan memasukkannya ke dalam tas bermotif Panda.April berjalan ke gerbang bersama Hana dan Diba.Bila,
gadis itu sempat pamit kepada mereka lalu pergi.

"Ril,emang Bila punya gebetan yah."
Tanya Hana sambil sesekali menoleh ke arah April."Gak tahu."

"Dia gak kayak biasanya aja pulang cepat gak ngasih tahu kita bareng siapa."Sambung Diba.

"Mungkin ada urusan kali."Jawab April sambil mengedarkan semua pandangannya untuk mencari seseorang.Kak Rahman mana sih tumben banget gak ada di parkiran...Batin April.

Stalker SunbaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang