Malika duduk didepan komputernya, raganya ada disini namun entah kemana fikiranya sekarang. Dan tak terasa sebutir air mata lolos keluar dari kelopak matanya.
Rina, sahabat Malika yang kebetulan lewat melihat Malika yang menangis dalam diamnya, Rina berjalan menghampiri meja kerja Malika.
"Kenapa Mal?" Rina memegang bahu Malika.
Malika seketika tersadar dari lamunannya, ia dengan cepat menghapus air mata yang sudah jatuh di pipi mulusnya.
"Ehm, ada apa?" Malika menatap Rina.
"Kamu kenapa?" Ulang Rina lagi.
"Gak pa-pa kok," jawab Malika.
"Masih berantem?" Tanya Rina, ya Rina tahu segala permasalahan sahabatnya ini karena Malika pernah menceritakannya.
"Gak kok," Malika mulai menyibukkan diri dengan komputernya.
"Kalau gak kuat mending lepasin aja Mal, fikirin perasaanmu juga," nasehat Rina.
Malika tersenyum menatap Rina, "Insyaallah untuk saat ini aku bisa Rin,"
Rina menghela nafas kasar, masih tidak percaya dengan sahabatnya ini yang begitu kuat menjalani cobaan yang menurutnya sangat berat ini.
"Pokoknya aku cuma bisa ngasih support ke kamu, kalau emang udah gak kuat lepasin aja, pikirin perasaan kamu juga," nasehat Rina.
"Iya Rin, makasih supportnya," Malika membalas dengan tersenyum tulus kepada Rina.
Setelah obrolan tersebut selesai, mereka kembali melakukan aktivitas mereka masing masing yang harus mereka selesaikan.
17:14
Malika mengendarai mobilnya untuk membelah jalanan kota Jakarta yang mungkin sedang ramai, karena jam segini biasanya banyak orang yang baru pulang kerja.
Malika melihat seorang perempuan berdiri di pinggir jalan, mungkin sedang menunggu taksi lewat. Dengan rasa berat hati Malika menghentikan mobilnya.
Malika membuka kaca mobilnya, "Masuk!"
Perempuan itu nampak terkejut melihat Malika yang ternyata didalam mobil tersebut.
"Eh mbak Malika, gak usah mbak saya nunggu taksi aja," tolak halus Naura.
"Udah gak naik aja, ada hal yang saya ingin tanyakan juga ke kamu," Malika mencoba meyakinkan.
Dan akhirnya Naura mau naik mobil Malika juga, setelah Naura naik Malika melajukan mobilnya untuk menuju rumah mereka.
Di dalam mobil terasa sangat canggung sekali untuk keduanya, sampai suara Malika terdengar, "Dari mana?"
Naura menatap Malika "Belanja bulanan mbak," Naura tersenyum.
"Dimana mbok Inem?" Tanya Malika lagi.
"Dirumah mbak, saya yang minta mbok Inem dirumah dan saya yang beli belanjaan," jawab Naura.
Malika hanya mengangguk anggukkan kepalanya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Seindah Surgamu (REVISI)
RomanceRanking ❤ 1 in #takdir [09/04/19] 2 in #takdir [06/04/19] 3 in #takdir [06/04/19] 3 in #spiritual [28/03/19] Sebagian cerita di privasi jadi follow dulu sebelum membaca. Cover by:@imchoxo Makasih udah buat cover yang menurutku keren banget:) Malika...