15 - TSS

27.1K 1.2K 78
                                    

Weekend pagi ini, Atha, Malika, Kanaya dan Naura berada di sebuah taman festival, dimana kamarin putri kecilnya itu merengek untuk diajaknya ke sini. Dan tentu saja Atha akan menuruti kemaun putri kesayangannya itu.

Taman festival ini cukup ramai, tentu saja, ini hari weekend, Malika memperhatikan sekitar, memandangi setiap pengunjung yang nampak bahagia dengan keluarganya. Malika tersenyum kecut melihat nasibnya.

Setelah beberapa kali menaiki wahana yang aman untuk putrinya yang baru saja menginjak usia enam tahun itu, Malika nampak senang melihat putrinya senang. Perhatian Kanaya terfokus pada rumah boneka.

Malika menghampiri Kanaya dan memegang bahu Kanaya, "Naya mau masuk?"

Kanaya menatap Malika dan kemudian mengangguk antusias, "Iya bunda Kanaya mau banget!"

"Yaudah kamu tunggu disini dulu, bunda beli tiketnya," Malika berjalan menuju ke tempat antrian tiket.

Setalah sampai Malika harus berbaris karena antrian cukup panjang, dan mata Malika tidak sengaja melihat Atha yang sedang mengobrol dengan Naura.

Lagi-lagi Malika tersenyum kecut, bagaimana dirinya bisa percaya lagi dengan suaminya? Laki-laki mana yang tidak akan tergoda dengan gadis cantik seperti Naura? Hanya laki-laki bodoh.

Malika menghela napas kasar, sudahlah dirinya ikut kesini untuk menenangkan hati dan pikirannya dengan melihat Kanaya tersenyum bahagia.

"Mbak maju dong!" Suara dari belakang Malika membuat Malika tersadar dari lamunannya.

"Owh iya maaf," Malika menatap laki laki yang tadi menegurnya.

Setelah cukup lama mengantri akhirnya Malika sudah mendapatkan dua tiket untuk masuk ke dalam rumah boneka.

Setelah cukup lama bermain di dalam rumah boneka Kanaya dan Malika keluar dan menghampiri Atha dan Naura.

"Ayah!" Teriak Kanaya sambil berlari.

Atha melihat putrinya yang berlari ke arahnya lalu dia tersenyum dan membuka tangannya agar putrinya bisa memeluknya.

Setelah sampai Kanaya langsung memeluk Atha dengan sangat senang, "Ayah tadi aku masuk kedalam rumah boneka, disana banyak sekali boneka."

Atha melepaskan pelukannya, "Oh iya? Tadi ayah cariin tuan putri ayah ini," Atha mengusap pucuk kepala Kanaya dengan sayang.

Lagi-lagi Malika di buat tersenyum kecut dengan perkataan Atha, pria itu mencari Kanaya? Omong kosong apa lagi itu, bukankah pria itu sedang asyik berbincang ria dengan istrinya itu? Ahh, sudahlah.

"Naya ikut bunda ke toilet yuk!" Ajak Malika pada Kanaya.

Kanaya menghadap pada Malika dan kepalanya menggeleng enggan, "Naya sama ayah aja bunda," jawab Malika.

Jujur saja, Malika tidak percaya dengan pria itu, bagaimana kalau Kanaya dia tinggal pria itu akan mengabaikan putrinya? "Naya mending ikut bunda aja yuk," ajak Malika sekali lagi.

"Sudahlah Mal. Kanaya biar sama mas aja, kamu seperti orang yang tidak percaya sama mas," jawab Atha.

"Memang!" Jawab Malika dalam hatinya, "Yaudah kalau begitu, saya titip Kanaya sebentar,"  hanya itu yang keluar dari mulut Malika.

Tak Seindah Surgamu (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang